Noah di bandara Soekarno-Hatta sedang menunggu penerbangan terakhir ke Kalimantan, sambil menunggu dia bertukan pesan dengan Alana. Sayangnya mereka tidak bisa terang-terangan bertemu karna Pak Tejo akan melaporkan tindakan pertemuan itu pada orangtuanya. Noah memilih untuk membooking kamar hotel yang tidak jauh dari rumah Alana. Disana mereka tinggal dirumah dinas yang mereka gunakan ketika berkunjung ke kebun.
Tak lama nama Noah dipanggil dia harus segera melakukan boarding, saat berjalan dia berpapasan dengan Ge yang juga akan ke Kalimantan, naluri bersiaga Noah mulai aktif, tentu dia tidak akan membiarkan Alana berdekatan dengan Ge.
*****
Dalam perjalanan pulang kerumah Alana bertukar pesan dengan Noah, ditengah-tengah itu ponsel Pak Tejo berdering, dia mendapatkan telpon dari salah satu tim IT yang mengatakan ada beberapa masalah pada websitenya. Dalam telpon itu Pak Tejo terlihat sangat marah, intonasinya semakin meninggi seiring mobil berjalan, Alana merasa sedikit takut dengan keadaan Pak Tejo yang seperti ini, jika dia berbohong sekarang pastilah dia akan menjadi sasaran dari Pak Tejo. Selesai menelpon Pak Tejo meminta maaf karna marah-marah di telpon.
"Iya gak apa-apa Pak. Masalahnya apa Pak?"
"Salah satu anak keuangan ada yang pake uang kantor buat selingkuh sama bawahnya"
"Orang keuangan?"
"Iya. Semenjak bukan Naya yang pegang anak keuangan tuh jadi ngaco"
"Jadi Pak Tejo harus kesana?"
"Gak perlu, saya sudah urus orang kesana. Besok pagi kamu ke kebun jam 10 pagi, cek produk yang udah dikemas. Abis itu kamu hubungin orang FOB, minggu ini harus dikirim produknya. 2 minggu kedepan kamu disini dulu aja, simpen dokumennya setelah dia lunasin pembayaran kamu urusin dokumen itu ke mereka" tutur Pak Tejo "Jangan ketemu Noah dulu, kamu akan sibuk disini beberapa hari" lanjutnya.
Alana hanya terdiam melihat layar ponsel yang mati. Mobil terus melaju ke jalan raya, ditengah malam yang gelap. Pak Tejo kini mulai fokus menyetir, Alana mencuri-curi kesempatan bertukar pesan ke Noah mengenai dirinya yang sibuk esok hari. Sampai dirumah Alana langsung pergi ke kamarnya untuk bebersih, saat sedang menggunakan skincare malamnya, ponsel Alana berdering nama Ge ada disana.
"Hallo Ri"
"Ya"
"Kamu di Kalimantan? Aku ada janji sama Om Alan besok kita bisa ketemu juga?"
"Papa baru aja terbang ke Singapura, beliau lagi sakit. Besok gue sibuk, kalo ada yang mau disampein diemail aja ke gue, Pak Tejo juga lagi urus hal lain"
"Kalo lusa ada waktu?"
"Lusa gue gak bisa pastiin"
"Oke aku tunggu kamu gak sibuk aja, nanti kabarin aja ya kalo udah gak sibuk"
"Oke" kata terakhir Alana sebelum menutup panggilan telepon lalu melanjutkan ritual skincarenya.
*****
Setelah selesai olahraga dan bebersih, Alana pergi ke kebun Vanilla milik Alan, dia membawa mobil yang dipakai Pak Tejo, saat mobil memasuki halaman kebun Alana merasakan vibe masa kecilnya, dia teringat waktu perkebunan itu mulai jaya, dulu Mama-nya sering bercerita bahwa awalnya Alan membangun perkebunan Vanilla dari hasil meminjam tanah ke orangtuanya. Selama kurang lebih 2 tahun Mama-nya dan Alan hidup sangat sederhana, sampai waktu panen tiba Alan mulai mengekpor hasil panennya ke negara Eropa, dari sanalah Alan membangun perusahaan kecilnya.
Alana masuk kedalam rumah vanilla, banyak petani yang sedang memaneh, langkahnya terus berjalan sampai pada pertengahan perkebunan dimana ada satu blok pohon yang menjadi pembatas antara blok yang siap panen dan yang belum siap panen.
"Ge?"
"Hai. Sorry ya ngak ngabarin" katanya sambil tersenyum membawa potongan batang vanilla.
Alana menatap batang vanilla yang dipegang Ge, dengan reflek Ge menurunkan batang itu ke lantai blok.
"Kan gue bilang gue sibuk"
"Ya tau kok, gabut aja dihotel lagian jadwal juga udah dikosongin hari ini. Gue kesana dulu ya bantuin mereka panen" setelahnya Ge pergi meninggalkan Alana.
Tanpa pikir panjang Alana langsung melanjutkan aktivitasnya, dia pergi membawa satu keranjang hasil panen dari seorang petani ke dalam ruang pemanggangan. Dalam ruangan dengan suhu yang agak panas itu biasa membuat siapa saja yang ada disana cepat berkeringat. Alana akan lama disana sambil mengecek produk yang akan diekspor.
Satu jam berlalu Alana masih ada disana berkutat dengan ratusan kilo produk yang tercetak. Beberapa saat kemudian pintu dibuka, sosok Ge ada disana dengan membawa sebotol air dingin dan handuk kecil untuk Alana dan beberapa orang di sana, Ge membawa itu dengan satu keranjang ukutan kecil.
"Kok masih disini"
"Diminum Pak Bu" kata Ge tanpa menjawab pertanyaan Alana. Ge memberikan handuk kecil dan minuman dingin ditanganya pada Alana.
"Jangan sampe dehidrasi" lanjutnya lalu pergi ke luar ruangan.
Alana menatap kepergian Ge sambil mengelap keringat yang mengalir di dahinya dengan handuk dingin pemberian Ge, setelahnya dia disibukan lagi dengan puluhan kilo vanilla bean.
Jam makan siang sudah datang, bertepatan dengan QC produk yang juga telah selesai dilakukan. Alana dan beberapa karyawanya keluar dari ruangan itu, melihat petani-petani sedang berkumpul bersama Ge, mereka makan siang bersama di pendopo kecil dekat pintu keluar dan parkiran. Entah apa yang mereka bicarakan namun mereka semua tertawa bahagia. Alana diajak petani lain untuk bergabung bersama mereka disana. Alana duduk dipintu masuk area pendopo tepat di sebelah Ge, pria itu memberikan sekotak makanan untuknya. Alana menerima dan memberikan ucapan terima kasih, setelahnya Alana mulai bergabung dengan perbincangan petani dan karyawan lainya. Mereka masih lanjut mengobrol bahkan ketika makanan mereka habis.
Mobil taksi masuk ke dalam kawasan kebun, Noah turun dari mobil taksi itu melihat Alana dan Ge yang berdekatan, ada perasaan perih dan kecewa yang singah dihati Noah. Dia melangkah mendekat kepada kerumauna orang itu, Alana merasakan ada seseorang yang datang dia membalikan badan menatap Noah yang berjalan mendekat ke arahnya.
"Hai No" sapa Ge.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pink Peanuts
ChickLitWE BACK TO THE END Alana melakukan kecerobohan dalam hidupnya dengan masuk kedalam cinta Noah yang menjadi kakak tirinya. Kisah cinta yang tumbuh dari sebuah sikap Noah yang tidak pernah dia dapatkan dari pria sebelumnya. Bahkan cinta pertamanya ber...