Chapter 22: Sakit.

36 6 2
                                    


"Apa-apaan ini Alana?" tanya Pak Tejo setelah melihat dua insan itu diatas tempat tidur yang sama.

"Pak kita bisa jelasin-" jawab Alana panik.

"Papa kalian tau? Sejak kapan kalian seperti ini? "

"Saya akan bilang ke Papa" jelas Noah "Setelah Papa pulang, saya akan bilang ke Papa"

"Noah!" teriak Alana panik.

Ponsel Pak Tejo berdering, dengan emosi yang masih memuncak Pak Tejo menujukan siapa orang yang menelpon.

"Kamu mau ngomong kan ke Papamu? Ini waktunya" kata Pak Tejo menangakat panggilan dari Alan lalu mengspeaker telpon.

"Tejo ini Lydia. Kamu bisa gak kembali ke Kalimantan sekarang? Mas Alan jaut dikebun, sekarang dia dirumah sakit" kata Lydia dalam telpon.

"Oke Mba" kata Pak Tejo menutup telpon.

"Aku ikut Pak" respon Alana setelah Pak Tejo menutup telpon

"Alana?" tanya Noah.

"Saya bisa urus diri saya Pak"

"Oke, itu lebih baik. Alana ikut saya kerumah, kita sewa naik heli dari sana. Kalian masih punya hutang penjelasan ke saya"

Pak Tejo keluar dari ruangan Noah dengan kecewa. Alana menatap sedih Noah, dia meminta maaf kepada Noah karna harus meninggalkannya.

"Gue bakal nyusul lue" jawab Noah menenangkan Alana.

"Gue pergi dulu No"

Alana berlari keluar ruangan rawat inap Noah.

*****

Alana masuk ke dalam kamar rawat inap Alan, dalam ruangan itu tidak terdapat orang. Alana keluar dan menemui suster jaga yang ada di dekat pintu masuk. Dari sana Alana mengetahui jika Papanya sedang dalam ruangan operasi. Alana berlari keruang tunggu operasi yang masih satu lantai dengan ruangan rawat inap Alan.

Di depan ruang tunggu operasi itu Alana melihat Lydia yang sedang menangis sambil berdoa. Alana berjalan mendekat ke Lydia. Menyadari ada orang yang berjalan ke arahnya Lydia mendongakan kepala, air matanya semakin mengalir melihat Alana yang berjalan sambil menangis. Lydia menghampiri Alana lalu memeluknya.

*****

Dokter masuk keruangan Noah dengan didampingi seorang suster, Noah masih berbaring termenung mengingat kejadian tadi pagi. Dia mengkhawatirkan Alana, mungkin saja sekarang dia sedang dalam masalah menghadapai Ibu, ditambah Pak Tejo yang akan memberitahukan hubungan mereka kepada Alan.

"Bapak Noah keadaanya sudah membaik, hari ini bisa langsung pulang ya"

"Iya Dok"

"Oh ya untuk teman Pak Noah kami sudah melakukan operasi darurat, karna kondisi pasien sangat kritis tapi dari pihak keluarga tidak ada yang datang"

"Rawat sebaik mungkin aja Dok, nanti biar administrasi saya yang urus"

"Baik kalo begitu saya permisi"

Dokter belum sempat keluar ruangan, namun pintu kamar rawat inap dibuka dari luar. Sheila berdiri dengan napas terengah-engah di depan pintu. Noah membulatkan mata ketika melihat Sheila dengan wajah panik pucatnya. Dokter dan perawat berjalan keluar melewati Sheila, setelahnya dia langsung menghampiri Noah yang masih terbaring.

"Kata dokter apa?" tanya Sheila langsung.

"Gak apa-apa, hari ini juga bisa pulang"

"Ada yang patah gak?"

"Gak ada Sheil. Lue ngapain disini? Emang gak kerja?"

"Aku panik waktu Reno bilang kalo lue kecelakaan"

"Dia tau darimana gue kecelakaan?"

"Aku gak tau, tiba-tiba pagi ini dia Whatsapp aku lue kecelakaan mobil"

"Apalagi?"

"Ya aku langsung kesini. Udah bilang juga ke Lana buat gak masuk kerja dulu hari ini. Nyokap lue udah tau?"

"Heem"

"Alana mana? Dia kok gak disini?"

"Papanya masuk rumah sakit, jatuh di kebun"

"Oh.. kalo kamu butuh bantuan kasih tau aku aja"

"Gak apa-apa gue bisa sendiri. Lue mendingan pulang aja, gue masih harus istirahat"

"Gak apa-apa aku temenin aja ya"

"Tersah. Jangan berisik, gue mau istirahat" kata Noah lalu memiringkan badan, Noah memejamkan mata lalu menghirup bantal dengan aroma sampo dari Alana yang menempel disana.

*****

5 Jam setelah operasi Alan sudah kembali tersadar namun beberapa bagian tubuhnya tidak bisa di gerakan, dokter berkata jika itu adalah effect paska operasi. Dalam ruangan rawat inap Alana dan Lydia berdiskusi agar memindahkan Alan ke rumah sakit di Singapura.

"Kebun nanti kamu aja yang urus Lan, ditemenin sama Pak Tejo. Sekalian kamu belajar urus perusahaan Papa juga" kata Lydia.

"Ibu bisa sendirian urus Papa disana?" tanya Alana serius.

"Beberapa temen ibu ada yang tinggal disana. Ada keluarga Om Herman juga disana"

"Oke. Aku urus surat rujukanya dulu ke bagian admin. Pak Tejo boleh minta tolong gak sewain Heli atau Privet jet, ke adaan kayak Papa gini gak mungkin nunggu pesawat"

"Saya cari dulu ya"

2 jam setelah mengurus administrasi Alan kini dibawa ke dalam mobil ambulance menuju bandara untuk menaiki pesawat jet yang disewa olehnya. Alana mengantar Alan dan Lydia sampai ke bandara mereka menggunakan mobil ambulance sementara Pak Tejo di belakang mereka menyetir dengan mobil perusahaan.

Dalam mobil, ponsel Alana berdering Noah menelpon, dia menanyakan keadaan Papa, Lydia bertanya balik setelah menjelaskan ke adaan suaminya. Noah sekarang sedang menguru administrasi dari teman yang kecelakaan bersamanya itu. Setelah mengobrol cukup lama, Noah menutup panggilan telponnya.

*****

Saat tengah mengisi administrasi data diri Noah menyadari jika perempuan itu bernama Niken dan dia masih berusia 17 tahun. Noah begitu terkejut dengan kebenaran itu. Dokter mengatakan jika perempuan itu mengalami patah tulang di kaki, dan untuk sementara Noah harus mengurus wanita itu juga. Noah menelpon Galih untuk membantunya mengurus Niken sementara dirinya akan pergi ke Kalimantan menemui Alana.

Sheila sedari tadi mencoba membantu Noah namun selalu ditolak, dan pada akhirnya Noah meminta bantuan untuk membantu mengurus Niken bersama Galih. Setelah urusan administrasi selesai Noah memutuskan untuk pulang dan berganti baju di rumah. Tujuan selanjutnya adalah Kalimantan menemui Alana.

Pink PeanutsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang