Chapter 7: Love Hate Reletionship.

44 4 0
                                    

Di dalam Gereja mereka duduk di bangku paling belakang, Noah memakai kemja putih dengan celana panjang hitam yang senada dengan Alana. Suara anak kecil masuk dan duduk di sebelah mereka, Ge datang bersama keluarganya duduk kursi satu baris dengan Noah dan Alana. Noah menatap Alana sementara Alana mencoba untuk biasa saja.

Setelah ibadah selesai, Noah keluar gereja sambil menggandeng Alana, namun ketika namanya dipanggil Alana menoleh, James Handoko adalah Papa dari Ge, orang yang memanggil namanya tadi.

"Maria? Om pangiling loh"

"Iya Om, kok Om di Jakarta bukanya udah tinggal di Bali?"

"Iya lagi kangen Jakarta aja. Papa kamu ada? Om mau minta maaf kemarin waktu acara pernikahanya Om gak dateng" jelas James.

"Papa lagi pergi Om, nanti Maria sampaiin ke Papa deh"

"Ya udah om permisi dulu ya. Mari" kata James sebelum pergi meninggalkan Noah dan Alana yang masih mematung. Ge yang sedari tadi ada di belakang James sambil menggendong anak kecil berusia sekitar 5 tahun terlihat tidak suka dengan perilaku Noah ke Alana.

Mereka kembali ke rumah, sepanjang perjalanan tidak ada perbincangan apapun antara Alana dan Noah di dalam mobil. Dalam rumah Alana langsung masuk ke dalam kamarnya, Noah masih tidak terbiasa dengan sikap dingin Alana. Noah berinisiatif untuk pergi menemui Mba Yani, mencari tahu makanan kesukaan Alana.

Pukul 9 malam pintu kamar Alana di ketuk, dia yang sedang menggunakan sheet mask membuka pintu dan kaget ada Noah di depan kamarnya membawa bungkusan makanan.

"Martabak mau?" tanya Noah.

Alana yang sedang melakukan diet tergiur dengan martabak yang dibawa Noah "Tahu dari mana gue suka martabak?"

"Mba Yani. Abis dari tadi siang muka lue ditekuk mulu" jawab Noah.

"Bentar" Alana kembali menutup pintu kamar. Beberapa detik kemudia dia kembali membuka pintu dengan wajah yang tidak lagi dilapisi sheet mask. Mereka turun kebawah lagi, memutuskan untuk bermain PS sambil makan martabak yang tadi Noah beli. Malam semakin larut Alana sudah menguap, dia memejamkan mata saat Noah ke dapur untuk mengambil minum lagi. Melihat Alana ketiduran di sofa membuat Noah sedikit kasihan, dia memperhatikan wajah teduh Alana saat tertidur, lalu membawa Alana masuk ke dalam kamarnya.

Pagi sudah tiba Alana terbangun pukul 05:10 dia bingung karna sekarang sudah ada di kamarnya. Alana pergi bersiap ke gym yang ada di lantai 2 lalu berolahraga sebelum akhirnya pergi mandi dan bersiap ke kantor. Dari kaca ruang gym dia melihat mobil Noah sudah keluar rumah, sambil berjalan di treadmill Alana memperhatikan lajur mobil Noah dari kejauhan. Pukul 8:00 Alana sudah berada dikantornya, sebuah pesan masuk dari pak Tejo yang mengatakan jika di jam istirahat ada orang yang mau menyewa salah satu lantai di gedung itu. Hari itu Pak Tejo ada di Kalimantan dan Alan hanya mempercayai Alana untuk menemui orang itu. Alana mengiyakan tanpa bertanya terlebih dahulu siapa orang calon penyewanya.

Jam istirahat makan siang tiba, Alana sudah bersiap di lobby menemui calon penyewa. Alana cukup kaget dengan kedatangan Ge dan beberapa orang lain yang tidak Alana kenali. Mereka berjalan menuju kearahnya, salah seorang dari mereka menyapa Alana memperkenalkan diri dari perwakilan perusahaan keluarga Handoko. Alana membawa rombongan itu memasuki lantai yang akan di sewa. Mereka masuk sambil melihat-lihat dan bertanya mengenai lantai dan fasilitas yang ada disana.

Alana menjelaskan dengan professional, setelah puas berkeliling Ge mengajak Alana makan siang bersama mereka.

"Tidak terimakasih karna saya masih banyak pekerjaan" kata Alana menatap tajam Ge.

Mereka yang ada disana mencoba mentralkan suasana dengan berpamitan pulang, Alana masih professional membawa mereka kembali ke lobby. Di dalam lift, Ge menatap sedih pungung Alana. Selesai mengantar mereka Alana buru-buru masuk ke kamar mandi, menuangkan emosinya yang sedari tadi ia tahan. Alana menangis di dalam bilik kamar mandi, setiap kali bertemu dengan Ge, Alana seperti kembali terlempar pada kejadian malam itu, sikapnya kepada Ge tidak membuat perubahan apapun, dia mengantur napas untuk menangkan diri mengingat jam istirahat akan segera selesai.

Pink PeanutsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang