ADEGAN DEWASA!!
.
.
.Berjalan di lorong gelap hanya bermodalkan cahaya rembulan sebagai penerangan. Langkah kakinya begitu ringan, seakan menari menapakkan kaki pada karpet merah yang digelar sepanjang kakinya melangkah. Langkahnya seringan bulu diatas permukaan daun.
Keluar dari kamar Kyree, lorong panjang menyambutnya. Aneh sekali, lorong itu memiliki pencahayaan sementara ruangan lain tampak gelap. Selain itu, sepertinya lorong ini cukup istimewa. Potret dibingkai mahal menempel di sepanjang dinding sampai ujung.
Sheri pun penasaran. Ia mendekat ke salah satu potret terdekat untuk melihat gambar siapa yang tertera disana. Seorang wanita, berambut pirang, memakai pakaian serba putih, dua sayap di punggungnya, dan background langit.
Malaikat?
Awalnya seperti itu dugaan Sheri, namun lama-kelamaan setelah diamati, satu persatu potret menunjukkan gambar model yang sama. Seorang wanita dengan rambut pirang memegang lentera, bersayap, berbaju putih, menuggang kuda, memegang mahkota, memegang pedang, bergaya, dan masih banyak lagi.
"Apa? Ini semua aku?!" pekik Sheri menyadari bahwa semua portret tersebut adalah gambarnya. Ia memalingkan wajahnya, menatap Kyree berharap mendapat penjelasan darinya.
Akan tetapi bukannya penjelasan, yang didapat Sheri malah senyum manis dari wajah yang perlahan kembali seperti manusia.
Ini gila!
Sheri langsung berlari, ia kemudian berbelok di satu ruangan, dapur adalah tempat yang ia jumpai. Di atas meja dapur terlihat roti lapis (sandwich) dan buah segar, tampak sangat menggiurkan seolah memang ditempatkan disana untuk seseorang. Dapur sangat sepi, tengah malam adalah waktu dimana semua penghuni mansion berisitirahat.
"Kyree, apakah mansionmu memang sesepi ini?" tanya Sheri penasaran, ia berjalan masuk menuju meja dapur mengamati roti lapis yang terlihat masih baru.
Di belakang, wajahnya tertutup oleh bayangan, Kyree tersenyum buas. Melihat Sheri bagai melihat burung kecil yang menari-nari penuh rasa ingin tahu tentang sangkar barunya.
"Tidak. Disini diberlakukan jam malam sehingga saat tengah malam, seperti inilah suasana mansion.""Oooh seperti itu. Lantas siapa yang menyiapkan roti lapis ini? Ini terlihat baru," ucap Sheri seraya menyentuh piring saji.
"Aku menyuruh kepala koki untuk menyiapkan makanan sebelum jam malam." Kyree beranjak menghampiri. Sheri yang terlalu fokus mengamati roti lapis tersebut tidak tahu bahwa sang predator sudah berpindah tempat di belakangnya.
Dua tangan kokoh menjepitnya diantara meja.
"Apa aku boleh memakannya?" tanya Sheri tanpa berbalik. Ia hanya pura-pura tenang padahal hatinya sangat bergemuruh. Rasanya sungguh tidak nyaman berada di dalam dominasi seseorang seperti ini.
Rasanya baru kemarin ia berlagak seakan lebih berkuasa dari Kyree, namun sekarang meja sudah berbalik. Disini adalah daerah kekuasaan sang Duke, tempat dimana apapun yang terjadi berada di bawah otoritasnya. Sejak awal Kyree tak pernah terdomiansi, dia hanya ingin melihat sejauh mana kepolosan dari perempuan ini.
Tangannya lantas mengambil roti tersebut.
"Tentu.""Kamu bilang tentu tetapi kau yang mengambilnya. Berikan padaku, aku akan memakannya," ucap Sheri seraya mencoba mengambil roti lapis tersebut dari tangan Kyree.
Tiba-tiba Kyree menaikkan tangannya, memposisikan roti itu sangat tinggi, lalu satu tangannya menarik pinggang Sheri dan memeluknya.
"Aku akan menyuapimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Calamity's Obsession ✓
Romance"Jika ingin aku menyelesaikan novelnya, setidaknya kutuk aku menjadi pemeran utama! Mengapa aku harus menjadi tokoh figuran yang ditakdirkan mati pada bab pembukaan!" Sheriana Sirius, seorang penulis web-novel yang dikutuk oleh pembacanya karena tid...