Suasana ramai perkotaan menjadi lagu keseharian seorang perempuan berusia 23 tahun dengan ransel biru lusuh, Hoodie hitam, celana kasual, sepatu kets, dan kacamata.
Ia berjalan seraya bersenandung ria, menari-nari penuh kegembiraan di jalan trotoar. Sampai di sebuah toko, ia pun berbelok dan masuk ke sana. Bunyi dari lonceng berdering tanda pengunjung masuk terdengar telinga pemilik toko tersebut.
"Sheriana!" Miranda memekik dari meja kerjanya.
"Yo! Miranda!" Sheri lantas menghampiri sahabatnya tersebut. "Loh? Kamu bosnya kenapa kamu ikut kerja?"
Miranda memutar matanya malas. "Lo liat nih mata gue kayak panda? Ini gegara kemarin si Luis ngilangin file penting dari novel yang mau diterbitkan! Jadi ini semua pada sibuk nyari filenya!"
Luis yang merasa bersalah hanya bisa menggaruk kepalanya seraya tersenyum konyol. Dia tampak sudah puas dimarahi oleh Miranda sejak kemarin. Sheri pun mengalihkan pandangannya dan melihat sekeliling.
"Pantas saja ramai."
"Btw, apa yang buat Lo datang kemari?"
"Oh, itu. Aku ingin menerbitkan novelku."
"Hm? Novel mana? Tumben Lo ga kasih tau gue duluan kalo mau menerbitkan novel lagi?"
Sheri hanya tersenyum seraya memberikan flashdisknya. "Ini rahasia, aku udah PO di situs aku dan yang ngantri setidaknya ada 50 orang. Nah, untuk detilnya udah aku siapkan di berkasnya. Bagaimana?"
Meski penasaran, Miranda pun mengangguk setuju. "Sama gue semua beres!"
"Kalo gitu aku pamit dulu ya, aku harus pergi ke kampus."
"Ya! Take care!"
Sheri meninggalkan percetakan Miranda. Ia lantas berjalan kembali di trotoar dengan hati senang.
Memang tak mudah baginya move on dari perasaan yang terasa nyata. Butuh setidaknya hampir satu bulan untuknya menata kembali rasa di hatinya. Rasa tentang kebersamaan, obsesi, cinta, kesedihan, konflik, dan keberanian. Rasa tentang sesuatu yang menggelitik di dalam hatinya, tentang kehidupannya di dunia bernama Avara.
Sheri tidak pernah menyesali tindakannya. Dia senang dengan pengorbanannya ia bisa menyelamatkan banyak nyawa. Meski mungkin, ada satu orang yang akan sangat kehilangan, namun Sheri percaya bahwa orang itu akan datang menemuinya sesuai janji yang telah ia ucapkan.
Hari-hari dilaluinya seperti biasa, menjalani hidup normalnya sebagai seorang penulis nolep dengan gelar cewek Nerd yang hobi nge-game dan menulis web-novel, Sheri mulai kembali menjalani hidup normalnya di dunia ini. Dia melakukan apa saja hal-hal yang pernah sangat ia rindukan sewaktu bertransmigrasi.
Mulai dari bermain game, naik bianglala, makan permen kapas, dan melanjutkan kuliahnya. Dia menikmati hidup hasil dari jerih payahnya sendiri tanpa ada lagi gangguan-gangguan yang dahulu pernah membuatnya sangat terpuruk.
Mulai sekarang Sheri akan tetap hidup dengan tanda yang Kyree tinggalkan pada tubuhnya. Tanda dimana dia sudah diklaim kepemilikan oleh seorang Duke monster mengerikan.
Semua pasti akan baik-baik saja.
Ya, semua akan baik-baik saja.
~×~
Kyree Maximillian, kamu akan terus hidup di dalam karyaku. Kamu akan abadi, semua orang akan mengenalmu, dan kamu akan mendapatkan banyak cinta dari mereka yang membaca tentang kisah hidupmu.
Aku, Sheriana Sirius, kenanganmu akan aku bawa hingga akhir hayat ku.
Maka dari itu, Selamat tinggal, kekasihku.
.
.
.~×~
Sheriana Sirius, engkau begitu mudah menyimpulkan segala sesuatu. Batas kematian saja akan aku lalui jika itu demi untuk terus bersamamu.
Maka jangan pernah mengucapkan selamat tinggal. Karena aku, pasti akan datang kepadamu.
Tunggu aku, kekasihku.
~×~
.
.
.
.~END~
S1- CALAMITY'S OBSESSION
DONE!
(03.09.2023)
S2 - NO ESCAPE
(05.09.2023)
TO BE CONTINUED
KAMU SEDANG MEMBACA
Calamity's Obsession ✓
Romansa"Jika ingin aku menyelesaikan novelnya, setidaknya kutuk aku menjadi pemeran utama! Mengapa aku harus menjadi tokoh figuran yang ditakdirkan mati pada bab pembukaan!" Sheriana Sirius, seorang penulis web-novel yang dikutuk oleh pembacanya karena tid...