Pagi-pagi buta, seperti yang Sheri rencanakan, ia keluar dari Chamber Azura setelah meninggalkan catatan. Penjagaan tak begitu ketat karena banyak penjaga yang sudah mengantuk, beberapa dari mereka bahkan terlihat terlelap sambil berdiri.
Dengan membawa buah melon, Sheri menyembunyikannya di balik dress tidurnya sehingga membuatnya tampak seperti ibu hamil. Ia juga membawa selimut tipis untuk menutupi wajahnya dan berjalan pelan selayaknya ibu-ibu bunting. Tak lupa dua timba air besar di kedua tangannya, ia berhasil menarik perhatian penjaga Chamber tahanan.
"Anda hendak kemana? Boleh saya antarkan?" salah seorang penjaga menawarkan bantuan sesaat setelah melihat seorang wanita hamil tengah tergopoh-gopoh kesulitan membawa dua timba besar di kedua tangannya.
"Tidak terimakasih, saya ingin pergi ke sumur untuk mengambil air," jawab Sheri dengan suara yang dibuat-buat.
Peraturan istimewa kuil.
Prioritaskan anak kecil dan ibu hamil. Barang siapa yang mengabaikan seorang ibu hamil yang tengah kesulitan, dewa akan menurunkan hukuman langsung kepada mereka. Sumpah yang mereka junjung disaat pelantikan sebagai ksatria suci akan mengikat jiwa mereka selamanya pada aturan kuil.
Maka demikian, kedua penjaga itu langsung meletakkan senjata mereka dan memohon sambil memelas.
"A-anda tengah mengandung, tolong berikan pekerjaan ini kepada kami. Anda beristirahatlah di Chamber anda, kami akan melakukan pekerjaan ini," ucap salah seorang ksatria yang berwajah pucat, takut akan hukuman dewa.
Meski para pendeta wanita tidak menikah, bukan berarti tidak ada ibu hamil di dalam kuil. Mereka yang tinggal di kuil Sanctuary tidak hanya para pendeta saja. Ada pelayan, orang malang, dan ibu pembantu. Mereka tidak sepenuhnya terikat pada aturan kuil seperti Sheri.
Memanfaatkan aturan yang berlaku, Sheri berusaha tarik ulur agar mereka tidak curiga.
"Ah baiklah jika kalian memaksa. Tolong isi air di bak kamar mandi belakang gudang ya ^^"
"Siap! Laksanakan!"
Mereka langsung meninggalkan tempat. Sheri memanfaatkan pergantian kekosongan penjaga ini dengan sigap. Segera ia menyelinap masuk sebelum penjaga baru datang.
Setelah berhasil menyelinap, ia mencari kamar yang berpenghuni. Setidaknya ada perbedaan antara kamar berpenghuni dan tidak. Namun sepertinya, semua kamar sama saja! Tidak ada satupun cahaya dari kamar-kamar ini.
(゜o゜; apa apaan ini??!! Bukankah Kyree berada di salah satu kamar ini?!
Daripada menebak-nebak, Sheri langsung bertindak dengan mengetuk satu persatu pintu sambil berbisik. "Kyree, ini Sheri."
Tiga pintu sudah terlewat. Giliran di pintu ke empat, Sheri dikejutkan saat tiba-tiba saja pintunya terbuka sebelum ia mengetuk. Tangannya ditarik paksa, masuk ke dalam kamar yang langsung terkunci rapat.
"Uph!"
Wajahnya didekap menabrak dada seseorang. Dada bidang sangat keras tetapi tidak sampai menyakiti hidungnya. Bau semerbak wangi krisantemum menggelitik hidung Sheri.
"L-lepaskan!" Sheri mendorong orang yang tiba-tiba menariknya dalam pelukan. "Wah gelap sekali, aku tidak bisa melihat apa-apa. Setidaknya nyalakan pencahayaan!"
Seperti halnya orang yang baru saja dari luar ruangan lantas masuk ke dalam ruangan gelap, matanya butuh waktu untuk menyesuaikan dengan pencahayaan yang ada.
Ketika matanya sudah mulai terbiasa dengan cahaya redup yang menyinari ruangan, ia mendapat gambaran seorang laki-laki menjulang tinggi berdiri di depannya dengan pakaian kemeja hitam dengan beberapa kancing terbuka dan mata Amber yang merefleksikan cahaya, hampir seperti mata itu menyala terang. Mata itu terlihat sangat bersemangat, dipenuhi dengan emosi aneh yang tak mampu dijabarkan hanya dengan satu kalimat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Calamity's Obsession ✓
Roman d'amour"Jika ingin aku menyelesaikan novelnya, setidaknya kutuk aku menjadi pemeran utama! Mengapa aku harus menjadi tokoh figuran yang ditakdirkan mati pada bab pembukaan!" Sheriana Sirius, seorang penulis web-novel yang dikutuk oleh pembacanya karena tid...