Sejak hari itu, Sheri tinggal di dalam kuil. Dia tinggal di ruangan persegi dengan alas tidur berupa matras dari selimut yang ditumpuk 3 lapis. Di dalam ruangan itu terdapat meja kecil menghadap jendela sebagai ventilasi, tempat lilin tua, dan kursi kecil. Ruangan yang sangat sempit untuk dihuni banyak orang, namun cukup untuk tidur bagi 2 orang kurus sepertinya dan Eldo.
Berkat bantuan Azura, Eldo bisa dijemput datang ke kuil. Eldo sendiri tidak percaya bahwa kakak perempuan gelandangan yang dulu pernah berbagi tempat berteduh dengannya kini mengajaknya tinggal di kuil yang nyaman dan bersih.
Eldo menangis dalam pelukan Sheri karena terharu. Dia akhirnya memiliki keluarga baru. Mereka berdua berbagi nasib yang sama sehingga ikatan diantara mereka sangat kuat.
Sebagai bentuk balas budi, Sheri dan Eldo rajin membersihkan kuil. Mereka membantu tukang kebun untuk membersihkan halaman kuil. Tak butuh waktu lama untuk mereka berdua menjadi akrab dengan penghuni kuil Sanctuary.
Meski hanya memiliki satu tangan, Eldo bekerja dengan baik. Dia anak yang sopan dan ceria, membuat siapapun jatuh cinta akan tingkah polos dan menggemaskannya.
Cuaca cerah, Sheri suka tempat ini. Dia dengan pakaian tugasnya menyapu bersih halaman tempat ia ditugaskan. Ia bersenandung senang dengan rambut pirangnya diikat tinggi dengan bandana, serta sepatu dari kulit yang melindungi kakinya dari batu kerikil.
Sudah satu minggu semenjak ia dan Eldo tinggal di dalam kuil. Mereka bekerja keras membantu pekerjaan yang sekiranya dapat mereka lakukan. Terkadang tukang kebun suka melihatnya dan Eldo bekerjasama sehingga dia memberi mereka koin perak untuk ditabungkan atau untuk membeli keperluan.
Memang aneh, tetapi hubungan mereka dengan penghuni kuil dapat dikatakan sangat baik. Sheri menghormati tiap pendeta yang berlalu lalang lewat, dan para pendeta juga tidak mengganggunya. Hanya mungkin beberapa calon ksatria suci yang jahil mengganggu pekerjaannya dengan mengobrak-abrik dedaunan yang sudah ia kumpulkan.
Tapi apa itu membuatnya emosi? Oh tentu tidak!
Aku bahkan pernah kehilangan 207 ribu kata dari novelku karena pemadaman listrik!( '◡‿ゝ◡')
Sebagai seorang penulis, mental Sheri sudah sangat kebal. Dia akan membersihkan kembali dedaunan yang diberantakkan oleh mereka.
Kuil Sanctuary sangat besar. Kuil ini terbagi menjadi tiga bagian utama. Di sebelah barat terdapat kamp pelatihan untuk calon kstaria suci. Di tengah terdapat kuil utama tempat pemujaan, dan di sebelah timur tempat para penghuni kuil tinggal sebagai tempat mereka beraktivitas seperti tidur dan memasak yang disebut Chamber.
Masing-masing tempat dibatasi oleh pagar besi dan hanya pemilik tanda pengenal saja yang boleh melewati setiap gerbang. Beberapa tempat dan ruangan di dalam kuil hanya boleh dimasuki oleh orang-orang tertentu sehingga tanda pengenal mereka cukup istimewa.
Sheri sendiri tidak penasaran dengan ruangan tersebut. Dia sudah merasa bersyukur diperbolehkan tinggal di dalam kuil Sanctuary tanpa perlu peduli tentang keamanan dan kelaparan.
Kehidupan di kuil juga terasa sangat menyenangkan bagi Sheri karena Azura akan berkunjung setiap hari. Terkadang Azura akan membawa makanan untuk dimakan bersama atau sekedar menunjukkan setangkai bunga yang mekar di kebun utama, tempat dimana Sheri tidak diperbolehkan masuk.
Sebagai teman yang baik, Sheri mengangguk senang. Dia mendengarkan banyak cerita dari Azura. Pertemanan mereka pun terjalin dengan baik.
~×~
Sudah dua minggu Sheri tinggal di kuil. Berkat informasi dari Azura, Sheri mengetahui bahwa Duke of Ante akan pergi dari kuil hari ini. Menggunakan informasi tersebut, Sheri akhirnya berani keluar dari zona aman. Zona dimana ia tidak akan bertemu ataupun berpapasan dengan Kyree.
KAMU SEDANG MEMBACA
Calamity's Obsession ✓
Romance"Jika ingin aku menyelesaikan novelnya, setidaknya kutuk aku menjadi pemeran utama! Mengapa aku harus menjadi tokoh figuran yang ditakdirkan mati pada bab pembukaan!" Sheriana Sirius, seorang penulis web-novel yang dikutuk oleh pembacanya karena tid...