Kesedihan Sheri semakin mencekik. Dia merasa sangat bersalah telah menulis takdir Kyree begitu menyedihkan. Sangat menyesakkan di hati saat engkau tahu bahwa kehidupan seseorang hancur akibat perbuatanmu.
Rasa bersalah itulah yang membuat Sheri memiliki keberanian untuk membela Kyree. Ia tak peduli akan dicap tidak sopan kepada putera mahkota. Dari apa yang Sheri tangkap, sepertinya Castiel sangat membenci Kyree. Dan asal kebencian itu berasal dari ketikan jarinya menulis masa lalu kelam mereka berdua.
"Dunia ini harus seimbang. Jika ada cahaya, selalu ada kegelapan. Semua harus pada takaran yang tepat, dan dewa pun tahu itu. Itu sudah menjadi hukum alam. Ada kehidupan ada kematian, ada kekuatan suci ada kekuatan gelap. Selama semua ada pada takaran yang tepat, dunia akan terus berputar."
Castiel semakin tidak suka. Alisnya berkedut saat Sheri mengguruinya begitu saja. Gadis ini jelas tidak tahu dimana posisinya saat ini. Ia geram, sangat geram.
"Tidak tahu diri."
"Aku sangat tahu diri, kau saja yang enggan menerima kenyataan," Sheri tak tahu apa itu rasa takut, dia menjawab dengan sangat berani.
Dia sudah muak dengan orang-orang berkuasa yang menganggap dirinya superior, menjunjung terlalu tinggi egonya, mengklaim sesuatu sebagai salah hanya karena itu bertentangan dengan kehendaknya. Sheri sudah muak, dia jenuh dengan manusia seperti itu.
Castiel sendiri tersentak kaget. Baru kali ini ada orang yang dengan beraninya mengolok-oloknya segamblang ini.
Sheri sendiri juga tahu bahwa posisinya sangat aman. Jika Castiel menghukumnya, maka hal tersebut akan menimbulkan kekacauan di dua pihak. Ia akan mendapatkan bantuan dari kuil Sanctuary karena ia adalah orang suci yang bertemu dengan dewa, dia mendapatkan perlindungan mutlak dari posisinya tersebut. Itu sebabnya Sheri membawa lenteranya hari ini sebagai pengingat sekaligus penguat mentalnya.
"Wah... Wah... Wah..." Castiel bertepuk tangan. "Sungguh luar biasa. Kesombonganmu memang sangat mirip dengannya. Itu sebabnya kalian menjadi dekat, bukan?"
Sheri langsung paham siapa dia yang dimaksudkan. "Tidak, aku menolak disamakan dengannya." Penolakan untuk kedua kalinya.
"Jangan menentang apa yang aku katakan!"
"Loh, kenapa marah?" tanpa sadar Sheri berbicara informal.
Karena dia itu maniak gila yang bahkan meracuni seorang gelandangan disaat pertama mereka bertemu, mana mungkin aku sama dengannya!
"Haha... Baiklah baiklah," ucap Castiel seraya menyuruh semua pelayan untuk pergi dari ruangan. Mereka dengan patuh meninggalkan Castiel berdua dengan Sheri, kecuali dua penjaga Sheri dari kuil Sanctuary. Mereka hanya mendengarkan perintah dari orang suci, bukan dari putera mahkota.
Mata Castiel terlihat seolah menyala-nyala dengan warna emas. Ekspresi wajahnya berubah menakutkan, membuat Sheri merasa tambah tidak nyaman dan merinding.
Castiel seperti akan melakukan sesuatu yang buruk.
"Apa yang ingin anda lakukan?"
Castiel menatapnya seraya tersenyum. "Ya? Tidak ada, hanya sedikit uji coba. Aku ingin mencoba produk bagus satu ini."
"Produk?"
Prok — bruk
Hanya dengan satu tepukan tangan Castiel, Sheri langsung ambruk tak sadarkan diri.
~×~
Tubuhnya berat, sangat berat. Semerbak bau anyir darah tercium indera penciumannya. Rasanya sakit, tangan kanannya terasa begitu berat, seakan ia tengah memegang sesuatu yang tak biasa ia pegang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Calamity's Obsession ✓
Roman d'amour"Jika ingin aku menyelesaikan novelnya, setidaknya kutuk aku menjadi pemeran utama! Mengapa aku harus menjadi tokoh figuran yang ditakdirkan mati pada bab pembukaan!" Sheriana Sirius, seorang penulis web-novel yang dikutuk oleh pembacanya karena tid...