Matahari menyapa. Kemilau warna emas membalut lembut tubuh lemah tidak berdaya dari seorang perempuan dewasa yang tengah membungkus dirinya menggunakan selimut selayaknya kepompong.
Perempuan itu perlahan menggerakkan tubuhnya yang terasa ngilu. Dia membuka matanya perlahan, melihat langit-langit kamar yang tidak asing.
Kamar apartemennya.
Melirik sedikit, jam dinding menunjukkan pukul 09:32 , sudah hampir menjelang siang.
Sheri mencoba untuk bangkit, perlahan dia menemukan keseimbangan dan akhirnya dapat duduk dengan benar. Bagian bawahnya terasa sangat ngilu, seperti ada sesuatu yang mengalir dari sana.
Pikirannya masih belum terkoneksi sepenuhnya. Dia tampak masih linglung dan tidak cukup sadar, hanya duduk dengan kepala mengangguk-angguk mencoba untuk menangkap sepenuhnya kesadarannya kembali.
"Hm?" matanya terbuka perlahan.
Ia menoleh ke sekitar tempat tidur. Dibukanya selimutnya, tubuhnya tidak mengenakan pakaian apapun. Bercak merah di sekujur tubuhnya tampak seperti ia mengalami alergi, namun ia tahu ini bukan alergi. Ini adalah bekas cinta yang ditinggalkan oleh seseorang secara sengaja.
"Kyree?"
Bibirnya memanggil nama seseorang. Cukup lama, tidak ada jawaban.
Sheri yang semula masih sangat malas untuk sekedar membuka mata mulai memanggil lagi, berpikir bahwa sang pemilik nama tidak mendengar panggilannya.
"Kyree? Aku sudah bangun."
Tetap tidak ada jawaban. Sheri mulai perlahan bergerak. Mengabaikan kakinya yang masih belum begitu kuat untuk berjalan, ia menyeret selimut untuk menutupi tubuhnya seraya turun dari tempat tidur dan keluar dari kamar.
Menoleh kesana-kemari, tidak ada jejak siapapun di dalam ruang apartemennya.
"Apa dia pergi keluar mencari makan? Apa dia punya uang?"
Terlintas sejenak pikiran tersebut, Sheri langsung menampiknya. Tidak mungkin Kyree bisa keluar begitu saja. Memangnya ada tempat di dunia ini yang bisa ia tuju selain tempatnya?
Lalu, kemana dia pergi?
Panik. Sheri langsung melemparkan selimutnya dan mencari di setiap ruangan.
"Kyree! Kyree!"Ruangannya tidak begitu besar, seharusnya jika memang ada orang di dalam sini selain dirinya, orang itu akan segera terlihat dan terdeteksi. Namun sayang, sosok yang dicari oleh Sheri tak kunjung menampakkan dirinya.
Seolah Kyree memang telah meninggalkan tempat ini.
Gugup, panik, bingung. Sheri menoleh kesana-kemari seperti orang gila mencari sesuatu. Dia bahkan sempat terpikir untuk memanggil polisi saking bingungnya dia. Berjalan kesana-kemari, mondar-mandir tidak jelas memikirkan kemana sekiranya Kyree pergi. Ia mencoba untuk mengingat apa saja yang terjadi semalam.
Dan ketika ia mulai sepenuhnya ingat kejadian semalam, Sheri pun langsung terdiam.
Semalam, sepertinya Kyree berucap sesuatu sebelum ia kehilangan kesadaran. Sheri mencoba mengingat apa yang sekiranya Kyree ucapkan.
"Aku pasti akan kembali..."
"Selama itu..."
"... Tunggulah aku."
Pasti kembali?
Sheri terperangah, ia tertegun diam saat ia teringat apa yang diucapkan oleh Kyree. Jadi benar, laki-laki itu pasti hanya datang untuk memastikan dimana tepatnya ia berada. Kyree datang hanya untuk memastikan dimana keberadaan Sheri saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Calamity's Obsession ✓
Romance"Jika ingin aku menyelesaikan novelnya, setidaknya kutuk aku menjadi pemeran utama! Mengapa aku harus menjadi tokoh figuran yang ditakdirkan mati pada bab pembukaan!" Sheriana Sirius, seorang penulis web-novel yang dikutuk oleh pembacanya karena tid...