Akhir hidup yang buruk.

402 23 1
                                    

Di tempat yang tidak diketahui.

Di tempat itu terdapat lantai yang terlihat seperti awan putih dan memiliki hamparan berbintang seperti luar angkasa.

Alasnya, yang terlihat seperti awan itu, memiliki tekstur lembut seperti kasur mahal. Langit-langitnya yang gelap itu dihiasi dengan ribuan bintang yang bersinar.

Tempat itu begitu tenang dan sepi, seolah-olah itu dibuat untuk kenyamanan tempat tinggal seseorang.

Dan di tempat itu, dengan tangan bersilang dibelakang kepala, seorang pria berbaring menatap langit-langit.

"Sungguh, apa kesalahanku sehingga Aku tidak dapat menikmati hasil kerja keras ku? Apa Aku memiliki banyak dosa di kehidupanku sebelumnya? Yah, apapun itu, Aku sudah mati, tidak ada yang bisa Aku lakukan." Gumam pria itu, menghela nafas secara harfiah.

"Tapi ini juga tidak terlalu buruk."

Pria itu tersenyum.

Dia ingat dia sudah mati.

Dia mati kejatuhan helikopter.

Itu sangat aneh. Padahal dia menjalankan hidupnya dengan damai dan tanpa melakukan sesuatu yang buruk. Tapi kenapa dia mati seperti itu?

Dia berusaha sangat keras saat dia hidup. Belajar dan menekuni sekolah setiap hari, tidak melakukan apapun yang membuang-buang waktunya.

Bahkan sampai dia selesai sekolah, dia tidak pernah sekalipun berteman ataupun berkencan dengan seseorang. Dia langsung bekerja, dan kemudian dia dengan cepat sukses di umur 23 tahunnya. Yah... Intinya, dia jomblo.

Yang dia inginkan dengan melakukan semua itu cuma satu, itu hanya untuk menikmati hiburan yang dia temukan saat dia sekolah di SMP kelas 2.  itu adalah 'Anime'.

Tapi, tepat ketika dia sudah berhasil, sebuah helikopter tiba-tiba jatuh tepat di atas rumahnya, menghancurkan seluruhnya dan dirinya.

Pria itu menghela nafas memikirkan kilas baliknya.

'Apa yang harus Aku lakukan di sini?  Bukankah seharusnya saat ini seseorang seperti dewa tiba-tiba muncul?' Pikir pria itu, saat dia melihat bintang yang berkedip-kedip.

"Itu benar." Sebuah suara yang terdengar, menjawab pertanyaannya.

Penasaran, pria itu bangun dan menoleh ke arah suara itu. Seorang kakek tua dengan teh ditangannya, yang duduk di kursi santai, tersenyum saat pria itu menatapnya.

Menjatuhkan tehnya ke meja, kakek tua itu mengangguk dan berkata, "Selamat datang di..."

Sebelum kakek tua itu menyelesaikan kalimatnya, pria itu menjatuhkan punggungnya kembali dan menutup matanya.

Melihat itu, Kakek tua itu mengusap janggutnya yang putih, saat suara "hohoho" keluar dari mulut sebelum menjentikkan jarinya. Pria itu menghilang dan kemudian muncul saat dia terduduk di atas kursi di seberang pria tua itu.

"Hm?" Membuka matanya, pria itu melihat kakek tua itu di depannya, yang tersenyum menatapnya. Mengangkat bahunya, dia mendorong kursinya hingga jatuh ke belakang, saat dia berguling-guling menjauh.

Ekspresi kakek tua itu tidak berubah, tetap tersenyum sambil mengusap jenggotnya. "Hohoho, Apakah kamu tidak tertarik untuk hidup lagi?"

"Tidak." Jawab cepat pria itu.

"Ho?" Kakek tua itu mengangkat satu alisnya, penasaran. "Kenapa? Apakah kamu tidak tertarik dengan semacam reinkarnasi seperti anime klasik yang kau sukai?"

"Tidak." Jawab pria itu, saat dia menumpuk lantai yang terlihat seperti kapas, membuatnya menjadi bantal. "Reinkarnasi, menjadi pahlawan, lalu mengalahkan raja iblis, semua itu merepotkan. Aku sudah berusaha keras, Aku tidak ingin lagi. Aku hanya ingin bersantai dan bermalas-malasan." Dengan itu, pria itu berbaring di atas tumpukan itu.

My Easy Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang