"Apa kalian berdua saling kenal?" Tanya pelayan itu.
Kusuo mengalihkan pandangannya ke Nino dan tiga temannya. Dia hanya melihat sekilas lalu membuang muka dan duduk di kursi dengan santai, berkata, "Tidak."
Jika dia mengakui, Nino pasti akan marah, kan? Dia hanya ingin santai, dan tidak ingin mencari ribut.
Selesai memesan, Kusuo mengeluarkan ponselnya dan menunggu, mengabaikan sekelompok gadis yang duduk di seberangnya. Tapi tak lama kemudian, kakinya tiba-tiba di tendang.
Mengerutkan kening, kusuo mendongak, dan menatap Nino yang berbicara dengan temannya. Dia bahkan melihat sekilas Nino mendengus ringan.
'Apa yang dia lakukan?'
Kusuo tidak bisa bertanya-tanya dalam benaknya. Apakah yang dia lakukan hingga membuatnya kesal?
Tidak ada! Dia yakin dia tidak melakukan apapun!
Dengan hati yang besar, Kusuo tidak mempermasalahkan hal kecil itu. Mengangkat bahunya dengan gerakan kecil, dia memainkan game di ponselnya.
Pada saat main, dia masih dapat mendengar apa yang dikatakan diseberang mejanya.
"Nino, apa kau benar-benar tidak mengenalnya?" Tanya salah satu temannya.
"Tidak kenal." Nino menjawab dengan dingin.
"Lalu kenapa dia menatapmu ketika kau mengatakan 'Oosuki'?"
"Hmph, Aku tidak tau." Nino mendengus ringan, tidak mau menjawab. Lalu dia menatap gadis itu dan berkata, "Kenapa kau ingin mengetahui laki-laki itu?"
"Hah?" Temannya menatapnya dengan tidak percaya, "Nino, Kau tidak berpura-pura, kan? Lihat penampilannya. Terutama otot tangannya yang terlihat keras!"
Mendengar itu, Nino dengan penasaran menoleh. Dia melihat tangan Kusuo. Meskipun tidak gembung, tetapi penuh otot di lengannya yang langsing.
'Bajingan itu sebenarnya menyembunyikan hal bagus di balik bajunya...'
Nino sedikit terpana, tetapi segera menepuk pipinya dengan kedua tangannya, dan berkata dalam hatinya, 'Memangnya kenapa dia memiliki itu? Dia masih bajingan Oosuki yang menyebalkan!'
Saat Nino tidak diam, temannya dengan rambut pendek, berkata pada Kusuo, "Hei, bisakah kita bicara?"
"..."
Kusuo tidak berhenti bermain seolah tidak mendengar. Perempuan itu mengira dia tidak mendengar, jadi dia berkata dengan sedikit meninggikan nadanya, "Hei, permisi."
"..."
Kusuo tetap fokus pada ponselnya.
Perempuan itu mengerutkan keningnya, lalu melambaikan tangannya. "Hei, apa kau mendengarkan ku?"
"Tunggu, lima menit lagi." Jawab Kusuo tanpa mengalihkan pandangannya.
Tangan perempuan berambut pendek itu berhenti di udara. Dia menatap Kusuo dengan kosong.
Ternyata dia mendengarnya! Tapi kenapa dia tidak ingin membalas satupun panggilannya? Apa dia kurang cantik???
Saat melihat itu, Nino mengangkat tangannya di depan mulutnya, tertawa, lalu menepuk pundak temannya yang terpana itu. Dia tidak berbicara, tapi dia juga tidak menyembunyikan tawanya bahagianya.
Apa yang di harapkan temannya pada bajingan itu? Nino mau tidak mau merasa kasihan kepada temannya itu.
Perempuan berambut pendek itu menoleh ke arah Nino dengan kosong, dan tangannya turun dengan hampa.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Easy Second Chance
RomanceSetelah semuanya, Aku berakhir tanpa menikmati hasilnya? Sialan. Kesempatan reinkarnasi? Maksudnya Aku harus berusaha keras sekali lagi?! Tidak! Pria itu menolak dengan tegas.