Makan malam dan pembicaraan dengan Mamako

168 12 0
                                    

Lampu sorot menyala. Kemudian diikuti Cahaya berkedip di tribun ketika semua orang mengangkat tangan mereka. Tongkat pendukung bersinar, mengikuti alunan lagu.

Panggung yang megah. Di atas  panggung, idol perempuan menari dan menyanyi dengan semangat. Mereka begitu terang seperti bintang di langit.

"Tugasku sudah selesai."

Tangan terulur memegang remote TV, Kusuo menutup TV nya. Dia menghela nafas dan bersandar di sofa, ekspresi penuh dengan perasaan rumit.

Sejauh ini, dia sudah berusaha membantu gadis kecil itu hingga dia menjadi idol yang sukses. Banyak penggemar yang mendukungnya, dan rekan yang dapat dipercaya di sisinya.

Sekarang gadis kecil itu bisa berdiri tanpa dirinya, bukan? Tapi... Kenapa dia membantu gadis kecil itu sejauh itu?

Apakah dia tertarik dengan gadis kecil itu? Tidak. Dia bukan pedofil. Tapi ada perasaan halus yang muncul di dadanya.

Perasaan ini... seperti orang tua yang melihat anaknya sukses. Begitu menyegarkan dan pundak begitu ringan.

"Sekarang..." Kusuo mengubah posisinya, berbaring di sofa, "Waktunya melanjutkan novel tadi malam."

"Maa-kun~!"

Suara manis dan menyenangkan terdengar, tetapi untuk Kusuo itu sangat menakutkan.

Kusuo buru-buru duduk tegak, melepas apa yang ada di tangannya, dan kemudian mengangkat kepalanya: "Ya, apa itu?"

Di depannya, Mamako melipat tangannya di dadanya, dan benda yang melengkung di balik bajunya menunjukkan kekuatan penuhnya, "Besok kau harus hadir ke sekolah, oke?"

"Uhuk uhuk!" Kusuo tiba-tiba batuk, lalu mengangkat tangannya di menutup mulutnya, "Aku tidak enak badan..."

Mamako memutar matanya, "Kau tidak pernah sakit sejak kecil." Dia kemudian duduk di sampingnya, lalu menepuk-nepuk pahanya, dan berkata, "Ayo berbaring di pangkuan ibu~"

Menghela nafas, Kusuo meletakkan kepalanya di paha Mamako. Rasanya lembut dan halus, terasa sangat nyaman di belakang kepala. Mengendus dengan hidung, dia dapat mencium aroma harum dari deterjen yang sama dengannya.

Saat melihat ke atas, pandangannya tertutup oleh dua benda yang bersembunyi di balik baju, dan sama sekali tidak dapat melihat wajah Ibunya.

"Fufufu~" Mamako terlihat senang. Dia mengulurkan tangannya dan mengusap rambut Kusuo dengan lembut, jari-jari yang ramping terjalin dengan rambut Kusuo yang diwarnai merah muda. "Aku sangat senang. Aku sering mendengar dari tetangga tentang masa-masa pemberontak. Itu sedikit membuat ibu khawatir, tetapi sepertinya itu tidak perlu. Maa-kun tidak pernah memberontak maupun mengatakan hal-hal seperti membenci ibu, yang membuat ibu sangat senang."

"Tentu saja." Kusuo menutup matanya, "Aku sangat senang ibu adalah ibuku. Terimakasih untuk semuanya, Aku mencintaimu, ibu."

"Aku juga mencintaimu, sayang."

Mamako sangat bahagia dengan pilihannya. Dia mendapat anak yang begitu luar biasa. Pria kecilnya tidak pernah manja seperti anak lainnya, dan bahkan bertingkah dewasa sebelum waktunya.

Awalnya Mamako khawatir. Mungkin penyebabnya karena dia tidak banyak memiliki waktu bersamanya karena pekerjaannya, tapi sepertinya bukan. Anak itu istimewa dari yang anak-anak yang lainnya. Pria kecilnya seorang esper, mungkin karena itu juga dia memiliki perilaku seperti itu, dan dia sangat kagum akan hal itu.

Melihat manga di atas meja, Mamako bertanya dengan penasaran: "Maa-kun, apa kau tidak ingin menggambar manga lagi?"

"Tidak."

My Easy Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang