Menjadi guru les sangat merepotkan.

60 4 0
                                    

Hari ini Ichika tidak ada jadi dia tidak ikut belajar. 'Aku tidak mau', Nino ada di apartemen tapi tidak mau ikut belajar dan lebih memilih ke kamarnya sendiri.

Di ruang tamu hanya ada Miku, Yotsuba, dan Itsuki. Pelajaran untuk hari ini adalah IPA. Kusuo duduk di samping Itsuki dan mengajarinya dengan serius.

"Angka ini salah."

"Ahh, maafkan Aku."

Itsuki buru-buru menghapus lalu menulis ulang. Melihat catatannya kembali, Kusuo mengangguk.

"Itu benar." Kusuo lalu mengulurkan telunjuknya, menunjuk soal yang sudah di jawab, "Rumusnya seperti itu. Apa kau mengerti?"

Mendengar itu, ahoge Itsuki menunduk seperti tanaman layu. "Aku tidak mengerti."

Kusuo berkata dengan tenang, "Kalau begitu, biarkan Aku menjelaskannya."

Mencondongkan tubuhnya, Kusuo mengambil pensil Itsuki dan dia menjelaskannya dengan hati-hati. Saat itu, wajah dia berada di samping wajah Itsuki tanpa di sadari.

"Apa kau mengerti?"

Kusuo melihat ke samping.

"Ya. Aku mengerti..."

Saat Itsuki memalingkan wajahnya, mata mereka berdua bertemu dan terdiam sesaat.

"..."

Tanpa berkedip, pipi Itsuki sedikit memerah sebelum dia mengalihkan pandangannya dan mengangguk ringan.

"Itu bagus."

Kemudian Kusuo berjalan ke Yotsuba dan membungkuk untuk melihat ke buku catatannya. Catatannya Putih dan kosong, dan ada gambar bunga di sudut yang sedang di gambarnya.

"Maafkan Aku." Yotsuba membaringkan kepalanya di atas buku catatannya dan berkata dengan sedih, "Aku tidak mengerti satupun."

"..."

Sepertinya dia harus bekerja lebih keras untuk hal ini.

Memalingkan wajahnya, Kusuo melihat ke buku catatan Miku, dan dia terdiam. Miku, yang mengerjakan soal selain sejarah, merasakan tatapannya. Dia mendongak dan saat melihat mata Kusuo tertegun, dia menjadi bingung.

"Ada apa?" Kata Miku dengan acuh tak acuh.

Kusuo hanya tersenyum dan menggeleng kepalanya. Bukan apa-apa.

Agar lebih mudah mengajar, Kusuo duduk di seberang meja. Dia mengajar Yotsuba dari awal dan secara perlahan. Setelah itu, dia mengajar Miku yang terlihat kosong di matanya.

Tidak ada suara apapun. Tapi sesekali ada gumaman yang samar, 'Aku tidak mengingatnya', 'Kenapa aku masih tidak mengerti', 'Kepalaku sangat pusing', hingga dia harus turun tangan untuk membantu.

"Ohh! Aku paham sekarang!"

Ketika dia membantu Itsuki menyelesaikan salah satu soal, rambut di atas kepalanya bergoyang lembut ke kiri dan ke kanan. Karena rasa penasaran, Kusuo terus memandang rambut tegak yang melawan gravitasi.

Bagaimanapun Itsuki, dia masih lah seorang gadis. Dia merasakan tatapannya sebelum dia mendongak, menunjukkan kegelisahannya.

"O-Oosuki-san?" Detak jantung Itsuki berdetak lebih cepat beberapa kali, "Ada apa?"

"Aku penasaran."

"Penasaran Apa?"

"Kenapa sehelai rambut mu berdiri tegak?"

Saat Kusuo mengangkat tangan dan hendak meraih sehelai rambut itu, Itsuki dengan cepat memegang kepalanya dengan kedua tangannya.

"Jangan menyentuhnya." Itsuki berkata dengan marah, "Aku sudah berusaha menyisirnya, tapi itu masih berdiri seperti itu."

My Easy Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang