Penampilan itu penting

60 5 1
                                    

"Jangan menuduh orang sembarang."

Kusuo berbalik dengan pelan.

"Hah, siapa yang menuduh?!" Nino Melirik Miku yang terlihat panik, "Bagaimana kau menjelaskan wajah Miku yang memerah dan panik?"

Kusuo melirik Miku, lalu berkata dengan bingung, "Dia tidak berbeda. Apa yang salah?"

"Aku saudarinya." Nino berkata, "Aku bisa mengetahui ada yang salah dengan Miku."

Masih tersenyum, Kusuo bertanya pada Miku.

"Apa yang Miku katakan?"

Miku berkata acuh tak acuh, "Tidak ada. Nino terlalu berlebihan."

"Lihat?"

"Kau pasti menyuruhnya diam." Nino menggertakkan giginya. "Jika tidak, apa yang kau dan Miku lakukan di taman?"

Kusuo tidak menjawab segera. Matanya bergerak ke arah Miku, memberi isyarat. Miku menyadari itu, tapi matanya melihat ke lain, memberitahu dia menyerahkan segalanya padanya.

"..."

Memejamkan mata, Kusuo berpikir dalam per-sekian detik itu. Lalu Dia berbalik dan memperlihatkan punggungnya, wajahnya terangkat ke langit dan berkata dengan nada yang sedikit tertekan.

"Aku menyukai Miku. Jadi Aku membawanya ke taman dan mengajaknya berkencan."

"Oosuki-san menembak Miku?" Mata Yotsuba berbinar, dan dia berkata dengan jelas, "Lalu apa yang Miku katakan?"

"..."

Kusuo tidak berbicara, hanya memasukkan tangannya ke saku dan menendang batu dengan kosong. Miku juga diam dengan memalingkan wajahnya.

Dia berusaha menyembunyikan bulu matanya yang bergetar dan pipinya yang sedikit memerah.

Siapa yang mengajak berkencan! Ini hanya memberikan bola gachapon dan tidak lebih!

Laki-laki sangat pandai berbohong!

Perlahan, aura suram naik di antara mereka berdua.

"Yotsuba, kau berlebihan." Itsuki berbisik ke Yotsuba, lalu memecah suasana dengan canggung, "O-Oosuki-san, ayo belajar. Hari ini Aku tidak mengerti apa yang dijelaskan guru matematika."

"Oh, ayo pergi."

Ketika berbalik, senyum Kusuo masih terpampang di wajahnya. Dia mengambil langkah besar dan keluar dari taman.

Nino yang tadi diam, mengepalkan tangannya.

Dia hampir percaya padanya. Tapi lihat senyum lebarnya, jelas dia  berbohong!

Sambil berjalan, Itsuki dan Yotsuba melirik ke arah Kusuo. Wajahnya tidak depresi, sudut mulutnya sedikit tersungging, tampak tidak ada masalah apapun.

Lalu mereka berdua melirik Miku yang berjalan di belakang Kusuo. Wajahnya acuh tak acuh, tapi sebagai saudari kembar mereka merasa ada sesuatu yang berbeda.

"Itsuki, ada yang aneh dengan mereka." Yotsuba berbisik ke Itsuki, "Apa Miku benar-benar menolaknya?"

"Ya." Rambut di atas kepala Itsuki bergoyang lembut, "Ada yang aneh. Miku sedikit berbeda dari biasanya."

Dengan telinga super, Kusuo dapat mendengar mereka berbisik. Dia hanya tersenyum sambil memandang cakrawala. Kemudian—

"Beruntung Miku memiliki saudari kembar."

Kata Kusuo tiba-tiba.

"Uh?" Yotsuba berkedip dan bingung, "Apa yang Oosuki-san katakan?"

"Aku masih memiliki tiga kesempatan."

My Easy Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang