Rencana jahat Nino

116 9 0
                                    

Saat berjalan ke pintu masuk, Yotsuba sudah menyiapkan sandal untuknya.

"Oosuki-san, silakan pakai sandal ini." Kata Yotsuba.

"Terimakasih."

Kusuo mengganti sepatunya dengan sandal, dan berjalan ke ruang tamu dengan mengikuti Yotsuba.

"Oosuki-san, mohon kerjasamanya."

Ichika tersenyum dan melambaikan, lalu naik ke lantai atas.

"Hmph," Nino mendengus sambil berjalan ke kamarnya "Aku tidak akan ikut."

Kusuo mengedip matanya sekali, dan menatap ke arah Miku.

Miku tidak menunjukkan ekspresinya. Dia hanya mengangkat matanya untuk melirik Kusuo, lalu mengikuti mereka berdua.

(Apakah Aku sudah gagal? Bahkan sebelum memulai?) Kusuo tanpa sadar mendorong kacamata di pangkal hidungnya.

Yotsuba menggaruk kepalanya dan tersenyum dengan canggung, "Aku, Aku akan membujuk mereka.

Yotsuba tiba-tiba berhenti. Dia menoleh ke belakang dan berkata, "Oosuki-san juga mau membantu membujuk?"

"Tidak mau."

Kusuo berjalan ke sofa, duduk, dan melihat-lihat.

Tempatnya luas. Ada Sofa, TV, dapur, dan balkon. Satu kamar untuk satu orang. Ruangannya bahkan memiliki peredam suara.

"Oosuki-san, silahkan di minum." Itsuki datang membawa teh hijau dan biskuit dari dapur, dan ada remah-remah biskuit di sudut mulutnya.

"Oh, terimakasih."

Kusuo mengambil cangkir teh dan menyesapnya, dan ketika dia melihat Itsuki mau pergi, dia mengangkat satu alisnya.

"Aku hanya mengganti bajuku." Itsuki menjelaskan, "Baju penuh keringat, sangat tidak nyaman untuk belajar."

"Oh."

Kusuo melambaikan tangannya, menyuruhnya pergi.

Sepuluh menit kemudian.

Mendengar langkah kaki, Kusuo menutup ponsel ditangannya, bersandar ke sofa, dan melihat ke belakang. Yotsoba turun dengan sedih, dan pita hijau di kepalanya layu seolah menunjukkan emosi sedihnya.

"Aku sudah beberapa kali memanggil mereka." Yotsuba mendekat dan berkata dengan menyesal, "Tapi tidak ada satupun dari mereka yang mau keluar. Maafkan Aku."

Kusuo meletakkan cangkir tehnya, lalu mengangkat matanya untuk melihat, dan berkata dengan santai, "Tidak apa-apa. Untuk saat ini, cukup kalian berdua saja."

"Baiklah."

Yotsoba segera duduk sambil bersenandung, ekspresi sedih sudah menghilang, dan pita hijau di kepalanya bergoyang dengan lembut saat dia mengeluarkan buku catatan dari tas sekolahnya.

"Oosuki-san, apa yang akan kita pelajari?" Tanya Yotsuba.

Kusuo tidak menjawab, tetapi meminum tehnya.

"Hei-"

Saat Yotsuba hendak berteriak lagi, tiba-tiba terdengar suara persis seperti Yotsuba.

"Ah, kalian berdua sudah mulai belajar?"

Itsuki dengan kacamata berbingkai turun. Dia berjalan ke sisi Yotsuba, dengan tas sekolah dan pakaian yang telah di ganti, dan kemudian duduk, mengambil biskuit dengan tangan kanannya.

"Sangat lama." Kusuo mengeluh, menatap Itsuki yang memenuhi biskuit di mulutnya dalam sekejap. "Itu hanya mengganti baju, kenapa begitu lama?"

Itsuki sedikit tersipu, menarik tangannya, dan berkata setelah menelan: "Aku lupa menaruh kacamata ku... A-apa yang kamu lihat?"

My Easy Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang