Sekretaris perempuan itu mengepalkan kedua tangannya, mencondongkan tubuhnya, dan dia berkata dengan semangat, "Apa kau ingin menjadi artis?!"
Kusuo tentu saja berkata, "Tidak, terimakasih."
Dia hanya memenuhi rasa penasarannya. Sekarang dia cukup puas, dan yang tersisa hanya menonton film itu.
Berikutnya? Tidak mungkin.
"Sangat di sayangkan." Perempuan sekretaris itu tersenyum lemah, "Aku yakin kau pasti bisa menjadi terkenal dengan cepat."
"Maaf." Kusuo berkata dengan tenang, karakter yang dia mainkan masih terasa, "Aku menerima penawaran paman berjanggut itu hanya karena Aku bosan."
Bahkan tanpa perlu jadi artis, dia sudah terkenal. Lihat saja di YouTube, dan semua orang mengetahuinya!
"Kalau begitu tidak ada yang bisa aku lakukan." Sekretaris perempuan itu mengeluarkan amplop, dan menyerahkannya dengan kedua tangannya, "Ini gaji untukmu hari ini. Lalu..."
Lalu dia mengeluarkan kartu namanya, "Jika kau berubah pikiran, hubungi Aku."
"Hah.." Kusuo menghela nafas, menyimpan amplop dan kartu nama, dan berkata dengan perlahan, "Aku akan memikirkannya..."
Wanita itu hampir tersenyum lebar sebelum Kusuo melanjutkan:
"Di kehidupan ku berikutnya."
"..."
----&----
Karena masih jam setengah dua siang, Kusuo diam di tempat istirahat, dan mengamati calon-calon artis yang sedang shooting.
Beberapa menit kemudian.
Pergi ke ruang ganti, Kusuo mengganti pakaiannya, menghapus riasan, melepas wig-nya, dan kembali ke paman berjanggut.
"Sangat berbeda." Paman berjanggut itu melihatnya dengan bingung, "Aku merasa kau menyembunyikan penampilanmu sebenarnya."
"Tidak." Kusuo mendorong kacamata di pangkal hidungnya, dan berkata sambil tersenyum, "Ini terlihat sangat lucu, bukan?"
Dia tidak berbohong. Dia hanya mencocokkan karakter Saiki dengan dirinya.
Setelah berganti pakaian, Kusuo dan paman berjanggut masuk ke dalam mobil, dan dengan cepat tiba di toko serba ada di dekat sekolahnya.
"Terimakasih paman berjenggot." Kusuo mengangkat tangannya.
"Aku punya nama..."
Paman berjanggut itu ingin mengeluh, tapi Kusuo sudah berjalan ke dalam toko serba ada tanpa menoleh sedikitpun.
Paman berjanggut itu terdiam, lalu menarik pandangannya, dan berkata pada sopir di pengemudi, "Ayo jalan."
Di toko serba ada, Kusuo membeli 10 es krim, dan kemudian keluar setelah membayar tagihannya.
Kusuo berjalan ke depan gerbang sekolah, lalu berhenti dibawah pohon sakura dan duduk di kursi. Lalu dia memakan es krimnya sambil menunggu seseorang.
Akhir bulan.
Bunga sakura yang mekar telah berguguran, dan pohon dengan merah mudanya mulai sedikit menghilang yang mengurangi keindahannya.
Tidak lama, para siswa SMA berhamburan keluar dari gerbang sekolah. Dari sendirian, berpasangan, hingga berkelompok.
Meskipun pandangan agak kacau, Kusuo dapat melihat semuanya, tapi tidak ada Miku di antaranya.
Di saat berikutnya, gadis mirip Miku keluar dari gerbang, dan dengan cepat berbaur di antara kerumunan siswa.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Easy Second Chance
RomanceSetelah semuanya, Aku berakhir tanpa menikmati hasilnya? Sialan. Kesempatan reinkarnasi? Maksudnya Aku harus berusaha keras sekali lagi?! Tidak! Pria itu menolak dengan tegas.