Pulang

94 7 0
                                    

Ketika mereka tiba saat itu, matahari sudah condong ke barat.

Waktu hampir 7 malam.

Para gadis tentu saja merasakan lapar. Chiharu ingin mengatakan makan malam, tapi mulutnya sedikit ragu.

"Onii-san..." Tepat ketika Chiharu memanggilnya, pintu bel berbunyi.

"Oh, sudah datang."

Kusuo meletakkan Chiaki, bangkit, dan berjalan ke pintu masuk.

"Udon Ogata telah tiba."

Membuka pintu, gadis kecil dengan pakaian toko terlihat di depan pintu.
Kusuo tersenyum dan mengambil udon yang dia pesan.

"Terimakasih, Ogata." Kusuo membayar pesanannya.

"Nn."

Ogata mendorong kacamata di pangkal hidungnya dan melihat ke atas, melihat Kusuo dia bertanya dengan penasaran. "Oosuki-san pindah rumah?"

"Tidak." Kusuo melihat ke bawah. "Aku bermalam di rumah kerabat ku."

"Begitu."

Ogata mengangguk, dengan ekspresi kosong di wajahnya.

Kusuo sering memesan udon dari keluarga Ogata. Karena hal itu, mereka beberapa kali bertemu di rumahnya, dan mereka jadi sedikit akrab.

"Kalau begitu selama tinggal, Aku ingin mengantar pesanan yang lain."

"Hati-hati di jalan."

Kusuo berjalan keluar, melihat ke jalan, dan setelah Ogata menghilang di sudut, dia kembali.

Dia tidak bisa tidak khawatir dengan gadis kecil itu. Berjalan di malam hari mengantar pesanan, meskipun di Jepang tidak banyak pelaku kejahatan, tetap saja harus perlu hati-hati ketika malam hari.

Kusuk menghela nafas.

Ketika berbalik, dia melihat seorang perempuan dengan pakaian guru; rambut merah mudah sepinggang yang berkibar yang tampak akrab di matanya berjalan lewat.

Kusuo mengangkat tangannya dan menyapa. "Selamat malam Mafuyu-sensei. Mau ikut makan udon?"

Mafuyu berhenti, mengangkat matanya, dan ketika melihat Kusuo, dia menggeleng kepalanya. "Tidak makan..."

Mafuyu yang menjawab tanpa sadar, tiba-tiba menyipitkan matanya. "Apa yang kamu lakukan di sini?"

"Aku tinggal di sana." Kusuo berkata dengan santai, "Aku baru membeli apartemen ini sore tadi."

"Begitu... Eh?"

Mafuyu tiba-tiba berkedip, menyadari ada yang salah, Dia bertanya pada Kusuo dengan ragu, "Membeli... Apartemen ini?"

"Itu benar." Kusuo mengangguk, lalu menghela nafas, "Aku tidak tau kalau Sensei tinggal di sini."

Sekarang Mafuyu ingat, ada pesan baru dari pemilik apartemen tentang dia menjual apartemennya kepada seseorang. Setelah mengetahuinya, ternyata itu adalah muridnya.

Bibir Mafuyu mengernyit, dia berpikir dunia ini tidak adil. Meskipun dia berkerja keras siang dan malam, membeli apartemen mustahil dalam mimpinya.

Sekarang, melihat wajah Kusuo yang tidak puas, Mafuyu mengangkat satu alisnya.

"Kenapa kalau Aku tinggal di sini?"

"Karena Aku tidak bisa membolos sekolah lagi."

"..."

——&——

Setelah melewati mata kematian dari Mafuyu-Sensei, Kusuo membagikan mie udon kepada para gadis.

My Easy Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang