Satu bulan berlalu dengan cepat.
Sekolah seperti biasa.
Di dalam kelas, dengan tangan kanan menyangga dagunya, Kusuo diam-diam membaca manga nya.
Semua pelajaran yang dia pelajari di kehidupan sebelumnya ternyata masih melekat di otaknya. Dia tidak perlu lagi belajar, jadi dia diam-diam membaca manga atau novel di setiap mata pelajaran.
Satu bab manga selesai dibaca, dan bel berbunyi.
Kusuo menutup manga nya, meletakkannya di laci meja, lalu menoleh untuk melihat gadis kecil di sebelahnya. Gadis kecil itu duduk di kursinya dan memakan bekalnya sendirian, yang terlihat sedikit pendiam.
Biasanya, setelah istirahat, gadis kecil itu akan mengajaknya berbicara dengan semangat, tetapi kali ini dia tidak mengatakan sepatah katapun padanya.
Kusuo menutup satu matanya, mengaktifkan kemapuan cenayang-nya, dan kemudian diam-diam mengerti.
Teman gadis itu, teman sekelas Kusuo, pindah sekolah sehari sebelumnya karena alasan pekerjaan orang tua.
Meskipun dia tetap tersenyum seperti biasa, Kusuo tahu di dalam gadis itu sangat berantakan. Dia telah membaca ingatannya. Dan dia sangat terkejut bagaimana gadis kecil itu masih tersenyum.
Dalam ingatan Oshino Ai, gadis kecil itu, ternyata seminggu yang lalu gadis kecil Itu dititipkan di panti asuhan yang disebabkan karena ibunya tidak dapat membayar hutangnya.
Hanya itu yang Kusuo lihat. Dia tidak menggali lebih dalam lagi, dan hanya itu yang perlu dia ketahui.
Merasakan tatapan Kusuo, Oshino Ai mengangkat matanya, dan saat melihat mata Kusuo, dia tersenyum sebentar, lalu buru-buru menundukkan wajahnya, seperti anak ayam, yang terlihat imut.
Mungkin kah dia salah satu dari karakter anime atau novel?
Ya, itu mungkin saja mengingat dimana dia berada.
Kusuo menghela nafas pelan sambil memikirkannya apa yang harus dia lakukan, mengabaikannya atau membantunya.
....
Esok pagi.
Setelah memikirkannya tadi malam, Kusuo membuat pilihannya.
Berdiri, Kusuo menarik kursinya ke meja Oshino Ai, lalu duduk dan meletakkan bekalnya di mejanya.
Oshino Ai terkejut melihat Kusuo duduk di sisi mejanya: "A-ada apa, Oosuki-kun?"
"Makan bersama." Kata Kusuo.
Oshino Ai terdiam sejak, lalu mengangguk, "Un. Ayo makan bersama." Dia tersenyum, tapi tidak secerah yang biasanya.
Kusuo membuka bekalnya, mematahkan sumpitnya, lalu memakan telur gulung yang ada di bekalnya. Ekspresi Kusuo seketika berubah, dia menutup matanya, dan sudut mulutnya terangkat, penuh dengan kebahagiaan.
Oshino Ai yang sedang makan memelankan gerakan sumpitnya ketika dia melirik Kusuo. Dia tidak mengira anak laki-laki itu bisa membuat ekspresi seperti itu, yang biasa hanya kosong dan bosan.
Melihat ekspresi penuh kebahagiaan yang terpampang jelas saat dia memasukkan makanan ke dalam mulutnya, membuat Oshino Ai menggerakkan mulutnya yang manis, dan tertawa dengan halus.
Kusuo memiringkan kepalanya sebentar, lalu mengangkat bahu, dan kemudian mengambil sosis gurita yang dibuat ibunya.
Meskipun tidak tahu kenapa gadis kecil itu tiba-tiba tertawa, Kusuo tidak mempermasalahkan, senyum itu tidak dibuat-buatnya, dan itu tampak lebih indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Easy Second Chance
RomanceSetelah semuanya, Aku berakhir tanpa menikmati hasilnya? Sialan. Kesempatan reinkarnasi? Maksudnya Aku harus berusaha keras sekali lagi?! Tidak! Pria itu menolak dengan tegas.