"Excukaliabar!!!"

84 8 2
                                    

'Ibu jangan keluar rumah. Badai akan segera datang.'

"Huh? Maa-kun?"

Mamako menoleh untuk melihat, tapi dia tidak melihat Kusuo di sampingnya.

'Ini Aku.'

Suara pikiran Kusuo terdengar lagi di pikiran. Mamako sudah terbiasa dengan kemampuan Kusuo, dan dia memahami dengan santai.

"Aku mengerti." Mamako yang sedang  membersihkan kamar Kusuo, melihat ke jendela, dan bertanya, "Maa-kun ada di mana?"

'Di sekolah.'

"Oh," Mamako menutup jendela, lalu berjalan ke kamarnya, "Kalau begitu cepat pulang."

'Ya.'

Meskipun mengetahui Kusuo adalah esper, Mamako masih khawatir. Dia adalah seorang ibu, dan tentu saja dia sangat khawatir pada anaknya.

----&----

Kusuo dan Itsuki keluar dari gedung pengajaran, dan ketika sampai di gerbang sekolah, mereka melihat Ichika, Miku, dan Yotsuba berkumpul.

Pada saat ini, angin bertiup kencang, mengiring awan-awan yang tampak kelabu.

Rambut dan rok pendek semua gadis tertiup, dan mereka harus menggunakan kedua tangan mereka untuk menahan rok dan rambut yang berkibar liar.

"Tiba-tiba langit gelap." Itsuki mengerucut bibirnya, "Apa yang Oosuki-san katakan itu benar."

"Itsuki," Yotsuba mendekat sambil menekan roknya, dan dengan cemas berkata, "Nino pergi bersama temannya. Langit sudah gelap, dan dia masih belum kembali."

Miku berkata dengan khawatir, "Ayo cari Nino sebelum hujan."

"Ayo pergi bersama." Ichika mengangguk setuju. Dia menggigit bibir bawahnya, tentu saja khawatir.

Satu orang tidak ada, mereka berempat sangat khawatir. Bahkan jika perlu, mereka harus menerjang badai jika bisa menemukan satu sama lain.

"Tidak perlu."

Kusuo memasukkan tangannya ke sakunya dan berkata dengan santai.

"Apa yang Oosuki-san katakan?" Itsuki menggeleng kepalanya, "Kami harus mencari Nino dan pulang bersama-sama."

"Aku saja yang mencari Nino." Yotsuba mengangkat tangannya, aksesoris di atas berkibar keras, "Aku bisa berlari dengan cepat, dan sangat mudah untuk menentukan Nino."

"Tidak " Miku meletakkan tangannya di depan matanya, "Mencari bersama lebih cepat."

Ichika melambaikan tangannya, "Oosuki-kun bisa pergi. Tidak perlu memperhatikan kami."

"Jangan pergi." Kusuo menggerakkan matanya dengan tenang. "Bagaimana jika Nino sudah pulang dan kalian saling berpapasan dan tidak saling melihat?"

"Itu betul." Yotsuba mengangguk, lalu dengan cepat membuat keputusan, "Kalau begitu Aku pergi dan kalian bisa pulang."

Kusuo menghela nafas, dia menghadap Yotsuba, mengulurkan tangannya dan menarik pipi Yotsuba ke atas.

Pipinya sangat elastis dan lembut.

"Oosuki-san, Sakit."

Wajah imut Yotsuba mengerut, dan dia berteriak menyedihkan.

Kusuo dengan enggan melepaskan tangannya, "Kalian pulang. Aku akan mencari Nino."

"Oosuki-san mau mencari Nino?"

Itsuki menatap Kusuo dengan penuh harapan.

"Itu benar." Kusuo berkata, "Pulang saja sekarang, meskipun kalian tidak bisa menghindari baju basah di depan apartemen nanti."

My Easy Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang