Bermain film

65 5 1
                                    

Hal di depan mata tidak bisa membuatnya berkata-kata. Kusuo sedikit penasaran, apakah restoran itu melanggar undang-undang karena memperkerjakan gadis kecil.

Kusuo memutuskan melangkah masuk, dan dia segera di sambut oleh pelayan.

Pelayan yang datang kepadanya tampak takut, dan dia bahkan berkata dengan terbata-bata, "S-s-se-lamat da-da-tang! A-a-ap-a anda s-sendiri?"

"Ya."

Kusuo sedikit mengangguk, lalu bergerak sedikit untuk melihat sekeliling.

Sekilas kepalan tangan datang dengan cepat.

Dengan refleks cepat, Kusuo mengangkat tangannya dengan cepat, dan menangkap tinju itu yang di arahkan ke perutnya.

Apakah ini restoran dengan layanan khusus untuk pelanggan M?

Baru masuk, dia disambut dengan meriah. Apa lagi kalau bukan?

"A-a-a-apa?"

Tubuh pelayanan itu bergetar, seolah dia ditangkap oleh penjahat, sudut matanya sedikit kabur, dan dia dengan cepat menarik tangannya.

"Um?"

Kusuo melepaskannya, matanya berkedip bingung.

Apa yang terjadi? Jadi itu bukan salam untuk pelanggan M, tetapi hanya ketakutan yang wajar?

"Maafkan kami, tuan."

Suara manis datang dari gadis kecil yang mendatangi mereka. Gadis itu kecil, terlihat seperti bocah SD.

"Sambutan yang unik ya."

Kusuo berkata dengan heran dengan alis terangkat.

"Itu bukan sambutan..." Pelayan SD itu menggaruk pipinya. "Gadis itu hanya takut dengan laki-laki. Karena itu dia bersikap seperti itu..."

Sebelum selesai bicara, pelayan perempuan sebelumnya meninju seseorang lagi. Pelanggan laki-laki itu terjadi dan tergeletak di lantai.

Ketika pelanggan laki-laki itu bangun, tidak ada kemarahan di wajahnya, menganggap hal itu seolah hal wajar.

Itu tidak salah lagi seorang pelanggan M, bukan?

Pelayan SD itu terbatuk, lalu membawanya ke meja yang kosong, "Silahkan ikuti saya."

Pelayan SD itu melayani dengan sopan, sangat berbeda dengan ukuran badannya yang terlihat seperti anak-anak. Mungkin usianya tidak bisa ditebak dari ukuran tubuhnya.

Mungkin saja pelayan SD itu sebenarnya SMP

Setelah Kusuo duduk di meja, pelayan SD itu memberinya daftar menu.

Kusuo melihat sebentar dan dengan cepat memilih menu, "Ini, ini, lalu ini, kemudian ini, dan yang ini."

Melihat banyak yang dipesan, pelayan SD itu bertanya, "Apakah anda bersama dengan seseorang?"

"Hanya sendiri."

"Oh! Tunggu pesanan Anda." Pelayan SD itu terlihat takjub, dan kemudian dia membungkuk dan pergi.

Setelah pelayan SD itu pergi, Kusuo mengerakkan matanya dan melihat sekeliling.

Salah satu pelayan melayani pelanggan dengan katana di pinggang.
Katana itu asli, tidak plastik seperti miliknya.

Pelayan dengan katana itu juga mencuri pandang. Ketika Dia memandang Kusuo, dia tanpa sadar mencengkram katana nya dengan wajah yang waspada.

Kusuo memiringkan kepalanya.

Apa itu? Mungkinkah dia mengira katana miliknya sungguhan, dan dia ingin duel samurai dengannya?

Salah satu pelayan dengan kacamata menghampirinya, dia berbincang pelan sebentar, lalu memutar kepalanya ke arah Kusuo.

My Easy Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang