Kembalinya raden kian Santang ( putra Padjajaran) Bab 16.

612 45 7
                                    


Sudah satu Minggu semenjak kunjungan sultan hud ke Padjajaran untuk menemui nyimas Rara Santang dan juga bungsu kesayangan, PadjaJaran meski pada kunjungan tersebut sempat terjadi serangan dari musuh yang hampi merenggut nyawa sultan hud jika Raden kian Santang tidak menolong nya dari belati yang sengaja di lempar musuh.

Sekarang sultan hud dan nyimas Rara Santang tengah menikmati waktu bersama mereka di taman belakang istana yang di kawal prajurit dan para emban.

Sultan hud.

"Nyimas selama satu Minggu aku berada disini aku baru menyadari jika Pasundan ini sangatlah indah,
Dengan rakyatnya yang sangat damai juga makmur dan di tambah lagi Gusti prabu yang begitu bijaksana juga adil nyimas.

Nyimas Rara Santang.

"Ayahanda memang sangat adil juga tegas dan untuk keamanan penduduk juga itu ada campur tangan Rayi kian Santang yang selalu menjaga mereka dari para musuh Padjajaran " ujar nyimas Rara Santang yang tadinya tersenyum tiba tiba saja menjadi sendu kala mengingat setiap pengorbanan sang adik.

"Nyimas ada apa kenapa dirimu tiba tiba saja terdiam dan nampak sedih apa ada yang membebani pikiranmu?
Sultan hud.

"Tidak ada, aku hanya teringat pengorbanan Rayiku untuk melindungi rakyat padjaJaran ia bahkan tidak segan segan menjadi tameng untuk melindungi keluarga
Nya" ujar nyimas Rara Santang.

"Paman prabu Siliwangi pasti sangat bangga memiliki seorang putra seperti Rayi kian Santang bukan nyimas? Tanya sultan hud.

"Rayi kian Santang,dia bukan hanya kebangaan ayahanda tapi ia juga kebanggaan para ibunda Sera semua saudara/i nya tidak heran jika ada

Raka atau rayinya bisa begitu posesif
Pada Rayi kian Santang karena kami semua pernah hampi kehilangan dirinya" ujar nyimas Rara Santang.

"Nyimas, kejadian apa itu jika boleh aku tau? Tanya sultan hud.

Nyimas Rara Santang.
"Rayi kian Santang hampir meninggal kan kami semua, 6 tahun yang lalu sebelum Rayi kian Santang pergi untuk mengembara Padjajaran,

Pernah di Landa pemberontakan
Senopati argadana ia melakukan kudeta untuk melengserkan tahta ayahanda dengan menyandra Rayi kami, Rayi Surawisesa Rayi kian Santang yang saat itu merasa jika rayinya dalam bahaya langsung menyelamatkan dirinya tanpa memikirkan dirinya sendiri " jawab nyimas Rara Santang.

Sultan hud
"Maksud nyimas Rayi lain santanh sempat tiada,lalu bagaimana bisa? Tanya sultan hud.

Nyimas Rara Santang.
"Ya Rayi kian Santang menjadikan dirinya demi menyelamatkan nyawa Rayi Surawisesa yang hampir terkena,
Ajian patri yatma tingkat 5 milik

Paman argadana hingga dirinya yang
terkena jurus mematikan itu di depan mata kami Rayi kian Santang Sempat mengembuskan nafas terakhirnya , hiks "uca nyimas Rara Santang yang mulai terisak mengingat kejadian naas itu.

Sultan hud.

Sultan hud yang melihat calon istrinya bersedih langsung memeluknya dan menghibur nya

"Nyimas, sudah jangan menangis aku tidak suka melihat calon istriku bersedih, nyimas hidup dan mati itu adalah kehendak dari Allah taala tapi lihat ,Rayi kian Santang sekarang ada di tengah tengah kita itu karena Allah belum mengijinkan Rayi kian Santang

Pergi meninggalkan semua orang yang dicintainya lihat Rayi kian Santang dia bahkan sehat walafiat nyimas ,kita akan melindungi dirinya
Sudah jangan menangis lagi" uja sultan hud.

Nyimas Rara Santang.
"Iya, Rayi kian Santang memang baik baik saja sekarang karena ia mengalami mati suri, iya kita lindungi
Rayi kian Santang bersama sama" ujar nyimas Rara Santang.

Karena hari sudah mulai siang kedua nya memutuskan kembali keistana sedangkan di area istana seorang pemuda sedang melihat Rakanya gagak gampar dan layang Kusuma sedang melatih para prajurit latihan

Raden kian Santang & Raden Surawisesa.

Raden Surawisesa.
"Raka lihatlah para prajurit nampak sangat kelelahan di latih Raka layang Kusuma, mereka bahkan tidak sempat untuk beristirahat" ujar Raden Surawisesa.

Raden kian Santang.
"Kau benar Rayi, jadi ingin ikut latihan juga dengan Raka layang kusuma dan Raka gagak gampar" ujar Raden kian Santang.

Raden Surawisesa.
"Raka dari pada kita ikut latihan,
Kenapa kita tidak ke sungai dekat istana saja aku sudah lama tidak bermain disana Raka"ujar Raden Surawisesa.

" Seperti nya boleh, namun sebelum Raden kian Santang menjawab lebih Ucapan nya terpotong karena Raden Abikara yang tiba-tiba datang dan memotong ucapan sang adik, Oo kalian mau ke sungai dekat istana itu ya lalu bermain air begitu Rayi, "

Dengan gugup kedua bersaudara satu ayah beda ibu itu panik karena Raden Abikara tiba tiba saja datang dengan bersedekap tangan di dada dan menatap kedua nya dengan tajam.

Surkian
"Aa, ti tidak Raka kami mau menghampiri Raka layang kusuma,
Iya Raka layang kusuma,gagak gampar"ucap kedua nya.

Abikara yang mendengar kedua nya menyebut nama kedua Raka mereka pun bingung dan mengeryitkan keningnya, seraya berkata.

Raden Abikara.
"Kalian berbohong kan mana ada kalian mau menemui Raka layang kusuma dan Raka gagak gampar huh kalian ini ya kedua Rayi yang nakal sini kalian Raka akan bawa kalian ke ibunda"ucap abikara tegas dengan menjewer telinga kedua Rayi nya yang menurut nya nakal

Surkian.
"Arggggg,Ra Raka ampun raka jangan di jewer kuping kami Raka ,rakaaa" teriak keduanya, prajurit yang melihatnya pun hanya bisa menahan tawa begitu juga emban dan kedua Raka mereka yang sedang melatih

Raden layang Kusuma & gagak gampar.

"Rayi abikara, kenapa ia menjewer Rayi kian Santang dan Surawisesa,
Kenapa kalian berhenti lanjutkan latihan kalian" perintah Raden gagak gampar.

Sementara itu nyimas Rara Santang dan sultan hud sudah berkumpul bersama para ibunda dan prabu Siliwangi di aula istana,tiba tiba saja mereka melihat Raden Abikara yang masuk ke aula istana dengan sedang menjewer telinga kedua Rayi nakal nya itu.

Prabu Siliwangi.
"Jagad Dewabatara, Putraku abikara kenapa kau menjewer kedua rayimu putraku? Tanya prabu Siliwangi.

Raden Abikara.
"Mohon ampun ayahanda,ananda menjewer kedua anak nakal ini karena mereka berdua Berniat untuk keluar istana dan pergi ke sungai yang ada di dekat istana ayahanda " ucap Raden Abikara.

All- ibunda ratu.
"Jagad Dewabatara/astaghfirullah putraku benar itu nak? Tanya ibunda Subang larang dan ibunda kentring manik.

Raden Abikara.
"Jawab Rayi, dan jangan berbohong" ucap tegas Raden abikara.

Surkian.
"I iya ibunda, kami hanya ingin bermain disana dan tidak pergi keperkampungan Ayahanda ibunda" ucap keduanya.

Prabu Siliwangi.
Prabu Siliwangi menarik nafas nya dan dengan tenang prabu Siliwangi memberikan pengertian pada Raden kian Santang dan Surawisesa.

Prabu Siliwangi.
"Putraku Kian Santang dan putraKu Surawisesa, ayahanda bukanya tidak mengijinkan kalian keluar istana tapi saat ini banyak sekali musuh padjaJaran yang mengincar kalian berdua terutama rakamu kian Santang, putraku Surawisesa kau tentu tidak ingin bukan kejadian yang sama menimpa rakamu putraku."ujar
Prabu Siliwangi dengan sayang memberikan pengertian untuk kedua putranya.

Surkian.
"Kami mengerti ayahanda,dan aku tidak ingin kejadian yang sama terulang pada raka kian Santang " ucap Raden Surawisesa sedangkan Raden kian Santang yang paham tiba-tiba saja memeluk ayahanda nya.

Raden kian Santang.
"Ayahanda maafkan ananda , ananda lupa jika musuh padjaJaran berkeliaran di luar sana maaf ayahanda"ucap Raden kian Santang.

Prabu Siliwangi.
"Tak apa putraku, tapi sebagai hukuman nya ayahan akan mengurung kalian di dalam wisma kalian Masing masing kalian hanya boleh keluar dari wisma hanya saat sarapan pagi,makan siang dan saat makan malam, ibunda Kalian akan menemani kalian putraku " ucap prabu Siliwangi dengan tegas.








BERSAMBUNG.

Kembalinya Raden Kian Santang (Putra Pajajaran)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang