kembalinya Raden kian Santang ( Putra padjaJaran) Bab 19.

562 40 2
                                    


Saat ini Raden kian Santang sedang di temani yundanya setelah tadi ia sempat tertidur di pangkuan Yundanya, Raden kian saat ini sedang berada di kolam buatan yang ada di dalam istana.

"Yunda air di kolam itu nampaknya
Jernih ya"ucap Raden kian Santang.

"Iya Rayi, Rayi dari tadi yunda tidak
Melihat Rayi Abikara kemana dia Rayi
" Ucap nyimas Rara Santang.

"Tadi aku lihat Raka Abikara keluar istana bersama Raka gagak gampar mungkin mereka mau ke pantai belakang istana yunda, yunda aku mau berkuda yunda kira kira ayahanda mengijinkan tidak ya Yunda" ucap Raden kian Santang.

"Yunda tidak tau Rayi, tapi kenapa tidak kau coba ijin pada ayahanda siapa tau mungkin diijinkan" ucap nyimas Rara Santang.

"Tidak jadi deh yunda bukan diijinkan malah di kurung lagi di wisma , sebaiknya aku ketaman belakang istana.

"Baiklah Kalau gitu, yunda juga akan menemui yunda Ratna Wulan," ucap nyimas Rara Santang.

Skip-

Taman belakang istana Raden memutuskan untuk ketaman belakang istana yang memang sangat dekat dengan lautan serta pantai,
Bukan cuma itu saja di taman belakang istana juga ada sebuah cerbung disana cerbung air terjun yang memang Raden kian Santang suka ketempat ini dan siapa yang menyangka ternyata cerbung air terjun itu berdekatan dengan pantai dimana Raden Abikara dan kedua Rakanya berada disana yang di kawal beberapa prajurit dan juga yudakhara

Saat ini Raden kian Santang sedang menatap cerbung air terjun tersebut,
Karena rasa bosan nya Raden kian Santang dengan isengnya Raden mengunakan jurus banyu maruta ke arah air terjun namun Raden belum mengetahui nya jika ketiga rakanya mulai menyadari karena merasakan percikan air dari atas langit dan benar saja mereka bertiga terkena siraman air yang tidak sengaja Raden gunakan.

Raden gagak gampar
"Kenapa bisa turun hujan di siang hari" ucap Raden gagak gampar.

"Ini bukan hujan Raka, tapi ini adalah air dari sana cerbung yang dekat pantai ini dan lihat bukan kah itu Rayi kian Santang nampaknya ia sedang menguasai jurus banyu maruta tinggkat empat dan kita yang kena tersiram sekarang Raka" ucap Raden Abikara.

Raden kian Santang.

"Aku harus bisa menguasai jurus ini agar aku bisa melindungi orang orang yang aku sayangi, " ucap Raden kian Santang. Yang tidak menyadari jika di belakang nya sudah berdiri ketiga Raka nya .

Sedangkan Raden kian Santang
Masih berlatih untuk menguasai,
Jurus banyu maruta tingkat 4 dan mencoba menggabungkan nya dengan ajian banyucakrabuana miliknya namun sebelum Raden mulai Raden Abikara sudah menghentikan nya.

"Rayi hentikanlah kenapa kau bisa ada di cerbung ini, kau keluar dari istana lagi" ucap Raden Abikara.

"Tidak Raka , ini taman belakang Istana memang menyatu dengan cerbung ini ,hanya ingin menguasai
Jurus banyu maruta hmmm kalian berdua kenapa Raka" ucap Raden kian Santang yang baru menyadari jika baju kedua Rakanya basah .

"Hufff , tidak kami tadi kena air,
Pantai dan Rayi dari pada kau disini sendirian lebih baik kau ikut ,
Bersama kami kepantai " ucap Raden
Gagak gampar.

"Tidak Raka aku masih ingin disini,
Lagi pula sebentar lagi aku mau
Kembali ke istana " ucap Raden
Kian Santang, sambil tersenyum.

"Baiklah, Rayi abikara bagaimana
Kalau kita juga disini lihatlah tempat
Ini tidak kalah indah" ucap Raden gagak gampar.

Raden kian Santang yang mendengar nya pun hanya bisa menghela nafas nya dan mulai berlatih kembali,
Raden Abikara dan juga Raden gagak gampar di buat kagum dengan Rayi
Mereka .

Rayi mereka memang sangat istimewa karena setiap jurus warisan yang ayahanda mereka berikan pasti Rayi mereka dengan sangat mudah menguasainya, karena Raden kian Santang memang muda memahami setiap jurus jurus yang di ajarkan ayahanda mereka,tapi jangan salah mereka sama sekali tidak iri,
Malahan mereka sangat kagum dengan Rayi mereka.

Sementara itu di istana ruang semedi prabu Siliwangi dapat melihat,
Putra bungsu nya yang sedang memperdalam ajian banyu maruta yang sudah ia ajari,prabu Siliwangi tentu merasa bangga pada putra bungsunya, prabu Siliwangi pun membelah raga nya agar dirinya bisa,
Bisa mengawasi putra bungsunya.

"Putraku kian Santang semakin hari,
Ilmu Kanuragan nya semakin kuat
Putra ku kian Santang hentikan latihanmu tubuhmu butuh istirahat" ucap raga prabu Siliwangi.

Ayahanda prabu" ucap keempat putranya, Raden kian Santang lalu
Menghampiri ayahanda nya dan mencium punggung tangan nya.

"Ayahanda prabu, maaf tidak
Menyadari kehadiran ayahanda "ucap Raden kian Santang.

All  ratu padjaJaran.

"Bagaimana kau bisa menyadari keberadaan ayahanda mu putraku,
Kami saja yang disini sejak tadi
Tidak kau sadari putraku"ucap ibunda ratu kentring manik.

"Ibunda , sejak kapan kalian disana"
Ucap Raden kian Santang bingung.

"Rayi, kau memang tidak akan menyadari orang lain di sekitar
Mu jika kau sendiri sedang fokus latihan seperti ini, latihan boleh Rayi
Tapi ingat batasan, raka dapat
Merasa hawa murni mu tidak beraturan seperti itu Rayi" ucap Raden layang Kusuma.

Prabu Siliwangi menghampiri
Putra bungsu nya dan membantu putra nya untuk memulihkan hawa murni putra nya yang tidak beraturan akibat terlalu lama berlatih.

"Apa yang rakamu katakan benar
Putraku sebaiknya kalian kembali keistana, kau juga putraku kian Santang" ucap prabu Siliwangi.

"Baik ayahanda, Raka tunggu sebentar " ucap Raden kian Santang.

"Ada apa lagi Rayi, "tanya Abikara

"Aku mau memetik bunga mawar itu untuk bunda Subang larang Raka"
Ucap Raden kian Santang.

Raden Abikara yang melihat rayinya memetik bunga mawar putih untuk sang bunga menjadi tersenyum,
Raden Abikara sangat tau itu adalah bunga kesuksesan ibunda nya maka itu Raden kian Santang selalu memetik bunga mawar itu dan menaruhnya di wisma sang bunda.

" Ayo Raka kita kembali ke istana"
Ucap Raden kian Santang yang langsung menarik tangan Rakanya.

Entah kenapa Raden Abikara merasa jika rayinya ini sedikit Manja hari
Ini tapi ia sangat senang .

"Iya Rayi tapi jangan menarik tangan Raka seperti ini" ujar Raden Abikara.

Raden kian Santang dan abikara sudah sampai diistana dan keduanya
Mencari ibunda mereka.

" Ibundaaaa," panggil Raden Kian Santang

"Astaghfirullah Rayi jangan lari,
Ibunda tidak akan kemana mana Rayi kau ini ya dasar Rayi nakal" ucap Raden Abikara.

"Astaghfirullah,putraku jangan berlari seperti itu nak, kau bisa terjatuh jika rakamu tidak menangkap tubuhmu
Tadi putra bunda yang nakal" ucap ibunda Subang larang yang
Menjawil hidup putra bungsunya.

"Maaf bunda, ibunda ananda membawakan ini dari cerbung,
Air terjun bunda indah bukan seperti ibunda yang indah dan cantik " ucap putra bungsunya.

"Terimakasih putraku bunga nya sangat indah, nah sekarang kau dan rakamu masuklah saudara kalian,
Berada di aula utama istana " ucap ibunda Subang larang.

"Iya bunda ayo Rayi kita ke aula utama, tapi Raka harus ganti baju dulu" ucap Raden Abikara.

"Iya Raka," jawab Raden kian Santang

Skip - aula utama istana.

"Assalamu'alaikum,Raka, yunda Rayi" ucap salam Raden kian Santang.

All- saudara/i Raden kian Santang.
" Waalaikumsallam, Rayi "....

"Rayi kemarilah, seharian ini kau kemana Rayi kami tidak melihat dirimu didalam istana" ucap Raden Arya sadat.

"Aku seharian ada di taman belakang istana Raka " ucap Raden kian Santang.




Bersambung...

Kembalinya Raden Kian Santang (Putra Pajajaran)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang