Dua

71 14 3
                                    

Oxy mengambil segenggam hanger dari lemarinya dan menyuruh adik kelas yang lewat untuk mengasih hanger tersebut ke Mikha yang berada di Hamam.

Bagi Oxy mengambil kepemilikan orang lain adalah hal yang paling bodoh, selagi ia punya kenapa harus mengambil punya orang ia juga pasti akan malu ketika orang melihat bajunya di sangkutkan ke hanger orang lain.

Mau taruh dimana muka dia?.

"Kasih ke Mikha" titah Oxy pada Leo yang diketahui sebagai teman Mikha dengan menaruh hangernya ke tangan anak itu.

"I--iya kak" jawabnya gugup sebenarnya ia ingin bertanya dimana keberadaan Mikha hanya saja iya ketakutan hingga akhirnya ia mengurungkan niatnya.

"Lo suruh dia kesini" Oxy menambahkan ucapannya

"Denger?" lanjutnya kerna melihat Leo yang sibuk merapikan hanger ditangannya.

"I--iya kak, denger" jawabnya menundukkan wajahnya setelah itu Oxy mengibaskan tangannya seolah menyuruh Leo untuk pergi, setelahnya anak itu benar-benar pergi dari hadapannya.

Leo berjalan tak tentu arah ia benar-benar tidak tau dimana keberadaan Mikha saat ini.

Leo hanya berjalan di kompleks nya kerna Mikha termasuk orang yang malas untuk keluar kompleks jika tidak ada kepentingan seperti belajar, sholat atau dipanggil Oxy, ia yakin Mikha pasti disekitar itu.
Sekarang ia mencoba mencari Mikha ke Jemuran.

"Hm... Lo liat Mikha ga?" tanya Leo pada anak yang sedang menjemur baju.

"Tadi dia pergi sama kabir Oxy kayanya" jawab anak itu

"Ouh oke, makasih" Leo pun pergi, ia merasa Mikha diantara dua tempat

"Paling kalo ga di Kamar hm... Di Hamam deh kayanya" batin Leo lalu pergi dari area jemuran.

•••

Leo sudah berada di Hamam dan memasukinya,
Saat didalam ia melihat seorang yang sedang tertidur di atas ember ia mengira itu orang lain bukan Mikha yang dicarinya dan setelah mengecek isi Hamam, disana hanya ada orang tadi Leo pun memberanikan diri untuk menegurnya.

"Heh lo bangunn!" pekik Leo tepat di depan telinga anak itu.

"Huaaaaaaa" anak itu menguap dan mengangkat kepalanya

Betapa terkejutnya Leo melihat anak tadi ternyata Mikha yang dicarinya.

"Gila, sebegitu ngantuknya Lo" Leo tertawa keras

"Jelek amat" lanjutnya lagi dengan nada mengejek.

"Cepek gue" balas Mikha
akhirnya ia terbangun dan melihat hanger ditangan Leo

"Untuk gue?" tanyanya penuh keyakinan

Leo mengangguk dan memberikannya pada Mikha

"Iya nih, oh ya kabir Oxy nyuruh kekamarnya" ucapnya memberi tau

Mikha mengangguk setelah itu barulah Mikha pasangkan hanger ke bajunya.

"Hampir mati gue dibuatnya" celutuk Mikha tiba-tiba

"gatau diri banget tu orang" umpatnya

"ikhlas aja kha" Leo menjawab

"Kira-kira setelah tamat Lo pindah atau nggak?"
tanya leo sambil berjongkok dekat Mikha

"Gatau juga gue, pengennya pindah aja biar aman hidup gue"
jawabnya dengan nada lemas jujur saja ia malas membahas itu karena ia yakin ini semua bersangkutan dengan pilihan orang tuanya

"Kalo gue sih pindah kerna ayah gue nyuruh ikut tes polisi" jawab Leo bangga

Keluarga Leo memang berlatar belakang polisi dan kakaknya perawat di rumah sakit maka dari itu ayahnya memaksa ia untuk ikut tes dan Leo pun juga bersemangat.

"Hidup lo enak Leo, bokap lo selalu ngedukung"
Mikha tampak sedih

Leo pun merangkul Mikha dan memberinya semangat

"Lo pasti bisa kha jadi apa yang lo mau, dengan lo berusaha dan semangat semua impian lo bakal kegapai satu persatu, walaupun ayah gue polisi belum tentu gue juga bisa jadi polisi, intinya usaha semangat dan doa" ujar Leo panjang lebar memberikan semangat pada Mikha

"gue duluan" pamitnya dan berlalu pergi dari Hamam

Mikha terdiam dengan ucapan Leo ia mencoba untuk meresapi setelah tersadar ia langsung pergi ke Jemuran dan berlari ke Kamar Oxy sesuai perintahnya.

"Kebiasaan" ucap Oxy sedang duduk didepan Kamarnya dengan raut muka datar yaa seperti biasanya.

"M--maaf kak" Mikha menundukkan kepalanya sambil memain-mainkan hanger ditangannya ia tidak berani menatap Oxy.

"Ngapain hm?"
lagi-lagi Mikha bertambah ketakutan ia tidak tau menjawab apa dan akhirnya ia memilih untuk diam saja

"Bisu?" tanya Oxy lagi beralih berdiri

Oxy menarik dagu Mikha untuk menatapnya jujur saja ia kesal kerna telah menunggu cukup lama hanya untuk menyuruh Mikha datang dan menjalankan tugasnya (sebagai babu)

Setelah mengumpulkan banyak keberanian Mikha mencoba untuk menatap Oxy dan menjelaskan kejadian walaupun ia sedikit takut

"Emm t--tadi a--aku k--ketiduran di H--Hamam kak" akhirnya Mikha bisa menjawab dengan terbata-bata tapi ia cukup lega kerna ia sudah jujur.

"Don't care"
Oxy akhirnya melepaskan tangannya dari dagu Mikha dan terus menatapnya

"20 Menit beresin lemari gue dan jangan pergi sebelum gue balik" perintahnya penuh penekanan

Tanpa menunggu jawaban, Oxy pergi meninggalkan
Mikha.

Oxy sampai ke gudang dan melihat Gilang dan teman temannya sudah tertidur pulas
Oxy mengembangkan senyumannya sekilas entah mengapa ia suka melihat teman-temannya tertidur dengan muka yang sangat adem dimatanya,

Oxy mempunyai 4 teman dekat sejak awal mondok mereka semua memiliki kemampuan yang berbeda-beda seperti

Gilang Dinama
(yang mampu dalam hal hitung-hitungan)

Wiliam Fauzino (mampu dibidang taekwondo)

Alex Geandra
(mampu menghapal nadzom dalam waktu cepat)

Melvin Samudra
(mampu dibidang dancer bahkan ia ketuanya)

dan Oxy sendiri mampu di semua bidang maka dari itu banyak yang menjulukinya multitalenta.

Oxy berjalan mengambil hp dan berbaring di kasurnya, Oxy memasang timer 20 menit untuk mengawasi Mikha.

"Awas aja kalo gue lupa" Oxy bermonolog lalu ia pun bermain game favorit nya sambil menunggu 20 menit berlalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Awas aja kalo gue lupa"
Oxy bermonolog lalu ia pun bermain game favorit nya sambil menunggu 20 menit berlalu

"Nge-push dulu ah" lagi-lagi ia berbicara sendiri.

"Oxy kecilin suaranya bego!"
suara khas bangun tidur yang keluar dari mulut Melvin membuat Oxy berdecak kesal lalu mengecili volume hpnya tanpa menoleh sedikit pun.














Karya pertama harap dimaklumi.
Jangan lupa follow vote dan komen.

Mikha, Si Babu OxyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang