Alex menemukan Mikha di teras masjid sebelum waktu sholat dhuha masuk, ia menyampaikan permintaan Oxy pada Mikha, ia juga menyuruh Mikha membawa sarapan dan minuman di tangannya itu pada Oxy, Mikha tidak keberatan dengan itu, ia menurut saja jika bersangkutan dengan Oxy, ia juga tidak terlalu percaya jika Oxy benar sedang sakit di UKP, karena Oxy termasuk orang yang jarang sekali terkena sakit,
"Mikha!, lo dipanggil Oxy di UKP, sama tolong bawain ini ya"
Mikha yang merasa dipanggil menoleh ke belakang bersamaan dengan Ricky yang berhenti mendadak"Eh, iya" sahut Mikha mengambil kantong itu
"Kalo boleh tau, kak Oxy kenapa ya?" tanyanya kepo"Tanya aja sama dia, oh iya kalo lo ga jamaah biar gue yang izinin, udah sana!" tangannya mengibas seperti menyuruh Mikha untuk cepat pergi, Ricky yang melihat itu agak bingung, tapi ia diam saja dan melangkahkan kakinya lagi masuk Masjid dengan Alex disebelahnya.
Mikha telah sampai ke UKP untuk menuruti kehendak kakak kelasnya itu, saat ia mengintip dari sela-sela pintu tanpa sengaja sepatunya sedikit berdecit nyaring,
setelah menyadarinya ia menepuk dahinya pelan, sejujurnya ia juga takut jika kehadirannya ini mengganggu ketenangan Oxy, apalagi sampai memancing amarah Oxy, sungguh ia tidak mau..,"Masuk" dalam posisi berbaring dan terpejam di kepala ranjang Oxy mendengar suara itu, dan ia sangat yakin kalau orangnya adalah Mikha
"Assalamu'alaikum" suaranya sangat kecil, dengan langkah kaki yang membawanya ke samping ranjang Oxy sembari mengasih kantong makanan tadi pada Oxy
"Suapin" pinta Oxy menatap Mikha, nadanya sedikit kecil
"Ha?" Mikha terkaget, ia berharap Oxy salah ngomong
"Ga denger hm?"
"I--iya, denger kak" Mikha mulai membuka makanan itu, lalu ia menyuapi Oxy yang terduduk di kasurnya
setelah mengunyah makanannya Oxy menunjuk kursi yang ada di dekat pintu dengan jari telunjuknya,
Mikha yang paham dengan isyarat tersebut langsung mengambilnya lalu mengarahkan kesamping dan duduk disebelah OxyMikha kembali menyuapi Oxy dengan telaten, sekarang ia percaya jika Oxy memang sedang sakit, itu terlihat dari wajah Oxy yang sedikit pucat, ia menyuap Oxy dengan porsi cukup sedikit agar bisa cepat dihabiskan oleh Oxy, sudah hampir habis kemudian Oxy meminta minum padanya "Minum"
Secepat mungkin Mikha membuka tutup botolnya dan menyodorkan ke mulut Oxy dengan pelan "Nih, kak"
Oxy meneguk sedikit demi sedikit minuman itu hingga tersisa setengah, saat Mikha menyuapinya lagi Oxy menolak dengan cara menggeleng dan menutup mulutnya, padahal nasi tersisa hanya 2 suap lagi
"Dikit aja kak, udah itu habis" bujuk Mikha
"Gak" tolaknya mentah-mentah
Mikha tetap dalam pendiriannya untuk membujuk Oxy
"Dikiiiit ajaa" nada bicaranya ia perpanjang"Ck," Oxy berdecak, akan tetapi ia tetap mengunyah makanan itu, dan benar saja setelah 2 suap sudah habis
"Nah kan, udah habis, gitu dongg" Mikha mengembangkan senyumannya agar Oxy tidak mengoceh karena tadi ia sedikit memaksa Oxy
"Temani gue ya" mendengar itu senyuman Mikha tadi memudar seketika, kayaknya ia ingin menolak
"He... t-temani kakak tidur disini?" ia tersendat
Oxy mengangguk pelan sambil berdehem "Hm...,"
"Ga ada penolakan, nanti gue izinin" lanjutnya nuntutMikha jadi bingung bagaimana caranya menolak permintaan Oxy ini, sebelumnya ia ada janji ingin mendengar cerita Ricky saat tidur siang nanti, ia mencoba menjelaskan sekalian menolak permintaan Oxy "Hm.., s-sebenarnya aku ada janji sama Ricky kak, aku mau denger cerita dia sebelum tidur, kak"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mikha, Si Babu Oxy
Novela JuvenilBukan menceritakan tentang anak SMA yang sedang jatuh cinta atau persahabatannya melainkan menceritakan tentang kehidupan Mikha El-Hariz di pondok. Ia merasa menjadi seorang babu dari kakak tingkatnya yang bernama Oxyan Aprilio, ia bahkan tak tau ke...