Suasana di sekitar UKP sudah sepi, kamar-kamar santri juga sudah memadamkan lampu, wajar saja karena para santri kelelahan atas aktivitas hari ini, Ustadz Yayan masih setia disamping Oxy, ia takut jika nanti Oxy tersadar ia tidak ada di sana, Ustadz Yayan juga sudah menganggap Oxy sebagai anaknya, maka dari itu ia tidak rela meninggalkan Oxy pada kondisi seperti ini.
20 menit
40menit
1 jam
Oxy belum ada perubahan seperti ingin bangun,
Ustadz Yayan sudah terlanjur ngantuk dan hendak tidur di salah satu bangku,
"Kayaknya dia lanjut tidur deh!, yaudah saya juga tidur yaa! nanti kalo kamu bangun, bangunin saya ya Oxy!"
Ustadz Yayan berbicara didepan muka Oxy dengan sedikit kekehan di ujungnya, langkahnya menuju bangku dan terlelap tidur sampai dini hari.Ustadz Yayan terbangun pada jam 04:43 karena ia ingin membuang air kecil, ia melirik Oxy sekejap sebelum ia keluar dari sana, ia sudah tidak tahan dengan air kecilnya, alhasil ia meninggalkan Oxy sendiri di sana, ia juga berniat ingin mengontrol sholat subuh para santri.
Hari mulai pagi, Oxy belum juga tersadar dari pingsannya, membuat Gilang khawatir dengannya, karena ia sudah mencari ke gudang tempat biasa Oxy tidur selain di kamar, tapi hasilnya nihil, ia tidak menemukan Oxy di sana, ia juga bertanya pada teman-teman ronda Oxy dan Mikha tapi hasilnya sama saja, ia takut terjadi apa-apa pada Oxy.
Belum puas dengan hasilnya Gilang lanjut mencari keberadaan Oxy di Kompleks sebelah, ia belum ada mencari Oxy ke sana, biasanya juga Oxy jarang menapaki Kompleks sebelah kecuali hal yang penting, kakinya menelusuri semua tempat yang ada di sana,
di jalan dekat kantin Gilang bertemu Melvin yang tengah memakan nasi dengan tangan yang melambai seperti memanggilnya, ia duduk disamping Melvin yang langsung melontarkan pertanyaan,
"Tumben kesini? nyari gue?" ia sedikit terkekeh
"Kepedean lo!, gue nyari Oxy! emang lo ga liat?
Melvin sedikit tersedak mendengarnya, ia tidak percaya
"Boong lo kalo Oxy hilang!"
Gilang memutar bola matanya malas, ia tidak tau kenapa Melvin masih saja bercanda pada situasi serius.
"Temani gue yuk!" ajak Gilang sembari berdiriMelvin membalasnya dengan anggukan setuju juga mulutnya masih penuh oleh makanan, kemudian berdiri meninggalkan kantin bersama Gilang disampingnya.
Padahal sudah hampir masuk kelas tapi mereka berdua belum juga menemukan keberadaan Oxy, benar-benar tidak ada yang melihat Oxy samasekali, bahkan teman ronda nya sekalipun, rencananya mereka akan mencari Oxy setelah pulang sekolah saja jika belum dapat menemuinya juga,
"Nanti aja deh kita cari lagi, udah mau masuk soalnya" Melvin memberi saran pada Gilang yang tampak cemas, bak seorang ayah mencari anak tunggalnya.
"Hm.. iya juga sih, tapi kalo ditanya *dia dimana* gue jawab apa dong? bohong gitu?" Gilang jadi ragu sendiri
KAMU SEDANG MEMBACA
Mikha, Si Babu Oxy
JugendliteraturBukan menceritakan tentang anak SMA yang sedang jatuh cinta atau persahabatannya melainkan menceritakan tentang kehidupan Mikha El-Hariz di pondok. Ia merasa menjadi seorang babu dari kakak tingkatnya yang bernama Oxyan Aprilio, ia bahkan tak tau ke...