Peat adalah seorang mahasiswa yang rajin dan cerdas ,namun ia adalah sosok yang sangat pendiam di kelas. Bukan karena ia di benci atau banyak yang tidak suka, justru ada beberapa orang yang berniat untuk mengajaknya berteman namun peat tidak menghiraukan mereka.
Peat bukannya sombong, dia ramah namun pemilih dalam berteman. Teman yang dekat dengannya hanya terhitung jari, itupun mereka semua berbeda kelas.
Peat fakultas teknik desain, noeul fakultas seni dan james fakultas teknik komputer.
Saat ini ketiga pemuda cantik itu sedang makan di kantin fakultas seni, mereka makan dengan tenang dan sesekali melontarkan candaan yang tentunya dilakukan oleh noeul.
Meski berteman dekat, namum mereka memiliki sifat dan perilaku yang berbeda. James adalah orang yang anggun, tenang, dan pekerja keras meski terlahir dari keluarga kaya. Noeul merupakan anak yang ceria, berisik dan terkadang cukup bodoh /polos. Sedangkan peat sendiri adalah sosok yang dewasa, tertutup namun peduli terhadap orang terdekatnya.
James adalah anak pertama dari 2 bersaudara, peat adalah anak tunggal dan seorang yatim piatu, noeul adalah anak tunggal dari keluarga terpandang.
"Peat, malam ini kamu ikut kan..?" Tanya james memecah keheningan.
Peat dan noeul menatap james dengan bingung. Mereka saling memandang dan saling memberi kode 'kemana ?'.
"Jangan bilang kalian tidak membaca grup..?" Tebak james dan di balas cengiran oleh kedua temannya.
"Benar- benar ya kalian, aku kira kalian membaca pesanku. Kalau peat aku masih mengerti karena dirinya harus bekerja, tapi kamu (menunjuk noeul). Kenapa tidak membaca pesanku ?.." ucap james lagi, wajah pria ia menatap temannya dengan mata memicing.
"Hehehe, semalam aku sangat lelah dan tidak sempat membukanya . Phi boss tidak membiarkanku tidur dengan nyenyak atau pun menyentuh apapun. Dia terus saja memakanku dan tidak mau berhenti...." ceplos noeul dan mendapat pukulan dari peat.
"Kalau ngomong ngga pernah di filter ya, kalau ada yang dengar gimana...?" Tegur peat.
Noeul langsung menutup mulutnya dengan kedua tangan saat mendengar ocehan peat. Dia juga menampar pelan bibirnya karena tak berpikir sebelum mengeluarkan suara.
Kalian pasti bingung kenapa peat berbicara seperti itu ? Dan apa masalahnya jika orang tau kalau mereka tidur dan melakukan hubungan intim ?, toh mereka kan sepasang kekasih.
Ingat, noeul adalah anak dari salah satu orang terpandang di bangkok. Meskipun keluarganya menyetujui hubungannya dengan boss. Namun sang ayah meminta agar hubungan keduanya tidak sampai ke public dan harus merahasiakannya.
"Ohiya james, emang ada nanti malam...?" Tanya peat kembali ke pembahasan.
"Jalan Rexxxxxx tepat di jantung kota..." jawab james.
"Serius...? Tapi di sana banyak pejabat dan petinggi lainnya. Kalau sampai ketahuan gimana ? Bukankah acara itu ilegal...?" Tanya noeul dan di angguki oleh peat.
"Tenang guys. Pemilik acara itu bukan orang biasa, meskipun ilegal tapi banyak pejabat dan orang berpengaruh di sana. Kalau kita ikut, berapa banyak uang yang akan kita dapatkan....." ucap james tersenyum, berusaha membujuk kedua temannya.
"Hasilnya kita bagi tiga, tapi peat tetap mendapat bagian terbanyak...." lanjut james saat melihat peat ingin membuka suara. Ia sudah menebak apa yang akan temannya katakan jika menyangkut hal ini.
Peat hanya diam dan pasrah, dia tidak bisa menolak jika sudah begini. Lagi pula ia sudah kekurangan dana karena sudah seminggu tidak bekerja, apalagi ia belum membayar sewa kondoniumnya.
Ia juga paham mengapa kedua temannya sangat antusias, peat tidak akan menerima bantuan temannya secara cuma- cuma. Jadi temannya mengusulkan untuk mengikuti setiap kegiatan itu agar kebutuhannya terpenuhi. Kadang semua uang yang mereka hasilkan di berikan padanya.
.
.
."James, di sini sangat ramai dan kamu pasti tau siapa pria tua yang duduk di sana..." (menunjuk ke arah yang dimaksud)
"Noeul, dia orang tuamu...." tegur peat lagi, dan membuat noeul mengentakkan kakinya kesal, namun juga tak berani menantang temannya.
"Kita tidak akan ketahuan, kita datang sebagai tamu dan mereka pasti tidak akan mengenali kita...." tutur james. Sebenarnya ia juga sedikit gugup karena melihat sepupunya di sana.
Mereka bertiga melanjutkan langkahnya dan menuju ke area pendaftaran.
Noeul berhenti dan menarik tangan kedua temannya, membuat mereka menoleh dan menatap noeul kesal.
"Apalagi noeul..?" Tanya james sedikit berbisik
"Phi boss ada disana, astaga....Bagaimana kalau kita ketahuan..?" Panik noeul membuat peat dan james menoleh. Mereka melihat boss sedang berbincang dengan 2 temannya, mereka lalu menatap noeul kembali dan memengan pundak pria itu.
"Noeul, wajah kita tertutup dan juga pakaian kita berbeda dari biasanya. Tenanglah, phi boss tidak akan mengenali kita atau kamu...." peat menenangkan temannya , tangan noeul sudah berkeringat karena gugup.
"Tenanglah noeul, kita sudah sering melakukan ini dan kita belum pernah ketahuan....." ujar james lagi, membuat noeul menatap dan mengangguk.
"Salah satu dari kita harus menang. Meskipun yang selalu menang adalah peat...." ujar james diakhiri kekehan.
"Phi thorn ? Phi gem ? Phi nu ?...."
Ketiga pemuda yang masih sibuk berbincang itu berbalik bersamaan, ketika mendengar seseorang memanggil mereka.Ketiganya saling bertatap- tatapan, seolah mengobrol dalam hati dan memberi pertanyaan 'siapa.?
"Ah benar. Halo phi, aku winny....." ujar orang itu memperkenalkan namanya setelah memastikan ia tidak salah orang.
Peat, james, dan juga noeul menundukkan kepalanya memberi salam.
"Kamu mengenal kita...?" Pertanyaan itu keluar dari mulut noeul dan membuat pria di depannya mengangguk sambil tertawa kecil.
"Aku sering melihat kalian bertanding dan mengidolakan kalian. Saat kakakku memberitahu kalau kalian ikut pertandingan ini aku sangat senang dan bersemangat....." jelas pria yang bernama winny, dia juga menggenggam tangan james sambil melompat baik anak kecil.
Peat terkekeh melihat pria yang lebih pendek darinya, ia juga mengacak rambut winny gemas dan membuat ketiga orang yang ada disana membelalakkan matanya terkejut.
Noeul yang berada di samping peat menyenggol lengan temannya, membuat peat menarik tangannya dan kembali bersikap dingin.
Winny yang masih terkejut karena perlakuan peat itu tidak bergerak sama sekali, sebelum seseorang memanggilnya untuk brrgabung.
Winny bukannya marah atau apa, hanya saja selama ini yang ia tau adalah thorn itu orang yang cuek, dingin dan sombong. Ia tidak menyangka jika thorn akan tertawa dan bersikap ramah padanya."Ai peat, untung saja hanya winny. Jangan sampai kita ketahuan dan teruslah bersikap seperti biasanya. Jangan pedulikan orang- orang......" ucap james.
.
.
.
.
T. B. C