Tatapan fort begitu dalam dan menelisik pada pria yang masih berdiri di belakang peat.
"Kamu siapa ?" Tanya fort dengan tatapan yang masih sama, rangkulan tangannya pada juga semakin kuat.
"O-oh kenalin phi, dia adalah phi je senior aku di kampus dan ini adalah phi fort ....
"Kekasih peat !!!" Lanjut fort dengan menekan setiap katanya membuat peat merasa canggung. Apalagi tatapan net seperti orang yang siap membunuh siapa pun.
"Ohiya baby !! Kamu darimana saja ?" Tanya fort ulang dan mengabaikan keberadaan net.
"Tadi kita merayakan project bersama dan aku sangat mabuk, jadi phi je mengantarku pulang" bohong peat yang terdengar masuk akal, apalagi raut wajahnya saat ini memang terlihat seperti orang yang habis minum.
Fort mengangguk, kemudian menarik peat masuk ke dalam kamar lalu menutup pintu seakan tidak ada orang lain selain mereka berdua.
Di luar kamar, net mengepalkan tangannya kuat karena sikap fort. Ia menatap marah pintu yang tertutup dan membuka masker serta topi miliknya.
"Lihat saja fort, peat akan menjadi milikku dan kamu tidak akan bersikap sombong seperti ini lagi " gumam net dan berlalu pergi dari tempat tersebut.
Baru saja mata fort ingin terpejam karena menidurkan peat lebih dulu, suara telpon berdering sangat nyaring dan membuatnya kesal, ia merasa terganggu.
Di raihnya ponsel peat yang berada atas nakas di samping peat, fort menjawab panggilan itu dan tak ada suara .
Saat fort hendak membuka mulut karena sudah lelah, sebuah suara membuatnya terdiam sejenak kemudian kembali menyadarkan dirinya.
"Maaf, tapi anda mungkin salah orang !! Kekasihku hanya punya satu pria" sanggah fort lalu menutup panggilan.
"Sayang ?" Ucap fort lagi mengulang sapaan pria tak ia kenal itu.
Kepalanya berdenyut dan pusing karena seharian mencari peat, di tambah lagi ucapan orang itu membuat kepalanya semakin pusing.
Sebelum memejamkan matanya kembalu, fort menatap wajah teduh peat dan mengusapnya lembut.
"Orang semanis ini tidak mungkin berkhianat ,kan ?" Tanya fort meskipun ia tau jika pria itu tidak akan menjawabnya.
.
.
.
.James bangun dari tidurnya dan lagi-lagi tak menemukan kekasihnya tidur di ranjang. Pikirannya mulai tidak tenang dan memikirkan hal-hal buruk.
"Haahh !!! Ini sudah seminggu lebih phi net tidak ada kabar, dia pergi ke mana sih sebenarnya !!" Monolognya sambil mengusap keningnya yang sedikit nyeri.
James belum mencari ke rumah net atau ke tempat lainnya, ia hanya menghubungi net lewat panggilan dan juga pesan namun belum mendapat respon sampai sekarang. Meskipun memikirkan tentang net tapi james harus fokus pada kuliahnya.
Apalagi ia termasuk mahasiswa yang beruntung karena terpilih untuk wisuda lebih dulu daripada yang lainnya, bukan hanya dia tapi noeul, peat dan 4 orang lagi dari fakultasnya juga terpilih.
Ia akan menangani masalahnya ini saat semua tugas, praktikum dan lainnya sudah ia selesaikan. James turun dari ranjang dan berjalan menuju kamar mandi, ia juga harus segera menjemput noeul untuk pergi bersama.
Mereka ada kuliah pagi ini dan jam sudah menunjukkan pukul 07:45, james berlari ke luar dan tak lupa menyambar kunci mobil yang ada di atas meja ruang tamu.
"Noeul pasti akan mengoceh lagi karena telat ke kampus" monolognya mengingat kelakukan sahabatnya itu jika telat datang ke kampus.
15 menit adalah waktu yang james tempuh untuk tiba di rumah noeul, dari kejauhan ia sudah melihat sahabatnya yang berdiri di depan pagar.
James menghentikan mobilnya dan membuka kaca mobil, memberi kode pada noeul untuk masuk dan pria itu pun menurut.
James ingin meminta maaf karena membuat mereka datang telat, namun keinginan itu ia urungkan karena noeul tidak mengatakan apapun sejak tadi dan membuatnya bingung.Tidak biasanya noeul akan sependiam ini jika telat kecuali satu hal. James juga baru menyadari jika ada yang kurang di rumah noeul.
Mobil phi boss biasanya terparkir di halaman depan rumah mereka, tapi james tidak melihat benda itu pagi ini di tambah lagi raut wajah sahabatnya terlihat murung dan kusut.
"Berantem lagi dengan phi boss ?" Tanya james yang mendapat respon anggukan.
"Masalah apa lagi ? Bukankah baru 2 hari yang lalu kalian berbaikan ?" Tanya james lagi sembari tetap fokus menyetir.
"Semalam phi boss pulang dari kantor, aku melayaninya dan memijatnya karena wajahnya terlihat sangat lelah. Melihatnya tenang dan mulai bisa di ajak berbicara membuatku ingin menanyakan satu hal padanya.......
Aku tidak tau salah ku dimana, baru saja menyebut satu nama membuat phi boss marah, ia membentakku dan pergi dari rumah. Aku pikir phi boss akan pulang setelah tenang seperti biasanya tapi aku tidak melihatnya pagi ini" Ujar noeul dengan nada bergetar ingin menangis
"Menangislah noeul, jangan di pendam" ucap james mencoba menenangkan sahabatnya.
"James !!" Panggil noeul
"Hm ?" Jawab james dengan tatapan fokus ke depan
"Bantu aku menemukan jawabannya, aku tidak tau bagaimana nanti tapi aku harus menyelesaikan masalahku secepatnya. Aku tidak ingin rencana pernikahanku dan phi boss beberapa bulan lagi itu hancur" pinta noeul
"Aku selalu bersamamu noeul, aku akan mendukung apapun keputusanmu" sahut james dengan tegas.
Obrolan mereka berhenti di situ karena mereka sudah tiba di depan fakultas noeul, setelah memastikan noeul masuk ke dalam james kembali menjalankan mobilnya menuju gedung fakultasnya.
Kelas james baru saja selesai namun pria itu masih setia duduk di kursinya sambil membolak-balikkan buku, majalah yang ada di atas meja.
"Apa tidak ada lowongan ,kenapa sangat sulit menemukan pekerjaan yang cocok sih ?" Gerutunya membaca halaman per halaman.
Bukan james yang ingin bekerja tapi peat. James hanya membantu sahabatnya yang satu itu untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.
Ia tidak ingin peat terjerumus ke hal-hal yang seperti itu lagi jadi ia memutuskan untuk mencarikan pekerjaan padanya. Peat juga sudah setuju dengan sarannya, lebih tepatnya pasrah karena james memaksa.
Kenapa tidak balapan saja seperti sebelumnya ? Karena james tidak mau, ia tidak mau peat mendapatkan masalah lagi karena itu. Sebulan yang lalu ada seseorang yang memajang foto peat sedang berciuman dengan fort, bukan hanya itu tapi video mereka bertiga yang sedang balapan juga tersebar.
James dan noeul tidak mendapatkan masalah karena keluarga mereka langsung memperoses hal itu, tapi peat ? Ia hampir kehilangan beasiswa nya dan wisuda tahun depan jika saja fort tidak turun tangan.
Fort mengacau di fakultasnya saat melihat itu semua, apalagi beberapa orang membuat kekasihnya terluka. Ia memohon pada ayahnya yang merupakan pemilik kampus agar tidak mencabut beasiswa peat.
Tentu saja orang tua fort mengikuti keinginan anaknya.Sejak saat itu peat menjadi orang yang lebih murung, james dan noeul tidak bisa membantu banyak karena jarak fakultas mereka. Fort ?? Anak itu jarang datang ke kampus karena fokus penyusunan tugas akhir dan kelas bisnis yang ayahnya berikan.
Beberapa orang masih menatapnya jijik, namun tak sedikit juga orang yang mendukungnya apalagi selama ini peat terkenal sebagai mahasiswa cerdas dan kebanggaan fakultasnya.
*
*
*
*T. B. C
See you next chapter and happy reading !!!