Saat ini kondisi peat cukup baik dibanding sebelumnya tapi tetap saja ia tidak bisa bergerak lebih bebas karena tubuhnya masih sedikit lemah, belum lagi sakit kepala yang muncul secara tiba-tiba.
"Mau kemana baby?" Suara berat itu menghentikan langkah peat yang ingin keluar.
Peat berbalik dan langsung memasang wajah tanpa dosa sambil cengengesan.
"Peat bosan di sini, jadi peat ingin keluar" mohon peat memasang wajah imut.
"Tidak" singkat fort membuat senyum peat berubah.
"Sebentar aja phi, tidak jauh kok naa naaa" bujuk peat mendekati fort dan memeluknya.
"Tidak boleh sayang, phi harus ke kantor dan tidak bisa menemanimu. Kalau terjadi sesuatu denganmu bagaimana ?" Ucap fort menjelaskan.
Tapi alasan fort tidak bisa menghentikannya, ia bosan di kamar terus dan dia butuh udara yang lebih segar.
"Jangan mencari alasan sayang, sekali tidak ya tidak. Phi tidak ingin kamu kenapa-napa saat phi tidak ada" bujuk fort memberi pengertian pada peat.
Peat tak menjawab lagi, ia melepaskan pelukannya dan berjalan ke arah kamar. Fort tahu jika kekasihnya itu sedang merajuk tapi fort tidak ingin mengambil resiko jika terjadi sesuatu pada peat saat ia tidak di sini.
Fort juga tak membujuk peat, ia hanya berdiri di depan pintu dan berpamitan. Helaan napas fort terdengar berat, ia memijat kepalanya merasa pusing.
>>>>>>>>>>>>>>
Net sedang membujuk kekasihnya, saat ini posisi mereka seperti raja dan dayang. James yang duduk di atas sofa dan net yang duduk melantai.
"Sayang, maafin phi !!! Phi janji tidak akan mengulanginya" pinta net yang kesekian kalinya tapi james tetap tak mengatakan apa-apa.
"Phi tau kesalahan phi sudah sangat besar dan sangat menyakitimu. Tapi phi tidak berbohong tentang perasaan phi padamu" ungkap net.
"Dari awal phi sudah mencintaimu tapi phi masih ragu dan merasa jika rasa itu hanyalah rasa nyaman sementara. Jujur saja phi memang mencintai peat tapi bukan sebagai dirinya, saat phi tau siapa dia sebenarnya membuat perasaan phi kacau dan terobsesi dengannya. Phi bahkan mengancamnya agar mau bercinta dengan phi " lanjut net dan di hadiahi sebuah tamparan.
James menatap marah dan benci pada pria yang berlutut di hadapannya, marah karena pria itu mengancam sahabatnya dan benci karena ia masih mencintai pria brengsek itu.
"Pukul aku james, pukul aku sepuasnya. Phi tidak akan marah karena ini memang pantas untuk phi dapatkan" ucapnya menggenggam erat tangan james.
Karena sudah mendapat persetujuan dari pemiliknya, james kembali melayangkan pukulan, tamparan keras pada net.
Net hanya diam dan menerima semuanya karena paham jika semua yang keluar itu adalah rasa sakitnya.Semenit berlalu kini james menangis di pelukan net, sambil terus menggumam dan berceloteh.
"Phi jahat, phi jahat, brengsek" umpat james yang langsung mendapat pelukan lebih erat dari net.
"Sshh maafkan phi" mohon net sambil mendesis karena ujung bibirnya yang terluka akibat pukulan james.
James melepaskan pelukannya dan menatap wajah net yang penuh luka akibat serangannya. Tangannya bergerak menyentuh beberapa luka itu membuat net mendesis dan menutup matanya saat tangan cantik james menekan luka di sudut bibirnya.
"Phi tunggu di sini, aku akan mengambil obat" ucap james dan meninggalkan net
Dengan telaten dan pelan james mengobati luka yang ia buat sendiri, setelah itu ia menatap net seolah ingin meminta penjelasan dan net mengerti, ia mengangguk sebagai tanda mempersilahkan kekasihnya mengajukan pertanyaan.