Pasien di rumah sakit jiwa yang beberapa saat lalu kembali membuat kekacauan akhirnya berhasil di tenangkan.
Peat benci semua orang, ia berpikir akan bebas setelah dipulangkan dari rumah sakit umum tapi ternyata orang-orang yang mengaku sahabat dan juga kekasihnya malah memasukkannya ke dalam sini. Peat marah dan tidak bisa tenang, ia tidak gila jadi mengapa ia harus tinggal di sini (pikirnya).
Meskipun mereka semua setiap hari datang peat tetap membenci mereka, peat terus mengacau dan membuat keributan agar semua perawat lelah dan memperbolehkannya untuk pulang.
"Phi fort!!" Panggil james pada pria yang tengah berdiri di hadapannya.
"Apa sebaiknya peat di rawat di rumah saja ?? Aku yakin peat tidak suka berada di sini " saran james untuk kesekian kalinya
"Tidak bisa james, peat akan semakin memburuk jika ia berada di luaran sana dan aku tidak mau itu terjadi" bantah fort dengan pandangan yang masih tertuju pada peat yang tidur.
"Aku mengerti bagaimana khawatirnya phi pada peat begitupun dengan ku, tapi apa ada perubahan pada peat dalam 2 minggu ini,? Tidak ada phi !!! Yang ada peat semakin kesakitan dan semakin memburuk" cecar james dengan nada marah
"Aku kekasihnya james, aku tahu ap yang terbaik untuknya " bentak fort menatap penuh marah pada pria yang sama cantiknya dengan peat.
"Sialan !!!!" Net yang sedari tadi hanya memperhatikan perdebat keduanya pun ikut marah, ia menghajar wajah fort dengan keras karena membentak james.
"Berani sekali lo meninggikan suara pada james, satu lagi fort seharusnya james yang lebih berhak atas segala keputusan mengenai peat. James sahabatnya bahkan sudah seperti keluarganya, lo hanya orang baru yang muncul dalam hidup peat" marah net diiringi sindiran yang membuat fort tak bisa berkata-kata.
"Ingat fort, jika sampai terjadi sesuatu pada peat maka orang yang pertama kali ku temui adalah lo. Ingat fort, bukan hanya kedua sahabatnya yang akan kau hadapi tapi juga aku dan boss" ancam net mengingatkan
"Berani lo ngancam gue ?" Sarkas fort
"Gue ngga takut sama lo fort, lo memang ketua kita tapi bukan berarti gue takut" tantang net kemudian mengajak james pulang, menyisakan fort sendiri dengan pikiran-pikiran yang melintas di kepalanya.
####################
Fort sudah pulang 15 menit yang lalu karena kalah debat dengan noeul yang datang dan meminta agar dia yang menjaga peat sampai jam besuk habis.
"Peat~~ makan ya,?" Pinta noeul lembut .
Peat sudah sadar namun ia hanya diam tak mengeluarkan suara satu huruf-pun. Hingga noeul harus lebih bersabar dalam membujuk sahabatnya agar bersedia mengisi perut.
"Satu sendok saja, naaa" bujuk noeul lagi tapi peat tetap tak menghiraukannya dan hanya fokus menatap keluar jendela yang ternyata langit sudah sangat gelap.
"Sayang jangan di paksa, biarkan peat tenang dulu. Ia pasti akan memintanya jika sedang butuh" tahan boss mencoba menghentikan noeul yang terus memaksa peat.
Bukannya fort gimana- gimana hanya saja ia tidak ingin peat kembali mengamuk dan melempar makanan miliknya, sudah baik peat tidak mengusir mereka atau melempar barang padanya saat masuk tadi seperti sebelumnya.
"Tapi phi,,,,"
"Sayang dengerin phi, peat membiarkan kita masuk ke kamarnya aja udah bagus. Apa kamu mau peat mengamuk lagi dan mengusir kita dari sini,?" Tanya boss sembari memberikan pengertian pada noeul.
Wajah noeul berubah cemberut dan di tekuk sejenak kemudian ia menyimpan makanan itu kembali ke atas meja lalu menatap peat yang sedari tadi menatap keluar.