Ar

913 35 0
                                    

Matahari mulai memunculkan sinarnya, cahaya itu menerpa wajah seorang pria manis yang masih enggan membuka matanya.

Suara alarm yang menggema di kamar itu dan cahaya matahari yang semakin tinggi, tak membuat pria di balik selimut bangun. Ia hanya berbalik dan mengubah posisi tidurnya.

Pria manis itu sepertinya lupa jika hari ini ia harus pergi ke kampus untuk mengumpulkan tugasnya.

"Peat,,,peat.." teriak seseorang di balik dari luar.

Suara ketukan pintu, teriakan, alarm dan sinar matahari yang semakin panas membuat sang pemilik nama bergerak dengan gelisah.

Tidurnya terganggu, padahal ia ingin beristirahat lebih lama lagi.
Ia lalu beranjak dari kasur, berjalan ke arah pintu dengan mata yang masih setengah terbuka.

"Peat, buka pintunya..."
"Peat,, apa kamu sudah bangun....?!" Teriak orang yang berada di luar pintu apartment-nya.

"Iya iya, sabar...." sahut peat dan membukakan pintu untuk temannya.

"Astaga peat !!! Ini sudah siang loh, bu nicha sebentar lagi masuk. Tapi kamu....? Mandi aja belum....." omel james. Apalagi melihat peat menguap dan mengucek matanya ,membuat james semakin geram.

"Iya james, tapi biarkan aku tidur 5 menit lagi ya...." ucap peat, ia merebahkan dirinya di sofa.

"Ngga ada 5 menit 5 menit, sekarang bangun peat...." serga james lalu menarik tangan peat, agar temannya itu bangun.

"Kalau ngga bangun dalam hitungan ketiga, motor kamu akan aku jual. Kalau perlu, motornya ku buang saja......" ancam james.

Dan yap !!! Berhasil.
James sudah tau dan hapal kelemahan temannya yang satu ini.

Meskipun motor itu dari hasil jerih payah peat sendiri. Namun james tidak mengerti mengapa peat akan menuruti perintahnya, jika ia mengancam dengan membawa- bawa motor itu.

"Giliran motor aja, nurut...." sindir james.

"Biarin...." sahut peat lalu masuk ke dalam kamar mandi.

Setelah menunggu peat bersiap selama 20 menit, mereka akhirnya tiba di kampus. James berjalan lebih dulu sementara peat masih berada di parkiran.

"Ujung- ujungnya di tinggalin juga kan...." decak peat, melihat temannya yang sudah tidak terlihat.

Peat berlari sambil terus melihat jam yang melingkar di tangannya. Ia sedikit kesusahan karena membawa beberapa barang di kedua tangannya, hingga tak sengaja menabrak seseorang dan membuat beberapa barang yang ia bawa terjatuh.

"Haasshh, kalau jalan liat- liat dong. Ngga liat apa kalau aku bawa barang banyak..." oceh peat tanpa melihat orang itu. Ia terus mendumel sambil memungut beberapa barangnya yang jatuh tadi.

Orang itu membantu peat, menatapnya dalam diam. Meskipun peat tak melihat orang itu dan berlalu pergi, tapi orang itu dapat melihat wajah peat.

Pria itu tersenyum menatap kepergian peat. Ia menggenggam erat barang peat yang tertinggal.

"Akhirnya, aku menemukanmu baby...." gumamnya tersenyum penuh arti.

"Kamu tidak bisa menghindar lagi dariku dan aku tidak akan pernah melepaskanmu....." lanjutnya, menatap dalam sebuah kunci yang ia genggam.

.
.
.

Peat pulang lebih dulu karena ia selesai lebih awal. James dan noeul juga tidak masalah, yang penting peat bisa ikut ke pertandingan malam ini.

Saat tiba di parkiran, peat merogoh saku celananya namun tidak menemukan barang yang di cari. Kemudian, ia merogoh dan memeriksa tasnya tapi tak jugs menemukannya.

Bad Romance Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang