Ar

526 36 7
                                    

Peat berjalan menuju kamar hotel yang phi be berikan dengan lesuh, ia tak habis-habisnya mengutuk diri sendiri karena ceroboh dan bodoh.

Selama ini tak ada yang tau jika ia masih kuliah dan tinggal di asrama selain kedua sahabatnya dan juga fort. Tapi tadi, ia tak sengaja memberitahu jati dirinya pada qing.

Meskilun begitu, peat cukup lega karena qing hanya tau asramanya bukan nomor kamarnya dan juga qing hanya tau jika ia masih kuliah namun tidak tau fakultas dan jurusannya.

"Bodoh bodoh bodoh, kenapa bisa seceroboh itu sih" sesalnya dan memukul- mukul kepalanya

"Jangan di pukul lagi sayang !!" Peat mengenal suara itu.

"Phi be ?" Ucap peat melihat siapa yang menghentikannya dan memeluknya.

"Phi sangat merindukanmu, phi pusing dan cuman kamu yang bisa membantu phi" ucap be nasih dalan keadaan memeluk pear dari belakang.

"Sky juga merindukan phi" balas peat dan menepuk- nepuk tangan yang memeluknya.

"Skyy" panggil be dan dibalas deheman oleh peat.

Tubuh itu terputar, tengkuknya di raih dan bibirnya di lumat.

"Emph phii, kita masuk dulu" ucap peat saat berhasil melepas ciuman itu sejenak.

"Of course, baby " jawab be dengan nada serak dan seksi.

Keduanya saling beradu mulut sembari menuju kamar mereka yang harus melewati 3 pintu lagi. Be habis mengambil sesuatu di mobilnya dan saat berjalan menuju kamar, ia melihat sosok yang ia tunggu-tunggu.

Meskipun pria itu membelakangi nya dan menutupi wajahnya, be tetap tau dan hapal jika itu sky.
Mereka sudah 4 tahun bersama jadi wajar jika be sangat hapal dengannya.

Be adalah pelanggan vip di bar milik madam yang menaungi peat, be adalah pelanggan setia pertamanya hingga saat ini.
Meskipun peat sudah tidak perawan karena melayani banyak orang, namun be adalah orang pertama yang menjadi pelanggan setianya, disusul oleh phi nai, phi je lalu phi qing (satu tahun lalu).

"Mmhh Ahhh- phi bee" desah peat saat holenya di tubruk oleh batang pria itu.

Tubuhnya ikut bergerak baik turun mengikuti ritme goyangan be. Keduanya menikmati permainan itu bahkan keringat sudah mulai membasahi sprei.

"U-mm ahh phii, apa pacar phi tidak marah ?"

Peat tidak tau mengapa itu menanyakan hal itu sekarang, tapi pertanyaan nya suda ia simpan sangat lama.

Ia ingin tau apa alasan phi-nya melakukan ini padahal ia mempunyai kekasih, peat merasa bersalah dengan pacar phi be karena bermain belakang dengan kekasihnya selama 4 tahun.

Bukannya menjawab pertanyaan dari peat, be malah menggoyangkan pinggulnta dengan tempo lebih cepat dan kasar. Tubuh peat sampat tersentak dan kepalanya terhantuk besi ranjang.

"Jangan membahas itu lagi" ucap be sedikit berteriak dengan napas berat, kemudian terus menggenpur peat.

Tak ada percakapan setelah itu yang ada hanya desahan dan teriakan kenikmatan dari keduanya.

Be merasa sesak karena lubang peat menjepit miliknya dan membuatnya sulit bergerak. Dengan santai be mencium dan melumat bibir peat lembut guna membuat sang empunya tenang.

Mereka terus berciuman selama 10 menit, setelah memastikan peat tenang be kembali menggoyangkan pinggulnya dengan cepat.

Peat hanya mendesah, meracau sambil meremas sprei dan bantal sebagai penahan dan pelampiasan.

.
.
Perguluman itu berakhir satu jam kemudian, be berbaring dengan terlentang dan juga mengatur napasnya karena kelelah. Sementara peat memeluk tubuh pria itu dengan nyaman, matanya ia pejamkan karena benar-benar capek, letih dan ngantuk.

Bad Romance Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang