Fort mengantar peat menuju kelasnya sekalian menemani pria manis itu belajar.
Dosen yang mengajar tak mengatakan apapun saat melihat fort berada di kelasnya karena tau bahwa fort adalah anak dari pemilik yayasan, ia juga tidak ingin mencari masalah dengan mahasiswa bandel tersebut."Malam ini, temani aku" bisik fort menatap wajah peat sambil menidurkan kepalanya.
"Ngga" balas peat dengan suara kecil namun masih bisa di dengar oleh fort, tak lupa tatapan malas yang peat berikan pada pria gila di sampingnya
"Aku tidak menerima penolakan" ucap fort terkesan memaksa
"Aku tidak mengikuti perintah orang lain" balas peat menekan kalimatnya
"Aku akan menciummu di sini kalau tidak mengikuti perintahku" ancam fort dan peat terkekeh remeh seolah tak percaya jika fort berani melakukannya.
"Jangan menantangku ,baby" lanjut fort ,menggenggam kuar lengan peat dan menariknya agar lebih dekat.
Peat tercengang dengan adegan yang baru saja terjadi, lalu dengan cepat memperbaiki posisi duduknya karena wajah keduanya yang sangat dekat.
"Aku akan menjemput mu malam ini" ujar fort yang malah dianggap angin lalu oleh peat.
......
Peat tidak menyangka dan percaya dengan yang terjadi sekarang, dimana fort mengikutinya sampai ke apartment dan juga menerobos masuk.
"Keluar !! Aku tidak memberimu izin untuk masuk ke sini" usir peat menarik- mendorong tubuh bongsor fort. Namun tubuh milik pria itu tak berpindah seinci-pun.
"Aku mau disini dan kamu tidak bisa mengusirku" ujar fort membuat peat semakin kesal tapi memilih untuk tak menghiraukan kehadirannya.
Peat meninggalkan fort dan berjalan ke arah kamar mandi, ia ingin menyegarkan tubuhnya karena merasa lengket dan gerah.
Sementara fort hanya memperhatikan semua gerak-geriknya, fort lapar karena tak sempat makan siang di kantin. Jadi ia menggunakan dapur peat dan mulai memotong bahan masakan yang dia butuhkan."Yaakk !! Apa listriknya padam" oceh peat keluar dari kamar mandi masih menggunakan kemeja putihnya.
Peat dengan langkah gusar mengambil ponsel miliknya dan menghubungi pemilik bagian office.
"Halo phi !! Saya peat dari kamar 512 ingin menanyakan masalah air yang tidak mengalir" keluh peat pada wanita di seberang
"Sebelumnya kami meminta maaf atas kenyamanannya, salah satu kamar dari lantai 3 sedang di renovasi. Jadi untuk sementara waktu listrik kami padamkan" jelas wanita itu membuat peat menghelas nafas panjang
Terus bagaimana ? Ia ingin mandi dan menyegarkan tubuhnya, ia tidak bisa bertahan kalau begini . Mana cuaca hari ini sangat panas dan tak ada listrik.
Peat berdiri di balkon kamarnya berharap ada sedikit angin yang membuatnya lebih sejuk. Fort tidak mengatakan apapun, ia hanya menatap dan memperhatikan gerak-gerik pria manis itu.
Bibir tipisnya mengerucut lucu, sesekali mulutnya terbuka karena kegerahan, peat juga membuka kemeja miliknya dan menyisakan pakaian dalam.
Tubuh mulus peat juga terpampang dengan jelas. Fort yang melihat itu meneguk ludahnya apalagi keringat peat yang mengucur semakin membuatnya terlihat sexy.
Di dapur fort berusaha menahan dirinya agar tidak menerjang peat saat ini, meskipun dirinya sangat kesulitan dan sesak.
"Tahan fort !! Kamu harus fokus membuat makanan " monolog fort memejamkam matanya.
"Kenapa ?" Peat muncul tiba-tiba di depannya, menatapnya dengan kening yang mengkerut.
"Tahan fort !! Tahan !!!"
"Aarrggh ,sial"