[✓] Genius Dangerous 2025 : Epsilon Academy School

PROLOG

"Manusia tidak dapat hidup sendiri, karena manusia adalah makhluk sosial." — Genius Dangerous 2025

•••

"Mulai besok, PBB sudah menetapkan peraturan baru yang sudah di sepakati oleh seluruh negara di dunia. Epsilon Academy School—sekolah kemiliteran khusus yang di rancang untuk membentuk pasukan elit dalam menertibkan keamanan dunia. Akan dipilih 60 orang pemuda-pemudi yang berusia 18-25 tahun. Mereka akan di bimbing untuk menjadi yang terkuat di antara yang terkuat. Akan di berikan fasilitas yang besar dan semua kebutuhan mereka. Persiapkan pengumuman kalian para pemuda yang beruntung. Selamat berjuang anak muda!"

Samudera melihat jengah tayangan televisi yang sudah sejak satu bulan lalu menampilkan berita tentang Epsilon Academy School, sekolah kemiliteran yang dibuat khusus oleh PBB. Sekolah yang katanya, dibentuk untuk pasukan elite perdamaian dunia. Bukannya tak suka atau pun tak setuju, hanya saja, Samudera tak habis pikir, seluruh negara menyetujui itu. Dan akan di pilih 2 orang dari setiap negara.

Ketika merasakan dekapan hangat dari arah sampingnya, Samudera menolehkan kepala, seseorang tengah memeluknya cukup erat sembari meletakkan kepalanya di bahu Samudera. Pemuda itu dapat melihat wajah Utara yang begitu lelah. Memang benar jika hari ini Utara pulang lebih larut karena tugas proposal yang diberikan oleh dosen killer. Samudera sendiri mengalihkan pandanganya kembali ke televisi dan membiarkan Utara berbuat semaunya. Kawannya itu terlihat tak bersemangat, walau tiap harinya memang tak bersemangat.

Masih ingat bukan? Kalau Utara punya slogan 'gak rebahan gak asix'.

"Bosen gue, tiap hari tayangannya itu mulu." Utara mencibir ketika mendengar apa yang di tonton Samudera. Mau dia tutup mata sambil kayang pun dirinya tahu apa yang sedang di tonton oleh si teman.

"Jangan di tonton," balas Samudera singkat.

Lalu Samudera mengusap kepala Utara dan menarik tas selempang pemuda itu agar Utara merasa nyaman. "Capek? Lo mending tidur di kamar sana," tanya Samudera sembari mendorong Utara agar pemuda itu duduk dengan benar. Namun, Utara begitu bebal, karena sekuat apa pun Samudera mendorong, Utara tak akan pernah melepaskan pelukannya.