22. Plan For War

669 98 8
                                    

⁠❛❛Hidup adalah jam yang berputar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⁠❛❛Hidup adalah jam yang berputar. ❞—Xiang Qian



Di sebuah ruangan berdinding kaca, Samudera beserta rekannya sedang berkumpul, mendiskusikan rencana apa yang akan mereka lakukan untuk menghancurkan EAS. Mengalami sendiri apa yang sebenarnya terjadi selama mereka ditahan dan dikhianati sudah sangat cukup memantapkan langkah untuk menghancurkan sindikat keji berkedok academy militer.

Awalnya Utara sempat suudzon kalau sebenarnya EAS didirikan bukan secara resmi oleh PBB, melainkan karena ilegal. Lagipula selama ini tak ada anggota kemiliteran apa pun, hanya ada para AI penjaga layaknya tentara. Ada satu tentara  sebenarnya, leader tertinggi EAS.

"Menurutmu mereka akan percaya dengan yang kita katakan?" Rafael bertanya lantaran ide yang diajukan Samudera sangat mustahil dilakukan.

"Kita sudah punya banyak bukti, salah satunya adalah eagle team," jawab Qian yang menyetujui ide dari Samudera.

Mereka berencana melakukan kudeta, menggulingkan direktur, memusnahkan seluruh AI penjaga dan proyek eksperimen. Dan satu cara untuk melakukan hal mustahil tersebut adalah, bersekutu dengan tim lain.

Hening cukup lama hingga Utara meletakkan sebuah buku bersampul coklat di atas meja.

"Kita hanya perlu menyakinkan para kapten dari setiap tim, bukan? Jika iya, aku rasa aku bisa menyakinkan mereka." Perkataan Utara sontak membuat yang lainnya mengernyit, kecuali Samudera.

"Mungkin jika mengatakannya akan mudah, tapi bagaimana cara melakukannya?" tanya Akio yang masih bingung

"Yang dikatakan bocah ini benar," sambung Davide menyetujui pertanyaan Akio. Namun, tiba-tiba Akio merangkulnya hingga dirinya tercekik.

"Yak! Apa-apaan kau!"

"Siapa yang kau sebut bocah?!" tanya Akio tak terima. Melihat perdebatan kekanakan antar anggotanya, akhirnya sang kapten turun tangan dengan menarik telinga keduanya, lalu membenturkan kepala keduanya cukup keras.

Utara menatap para rekannya, hingga pandangannya jatuh tepat pada Samudera yang juga memandangnya.

"Aku akan tunjukkan caranya, tapi sebelum itu bantu aku menyakinkan kapten untuk menjalankan rencana ku." Sontak saja hal itu membuat semua orang melihat ke arah Samudera.

Samudera menghela napasnya, menatap Utara tanpa kedip hingga. "Jika kau gagal, kita tak akan bisa bersama lagi," ujarnya begitu tegas.

Namun, Utara mengangguk dan tersenyum kepada Samudera. "Kalau begitu persiapkan air matamu untuk berjaga-jaga jika aku gagal."

[✓] Genius Dangerous 2025 : Epsilon Academy SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang