26. Lost

618 86 14
                                    

"Di mana kapten? Valerie ?" Davide yang baru saja sampai untuk menolong Qian dan Naufal seketika dibuat panik karena 2 rekannya menghilang. Sedangkan Qian yang berada dalam gendongan Akio hanya bisa menatapnya dengan sedih.

"Mereka hilang," jawabnya.

"Kita harus pergi sekarang.' Akio berujar sembari berjalan duluan. Mereka harus segera mengamankan Qian dan Naufal.

Keempatnya terus pergi ke arah pintu keluar, tapi saat sedikit lagi sampai, mereka di halangi oleh 2 proyek S-7 yang menatap ganas ke arah mereka.

"Sialan!" Davide mengumpat lantaran dia tak bisa bergerak banyak disebabkan dirinya yang harus menggendong Naufal yang sedang pingsan.

Davide dan Akio saling pandang, mencoba mundur secara perlahan. Setidaknya, dalam persekian detik memungkinkan mereka untuk bisa menghindar sebagai jaga-jaga jika proyek itu menyerang. Namun, tiba-tiba suara tembakan dengan salah satu si proyek tumbang membuat mereka terkejut. Keduanya menoleh ke arah samping. Di sana, sosok berbalut seragam tentara hitam dan membawa senapan yang mereka kenal tengah berdiri dan baru saja menembak salah satu S-7.

"Leader?" gumam Davide tak percaya.

Satu tembakan lagi mengenai S-7 yang tersisa, membuat S-7 tumbang. Pria yang dipanggil Leader tadi berjalan menghampiri keduanya.

"Aku ada di pihak kalian, ayo kita keluar dari sini." Keduanya saling pandang saat kalimat ajakan yang terlihat begitu menyakinkan terucap dari bibir sang leader.

"Jika kalian tak percaya padaku, kalian bisa membunuhku saat sudah sampai di luar." Lagi—kalimat menyakinkan kembali terucap. Karena tak ada pilihan lain, mau tak mau mereka mengikuti sang leader menuju pintu keluar.

Sesampainya di luar, Davide meletakkan tubuh Naufal bersandar pada dinding bangunan. Setelahnya pemuda itu berjalan ke arah sang leader dan menarik seragam yang dikenakan oleh sang leader.

"Kau mengetahui sesuatu, bukan?" tanyanya dengan wajah yang sangat serius.

Sang leader hanya menatap Davide dalam diam, lalu melepaskan cengkraman muridnya itu. "Daripada bertanya tentang hal itu, kenapa kau tidak bertanya bertanya dahulu, di mana para tentara berada?" Bukan hanya Davide yang terdiam, Akio beserta Qian yang sudah sepenuhnya sadar juga ikut terdiam.

Benar juga! Di mana para tentara untuk sebulan belakangan ini? Hanya ada para AI penjaga saja.

"Bisakah kau memberitahu kami apa yang kau ketahui?" Akio menurunkan Qian dari gendongannya, lalu berjalan mendekati leader.

"Aku minta maaf untuk segalanya," jawab sang leader sembari menundukkan kepalanya.

Helaan napas terdengar dari Davide. Pikiran pemuda itu begitu buntu, satu pertanyaannya, apa yang terjadi pada EAS?

"Apa benar jika kami adalah proyek uji coba dari para proyek eksperimen? Apa benar jika kami...barang berharga?" tanya Davide kembali, kali ini sorot matanya menatap lurus pada sang leader.

"Tidak!" Jawaban dari sang leader membuat ketiganya bingung.

"Tunggu! Kau mempermainkan kami?! Direktur sendiri yang mengatakannya pada kami." Akio menyanggahnya tak terima. Mereka seolah dipermainkan.

Sang leader menghela napasnya, lalu menatap ketiga muridnya. "Sejak awal kalian bukan proyek uji coba. Kalian adalah murid EAS yang terpilih dari proses seleksi ketat. Namun, saat kapten dan wakil kapten kalian bergabung, semuanya berubah. Merekalah proyek uji coba yang sebenarnya."

[✓] Genius Dangerous 2025 : Epsilon Academy SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang