21. What is this?!

778 99 14
                                    

⁠❛❛Tak ada yang lebih sakit, selain dikhianati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⁠❛❛Tak ada yang lebih sakit, selain dikhianati.❞ — Choi Davide






"Sayang, kau tidak tidur?" Hampir saja Qian memukul Utara karena tiba-tiba pemuda itu berbisik di telinganya. Padahal perempuan itu sedang duduk di sofa menikmati indah dan tenangnya malam melalui jendela kaca yang terpasang apik di basecamp ini. Dengan perasaan kesal yang menggebu, perempuan tersebut menendang kaki Utara membuat sang empu kesakitan.

"Aish! Kenapa kau kasar sekali, sih?!" tanya Utara mengadu sakit. Setelahnya pemuda itu mengambil duduk di samping Qian dan menyandarkan kepalanya di bahu perempuan tersebut, lalu memeluk tubuh ramping itu.

Qian yang terkejut hendak memberontak dan mendorong Utara. Namun, saat pemuda itu berujar lirih, Qian hanya bisa diam.

"Ku mohon, sebentar saja," ujar Utara meminta.

Helaan napas terdengar dari Qian. Perempuan itu akhirnya lebih memilih kembali melihat pemandangan langit malam di luar. Betapa indahnya barisan pegunungan Himalaya yang diterpa sinar rembulan. Putih dan cerahnya salju yang menutupi seolah membawa ketenangan sejenak.

"Aku bingung ingin menanyakan antara kau sudah sadar atau kenapa kau bangun. Karena tingkahmu saat ini tidak menunjukkan kau pingsan sebelumnya." Utara terkekeh kecil mendengar celetukan dari Qian. Menurutnya itu sangat lucu.

"Tidak ada yang lucu, stupid!" ujar Qian yang entah mengapa kesal mendengar kekehan kecil dari pemuda yang seenaknya memeluk dirinya.

Tidak juga, Utara memang sosok yang menyebalkan.

"Aku suka," balas Utara. Qian mengernyit, lalu mengalihkan pandangannya ke arah Utara. Sedangkan Utara sendiri ikut mengangkat pandangannya ke arah Qian.

"Hah?"

"Aku suka, aku suka saat kau memanggilku dengan panggilan itu. Tidak...maksudku aku menyukaimu." Qian terdiam. Sudah sering kali pemuda aneh ini mengucapkan kata-kata cringe seperti ini, tapi entah mengapa kali ini rasanya berbeda.

Utara menghela napasnya, pemuda itu bangkit dan duduk dengan tegap, masih menatap Qian yang masih terdiam. Setelahnya, dengan tiba-tiba dia mendekatkan wajahnya ke telinga perempuan tersebut.

"Lebih tepatnya, aku menyukai dirimu, semua tentangmu." Setelah mengucapkan kalimat itu, Utara menarik kembali wajahnya. Sorot keduanya bertatapan. Utara tersenyum manis, belum lagi cahaya bulan yang menembus jendela kaca, menyinari wajah putih tersebut, membuatnya berkali-kali lipat lebih manis.

Kemudian, pemuda itu menutup bibir Qian menggunakan tangannya. Memajukan wajahnya dan mengecup cukup lama tangan yang menutup bibir perempuan di depannya. Setelah menarik wajahnya, Utara tersenyum, lalu mengusap rambut Qian.

[✓] Genius Dangerous 2025 : Epsilon Academy SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang