13. Really Crazy

760 109 5
                                    

⁠❛❛Berpura-pura tak tahu sudah kulakukan , tapi mengapa dunia masih begitu kejam?❞ —Utara Julio Alexander

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⁠❛❛Berpura-pura tak tahu sudah kulakukan , tapi mengapa dunia masih begitu kejam?❞ —Utara Julio Alexander













"Alpha High School?" Pertanyaan yang keluar dari bibir Davide membuat Jordan yang lagi misuh-misuh karena ulah Siska langsung melihat ke arah layar.

"Rekan lo, Ta?" tanya pemuda itu yang dibalas anggukan oleh Utara.

Qian memperhatikannya, lebih tepatnya antara Utara dan orang yang berada dalam panggilan. Dia tak mengerti bahasa yang diucapkan oleh Utara dan temannya itu.

"Kau orangnya," ujarnya tiba-tiba.

Utara menoleh, lalu tersenyum simpul kepada Qian, membuat perempuan China itu hampir menahan napasnya. Senyuman manis yang punya arti. Begitupula dengan Davide yang tak percaya sama sekali.

"Itu benar. Apa yang dikatakan kapten waktu itu ternyata benar. Kau dan kapten adalah dua murid Alpha High School yang disembunyikan oleh direktur!"

Perkataan Davide dan Qian mampu membuat Jordan dan Siska di seberang sana ketawa ngakak, bahkan Siska sampai menunjuk-nunjuk pada Utara yang hanya memutar bola matanya malas.

"Njir, ceritanya lo ketahuan, nih?"  tanya Siska sambil ngakak.

"Apalagi? Udah ketahuan, gak guna juga nyembunyikan lagi," jawab Utara santai. Pemuda itu kembali menyandarkan tubuhnya pada kursi. Sorotnya melirik pada note book yang terletak di atas meja.

"Kalian berdua bisa diam terlebih dahulu, aku akan berbicara pada mereka." Mendengar titah dari sang wakil kapten, Davide segera mengambil duduk di samping Qian. Pemuda itu menepuk bahu si perempuan dan tersenyum.

"Kau baik-baik saja?" tanyanya pada Qian. Namun, Utara malah melemparnya menggunakan kaus kaki pinguin milik Akio.

"Dia kekasihku!" Jika saja bukan wakil kapten, mungkin Davide akan menendang Utara ketika sifat posesifnya terhadap Qian tak terkendali. Lihat saja sekarang, wakil kaptennya itu menatap dirinya dengan begitu sinis.

"Jadi apa? Penjelasan gue kemaren kurang?" Anggukan cepat langsung didapat oleh Jordan dari Utara.

"Makanya kalo punya kuping itu dipake, percuma otak pinter, tapi kuping lo budek." Sahutan dari Siska membuat Davide dan Qian meringis. Mengerikan sekali perempuan itu. Walau dirinya tak tau apa yang dikatakan, tapi dari nadanya dia bisa menebak.

Utara menatap sinis, lalu mendengus. "Lo kayanya kemusuhan banget sama gue, ya, Sis?" tanyanya sinis.

Terlihat pula di sana, Siska hanya memutar bola matanya malas dan melipat kedua tangannya di depan dada.

"Lo egois! Coba aja dulu lo bilang sejak awal, gak bakal ada korban jiwa, dan lo juga ga bakal kehilangan mereka, gue juga ga bakal nunggak buat lulus sekolah."

[✓] Genius Dangerous 2025 : Epsilon Academy SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang