12. Hell in This World

895 116 20
                                    

⁠❛❛Akan ada masa di mana seseorang akan merasa paling tersakiti padahal tidak melakukan apa pun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⁠❛❛Akan ada masa di mana seseorang akan merasa paling tersakiti padahal tidak melakukan apa pun.❞—Osaka Akio




"Apa yang kau lakukan di sini, Kapten?" Samudera berdecih, sorotnya terus menatap tajam kepada direktur pendiri EAS. Pemuda itu tak tahu apa yang terjadi, tiba-tiba saja ketika alarm berbunyi, dia dan Akio sudah dikepung dan ditangkap. Dibanding memikirkan dirinya sendiri, Samudera mencoba menerka hal lain seperti.

Valerie dan Qian. Apakah mungkin mereka juga tertangkap?

"Aku pikir, kau tau apa yang kami lakukan." Bukan Samudera yang menjawab, melainkan Akio.

Pemuda berambut coklat itu sudah babak belur. Wajahnya yang terdapat noda-noda biru keunguan akibat dipukul karena memberontak. Belum lagi sudut bibirnya yang terdapat darah kering. Saat ini pula, pemuda itu sedang tengkurap, punggungnya diduduki oleh salah satu penjaga, tangannya di ikat, tapi dengan santainya Akio tetap bisa memberontak, walau pada akhirnya kembali mendapat pukulan.

"Aku bertanya padamu, kapten," ujar direktur kepada Samudera lagi.

Namun, Samudera tetap diam. Bukan karena bibirnya yang terasa sakit karena sobek dan mengeluarkan darah. Atau pula dengan kepalanya yang berdenyut nyeri karena di pukul berkali-kali. Hanya saja, Samudera tak ingin berbicara pada sampah seperti orang-orang ini.

Merasa tak ada jawaban, sang direktur hanya bungkam, lalu memberi perintah melalui ekor matanya. Dengan tanpa berlama-lama, Samudera dan Akio di tarik dengan kasar menuju ruang tahanan. Keduanya di lemparkan masuk ke dalam sel tahanan. Sebelum itu, para penjaga melepas ikatan keduanya.

Akio hendak bangkit dan menarik pintu sel. Namun, karena tubuhnya yang terluka dan lemah, para penjaga menendang dadanya hingga pemuda itu terhempas ke belakang. Samudera membantu Akio untuk duduk ketika rekannya itu memuntahkan cairan berwarna merah.

Saat pintu sel ditutup, Akio hanya bisa menyandarkan tubuhnya pada dinding sel yang begitu dingin sembari memejamkan mata.

"Anjir!"

Samudera langsung melotot terkejut ketika kata itu keluar dari mulut Akio. Kapten Lion Team tersebut langsung menarik wajah Akio hingga wajah keduanya berhadapan.

"Ulangi," pinta Samudera menatap lekat pada Akio.

Akio mengernyit, "Apanya?" tanyanya bingung.

Namun, Samudera tak melepas posisinya. "Kata yang kau ucapkan tadi," jawabnya. Kali ini dengan begitu menuntut.

Awalnya Akio berpikir, hingga dirinya tersadar, mungkin kata ini yang dimaksud oleh Samudera.

"Anjir?" ulangnya bertanya.

Lama terdiam karena speechless, akhirnya Samudera melepaskan posisinya, lalu tangannya mengacak rambut pemuda jepang itu, kemudian ikut bersandar pada dinding tepat di samping Akio.

[✓] Genius Dangerous 2025 : Epsilon Academy SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang