3. Mission Discomplete

1.2K 130 7
                                    

"Kau bisa mengambil apa pun dari manusia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau bisa mengambil apa pun dari manusia. Pekerjaan, keluarga, cinta dan teman, tapi tidak dengan hidupnya."—Valerie Gavriela




"Kau aman sekarang." Anak kecil itu mengangguk ketika Valerie selesai mengobati kakinya yang terluka. Tadi siang, Valerie mendapat tugas dari Samudera untuk membantu sebuah desa yang berada di bagian barat daya negara Nepal. Lebih tepatnya misi gabungan dengan tim lain.

Pemimpin desa di sana meminta bantuan kepada tim militer khusus yang bertugas, untuk membantu penanganan medis di desa itu. Kebetulan sekali, hanya Lion Team yang paling dekat dengan desa tersebut. Ada satu tim lagi yang menetap di sini dan menjaga perbatasan ini. Namun, tetap saja mereka kekurangan tim medis, karena setiap tim hanya memiliki dua tim medis.

Valerie tersenyum. Perempuan berdarah Inggris itu memberikan sebuah apel kepada si anak yang diterima dengan baik oleh sang empu.

"Terima kasih dokter," ujar si anak langsung mengambil satu gigitan terhadap apel tersebut. Senyum di wajah Valerie semakin mengembang.

"Panggil aku Valerie," balas Valerie memberitahu.

Anak kecil laki-laki yang sekiranya berumur 7 tahun itu memiringkan kepalanya. "Tidak. Kau dokter, bukan Valerie," balasnya tak setuju.

Masih dengan senyum di wajahnya, Valerie menggeleng. "Aku tau, tapi namaku Valerie. Jadi panggil aku Valerie." Setelah mendengarnya si anak mengangguk.

"Oke!" serunya.

"Baiklah! Ayo kita pulang! Aku akan mengantarmu pulang." Saat sedang merapikan tasnya yang berisi peralatan medis, Valerie mengernyit karena si anak terdiam. Matanya melihat wajah si anak yang begitu pucat dengan sorot mata yang ketakutan. Apel di tangan anak itu, bahkan jatuh ke tanah. Menggelinding tak jauh dari tempatnya duduk.

Hingga dia mendengar suara tembakan dari arah belakangnya, serta teriakan orang-orang yang berlari ke arah mereka, dan semua rumah kini tertutup rapat. Gawat! Mereka diserang!

"Kau bisa berjalan?" tanyanya pada si anak. Namun, anak itu menggeleng.

Helaan napas terdengar, Valerie melepas jas medisnya dan membuangnya begitu saja, mengalungkan tasnya pada si anak, lalu menggendong anak itu dan berlari. Sesekali perempuan itu melihat ke belakang, di mana ada empat orang dari Eagle Team, tim yang menetap di sini masih berusaha menghalangi S-7 yang mencoba menerobos masuk.

Valerie berlari ke salah satu rumah, menggedornya, berharap sang pemilik membukakan pintu untuk mereka, tapi apa yang diharapkan? Manusia tetaplah manusia.

"Tolong buka pintunya! Biarkan kami masuk!" pintanya memohon. Namun, sang pemilik yang berada di dalam enggan beranjak dari tempat persembunyian mereka.

Valerie berlari kembali, masih menggendong anak kecil itu, menghampiri setiap rumah. Namun, tetap tak ada yang membukakan pintu untuk mereka. Kenapa manusia begitu egois? Di tengah kepanikannya, Valerie melihat ke arah empat anggota Eagle Team. Hanya ada tiga orang tersisa di sana.

[✓] Genius Dangerous 2025 : Epsilon Academy SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang