4. Dangerous

1K 118 3
                                    

"Tak ada yang lebih berbahaya selain manusia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tak ada yang lebih berbahaya selain manusia."—Utara Julio Alexander





"Sam, ada dua hawa panas arah jam 3 dari tempat kau berdiri." Suara Utara terdengar di in-ear milik Samudera. Samudera menatap ke arah jam 3 sesuai instruksi dari Utara. Di sana terdapat sebuah rumah yang rusak di bagian pintu dan bekas cakaran yang memanjang di sepanjang dinding.

Yang lain langsung mengikuti ke mana Samudera pergi. Mereka berlima memasang posisi siaga. Samudera mengencangkan pegangannya pada senapan. Qian bersiap dengan busur elektriknya, begitu pun dengan Davide, Rafael dan Akio. Dengan was-was Samudera memasuki rumah dan mendapati seekor S-7 tergeletak tak bernyawa di lantai kayu rumah.

Yang lainnya langsung berpencar. Akio pergi ke area barat rumah, matanya menyipit kala melihat bekas darah yang terseret, serta isakan samar terdengar di telinganya.

"Kapten! Sebelah sini!" teriak Akio yang membuat yang lainnya langsung bergegas.

"Darah!" Qian memekik kaget kala melihat darah itu.

"Ada yang menangis," kata Davide memberitahu. Bukan hanya Davide, melainkan mereka semua juga mendengar isakan samar itu.

Samudera sedikit mendorong Akio menjauh dan menyerahkan senapannya pada Akio. Saat pemuda itu bersiap membuka sebuah pintu di bawah lantai, Akio memegang pundak Samudera.

"Hati-hati kapten." Samudera menoleh, lalu mengangguk. Yang lainnya langsung memasang posisi siaga.

Perasaan campur aduk, was-was dengan andrenalin terpacu hebat, kelima anggota Lion Team sudah bersiap dengan serangan yang akan mereka dapatkan. Samudera menarik gagang pintu itu dengan sekuat tenaga hingga pintu terbuka.

Hampir saja Qian melepaskan panahnya karena begitu terkejut. Di dalam sana, ada seorang anak kecil laki-laki yang sedang menangis sambil memeluk tubuh Valerie yang sedang tak sadarkan diri.

"Valerie!" teriak Davide dan Rafael berbarengan.

Samudera melompat masuk ke dalam di bantu Akio. Keduanya mengeluarkan si anak terlebih dahulu, lalu Samudera menggendong Valerie yang lemas.

"Aku akan siapkan mobil." Rafael langsung berlari ke luar untuk menyiapkan mobil mereka.

Di perjalanan mereka, Qian mencoba menutupi luka di perut Valerie menggunakan gumpalan perban. Dia tak bisa melakukan banyak hal di saat begini, peralatan medisnya tidak lengkap jika ada yang mengalami luka separah ini. Mereka harus segera sampai di markas.

"Bisakah kalian pelan-pelan sedikit, stupid!" Qian mengumpat ketika Rafael tak sengaja menabrak sebuah batu sehingga mobil hampir hilang keseimbangan.

"JIKA KITA PELAN, KITA TAK AKAN SAMPAI!" balas Rafael berteriak.

"OMONG KOSONG! LAKUKAN SAJA!" sahut Davide yang sudah kesal.

[✓] Genius Dangerous 2025 : Epsilon Academy SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang