Jalanan Jakarta memang tidak pernah tidur, semakin malam semakin padat, beruntung Tzuyu mengendarai motor, dia bisa menyalip, deretan mobil yang berjajar seolah tak bergerak.
Tak banyak percakapan yang mereka buat, karna pada dasarnya mereka tidak mengenal satu sama lain, sesekali Tzuyu perhatikan Sana lewat kaca spion, wanita berumur 22 tahun itu memandang jalanan yang macet, mungkin Sana memang sudah sangat lelah, mimik wajahnya tak bisa dia sembunyikan, kalau dia cukup kesal karna jalanan yang macet.
"Dari sini kemana ka?"
Suara Tzuyu memecah keheningan, beradu dengan suara klakson, Sana tidak cukup dengar apa yang Tzuyu katakan. "Ha?" Sana sedikit memajukan tubuhnya, agar bisa mendengar suara Tzuyu lebih jelas.
"Ini belok kanan atau kiri?"
"Ohh...lurus aja nanti ada pertigaan lagi baru belok kanan."
Tzuyu mengangguk, lampu merah sudah menjadi lampu hijau, dia tancapkan lagi gas motornya. Seperti apa yang Sana instruksikan, perjalanan yang cukup menguras tenaga itu akhirnya berakhir, motor Tzuyu sudah berhenti di bangunan gedung apartement yang cukup besar. Tzuyu jadi berpikir, pantas saja Sana memberikannya uang sebanyak itu secara cuma-cuma, tempat tinggalnya saja terbilang mewah untuk seorang mahasiswa.
Sana melepaskan helm milik Tzuyu, dia rapihkan rambutnya yang jadi berantakan.
"Makasih ya,"Kata Sana menyerahkan helm pada Tzuyu.
"Oh ya Ka-" Tzuyu merogoh saku celananya, untuk mengembalikan uang Sana.
"Ini tadi masih sisa.."
Sana yang melihat itu jadi kagum, karna jarang sekali dia menemukan orang yang jujur seperti Tzuyu, Sana dorong tangan Tzuyu, "Gausah, buat kamu aja."
Setelah tersenyum, Sana langsung pergi meninggalkan Tzuyu, Tzuyu segera turun dari motor, mengejar Sana, dia merasa benar-benar tidak enak.
Sana menoleh mendapati Tzuyu yang menyamai langkah kakinya. Dia jadi berhenti bergerak, matanya menatap Tzuyu seolah berkata kenapa?
"Sory ka, nama kaka siapa?""Sana.. "
"Oh Oke ka Sana, makasih ya."
Sana menjauh dari Tzuyu, berjalan masuk kedalam gedung apartemant, mungkin Tzuyu akan terus memandangi punggung Sana, kalau suara security tidak berteriak, karna motornya yang parkir dijalanan. Dia langsung berlari, meminta maaf karna sudah menaruh motornya sembarangan.
Dia memang tidak mengenal Sana, dia juga masih bingung bagaimana bisa Sana mengenalnya, tapi dia tersenyum tanpa alasan memandangi gedung tinggi dihadapannya, dia berharap bisa bertemu dengan Sana lagi.
..
.
.Walau berbeda Fakultas, Momo, Mina dan Sana selalu menyempatkan untuk berkumpul dikantin, kali ini mereka sudah duduk di kantin Fakultas Psikologi. Ya, kantin Fakultas Sana, bagaimana Momo terus mendumal karna kantin Fakultas Sana memang terbilang paling jauh. Bahkan berbeda gedung dari Fakultas Momo dan Mina.
Tapi Sana tidak peduli dengan segala ocehan Momo, dia sudah tidak sabar ingin memberitau kedua temannya tentang Tzuyu.
Baru saja dia ingin membuka suara, tapi dia jadi diam, suara Mina terdengar sangat bersemangat.
"Nanti Dahyun sama temen-temen nya mau gabung, gapapa kan?"Momo menimpalinya tak kalah semangat, "Gapapa banget lah.. "
"Maksudnya bareng sama si Tzuyu?" Kata Sana.
Mina mengangguk, makanan pesanan mereka datang, Mina dan Momo sudah mengalihkan fokusnya pada makanan masing-masing, Sana yang awalnya akan menunjukan foto Tzuyu yang mengenakan seragam SMA, jadi membatalkan itu, mungkin Sana harus mengikuti alur permainan anak SMA itu terlebih dulu, sebelum dia benar-benar membongkarnya.
Dia hanya ingin tau sampai mana mereka bisa berbohong.
Bersamaan dengan Sana yang pergi untuk kekamar mandi, Dahyun dan Chaeyoung datang.
Dahyun tersenyum, setelah Mina memberikan kode untuk duduk disebelahnya.
"Kok cuma berdua?" Kata Mina.
Dahyun dan Mina memang berencana untuk mengenalkan teman mereka satu sama lain, sebenarnya ini ide Mina, ini akal-akalan Mina saja, agar dia bisa mengenal Tzuyu lebih dekat, tapi wajah Mina cukup kecewa saat dia tak mendapati Tzuyu.
"Oh Tzuyu masih dikamar mandi.."
Mina langsung tersenyum lagi, dia tidak sabar untuk melihat wajah Tzuyu, dia ingin lebih mengenal Tzuyu. Bukan Dahyun tidak menarik, Mina akui berbicara dengan Dahyun begitu nyaman dan nyambung, Mina suka laki-laki humoris. Tapi Tzuyu begitu menarik perhatian, Laki-laki pendiam lebih membuatnya penasaran.
"Oh iya ini temen aku.."
"Momo.. "
Momo terlihat terkesiap saat tangannya menjabat tangan Chaeyoung, lesung pipi Chaeyoung, semakin membuat dia tersenyum lebar, kalau tidak salah dia mengingat foto yang Mina tunjukan, Chaeyoung terlihat biasa saja difoto, tapi ternyata aslinya jauh berbeda. Momo semakin penasaran bagaimana dengan Tzuyu, difoto saja sudah terlihat enak dipandang.
Meninggalkan empat orang yang saling mengenal, Sana baru saja keluar dari kamar mandi, tak sengaja tubuhnya menabrak seseorang yang sedang mengikat tali sepatunya.
Seseorang itu langsung berbalik untuk melihat siapa yang menabraknya, dia hampir saja terjungkal.
"Ka Sana.. "
"Tzuyu.. "
Dibanding Sana, Tzuyu lebih terlihat kaget, tangannya segera menutup tasnya, seragam sekolahnya dia sembunyikan. Sana cukup pangling, melihat Tzuyu tak mengenakan seragam SMAnya, walau hanya kaos hitam polos dengan celana jeans, tapi Tzuyu jadi terlihat lebih dewasa.
"Kamu lagi apa disini?"
Sana sebisa mungkin mengendalikan ekspresi wajahnya, walau Sana tau, untuk apa Tzuyu datang kesini, tapi dia bersikap bodoh, seperti tidak tau apa-apa.
"Ketemu temen, Ka.. "
Sana mengangguk, mengiyakan saja ucapan yang sebenarnya tak sepenuhnya salah.
"Oh yaudah, Aku duluan ya.."
Sedikit tersenyum, Sana pergi dari hadapan Tzuyu.Tzuyu mengedipkan matanya berkali-kali, tidak percaya kalau bertemu dengan Sana lagi, dia rapihkan tas nya lagi agar benar-benar tertutup rapat, dia berjalan menuju kantin, untuk bergabung dengan Chaeyoung dan Dahyun, Tzuyu sebenarnya tidak ingin mengikuti permainan Dahyun lagi, tapi rasa penasaran nya terhadap Mina, membuat dia jadi menyetujui pertemuan ini lagi.
"Tzu!"
Tzuyu harus berhenti bergerak, suara Dahyun yang memanggilnya, malah membuat tubuhnya jadi kaku, matanya tidak salah melihat, kalau disana juga ada Sana. Jantungnya berdegub kencang, bagaimana bisa Sana ada disana?
Dia menarik nafasnya dalam-dalam, mulai detik ini dia akan menyusun permintaan maaf pada Dahyun, kalau dia tidak bisa bersembunyi dari balik seragam SMA seperti Dahyun dan Chaeyoung.
Dia sudah tiba di meja kantin dengan Dahyun yang duduk disebelah Mina, Chaeyoung yang bersebelahan dengan Momo, hanya kursi sebelah Sana lah yang kosong, Lagi-lagi Sana tersenyum, senyum nya mengintimidasi, Tzuyu sampai menelen nafasnya sendiri.
"Sana.. "
Sana mengulurkan tangannya dihadapan Tzuyu. Tzuyu tatap mata Sana, senyum Sana membuat dia semakin takut, Sana benar-benar mempermainkan nyalinya, mereka ini kan sudah saling mengenal, tapi Sana bersikap seolah tidak mengenal Tzuyu, apa sikap Sana ini cukup membantu? Tentu tidak, Tzuyu tetap gugup, keringat diujung pelipisnya semakin keluar, mau tidak mau dia balas jabatan tangan Sana.
"Tzu-yu.. "
°°
Selamat tidur~
See You^^