Matahari siang ini seolah menghilang, ditelan kumpulan awan mendung yang menemani dia memungut rasa cemburunya, dia tersenyum menatap dua orang yang tidak jauh darinya, mungkin dia terlalu percaya diri, kalau Tzuyu mampu memahami perasaanya setelah pertemuan terakhir mereka.
Tzuyu masih terlihat bahagia saat dia memberikan helm pada Mina, kedua kalinya dia melihat pemandangan seperti ini, tidak ingin terus membuat hatinya semakin terperosok akan rasa cemburu yang tidak terarah, Sana langsung masuk kedalam mobilnya.
Dari balik kaca mobil yang gelap, dia pandang terus menerus, gerak gerik Tzuyu, tanpa dia sadari, dia mencengkram stir mobil begitu kuat, dia telan sendiri rasa kesal, marah yang menjadi satu, mau bagaiman pun dia tidak memiliki hak apapun untuk melarang Tzuyu, untuk tidak dekat dengan Mina.
Dia tekan power window saat dia mendengar ketukan pada mobilnya, dia tersenyum seadanya, membalas sapaan Joshua.
"Mau pulang?" Kata Joshua, wajahnya begitu cerah, Joshua memang selalu terlihat bahagia, apalagi saat sedang bersama Sana.
"Yaa, kamu mau pulang juga?"
Joshua menggelengkan kepalanya, wajahnya juga sedikit berubah, "Nope. Aku masih ada bimbingan, Bu Ika masih diluar, bilangnya sih macet, tau deh aslinya gimana.."
Sana jadi sedikit tertawa, dia sangat mengerti, bagaimana malas nya menunggu dosen, dosen memang suka seenaknya, bahkan mereka terkadang dengan mudah nya membatalkan pertemuan, padahal mahasiswa sudah menunggu mereka berjam-jam, "Yaudah tunggu aja, nanti juga dateng.."
"Kalau gitu, aku duluan ya.." Kata Sana, mesin mobilnya, dia nyalakan, Joshua mundur selangkah dengan senyum yang tak pernah hilang.
"Hati-hati ya.."
Mobil Sana bergerak, meninggalkan area kampus, dari luar mobil, Tzuyu menyaksikan Sana yang bersama Joshua, bahkan matanya mengikuti kemana mobil Sana pergi, tatapannya semakin dalam, sampai dia lupa kalau masih ada Mina.
"Tzu?"
Mina ikuti arah pandang Tzuyu, senyum nya tercipta, entah tersenyum untuk apa, mungkin Mina jadi mengerti, kalau Tzuyu hanya fokus pada Sana, atau Mina tau kalau sebenarnya, Tzuyu sama sekali tidak tertarik padanya.
"Tzuyu??"
"Ah, iya?"
"Kok ngelamun?"
Tzuyu gelagapan sendiri menyikapi pertanyaan Mina, dia tidak sadar kalau sedari tadi dia hanyut akan Sana, dia menggeleng, menyangkal apa yang Mina katakan. "Ah-enggak kok, udah siap?"
Mina hanya mengangguk sekenanya, rasa bahagianya kabur termakan awan mendung yang semakin tebal, dia diam, duduk dibelakang punggung Tzuyu, menjaga jaraknya, rasanya seperti dibawa keatas langit lalu dijatuhkan begitu saja.
Dia jadi ingat, kalau Sana tidak pernah menanggapi semua ceritanya tentang Tzuyu, apa mungkin karna Sana juga memiliki perasaan pada Tzuyu? Mina terus berpikir dalam diamnya, tapi sejak kapan Sana dekat dengan Tzuyu?
Sana memang tak pernah menceritakan bagaimana, dia mengenal Tzuyu lebih dulu, bagaimana perasaan itu mulai tercipta, baik, Mina maupun Momo, tidak ada yang tau kalau Sana dan Tzuyu memang lebih dekat dari apa yang mereka tau.
Motor Tzuyu sudah berhenti didepan toko buku yang menjadi tujuan Mina, siang ini Mina memang meminta tolong pada Tzuyu untuk menemaninya mencari buku.
Deretan buku-buku menjadi saksi bagaimana keduanya saling diam, diantara keduanya seolah tercipta sekat yang tak bisa membuat mereka jadi dekat, Tzuyu ikuti kemanapun Mina pergi, Tzuyu, sadar akan perubahan sikap Mina, tapi dia juga bingung harus melakukan apa.
