Istirahat sudah berlangsung 10 menit, tapi ketiganya saling diam, lebih tepatnya Dahyun dan Tzuyu, sedangkan Chaeyoung bolak-balik menatap kedua temannya dengan bingung.
Chaeyoung duduk ditengah seolah menjadi penghalang antara dua sahabat yang sepertinya sedang tidak akur, tak mau ambil pusing, laki-laki bertubuh pendek itu, menarik mangkok bakso yang masih mengepulkan asap panasnya, sebelum memasukan satu sendok bakso ke dalam mulutnya, dia melirik lagi kedua temannya yang masih diam, bahkan Dahyun melipat kedua tangannya didada.
Makanan yang Chaeyoung pesan sudah hampir habis, dia lihat lagi, Dahyun dan Tzuyu yang sama sekali tidak menyentuh makanannya, bahkan asap panas kini sudah tidak terlihat lagi diatas mangkok bakso.
"Ini lo pada, gamau makan??" Chaeyoung, menghentikan aktifitas mengisi perutnya, dia kembali melihat Dahyun dan Tzuyu secara bergantian. Keduanya tetap saja bergeming tak begerak sama sekali. Chaeyoung tau, apa yang sedang mereka ributkan, dia jadi bersyukur, dia tidak terlalu hanyut dalam pesona Sana, kalau sampai dia juga jatuh hati pada Sana, urusannya akan jadi semakin rumit. Urusan perasaan memang selalu sulit diselesaikan.
Suara sendok dan garpu yang dijatuhkan secara kasar oleh Chaeyoung, sedikit membuat Dahyun dan Tzuyu jadi menatapnya, tarikan nafas Chaeyoung juga terdengar lelah, ditelinga keduanya. "Bener-bener ya, ga ngehargain gue banget, gue udah rela antri-"
Nyatanya, masih banyak orang yang berjejer, mengantri, untuk membeli bakso, bakso memang selalu jadi makanan favorit dibanyak kalangan, tidak terkecuali, anak sekolah.
"Liat!" Kata Chaeyoung, sambil menunjuk antrian didepan gerobak bakso, memang sangat mencolok dibanding pedagang lainnya.
"Masih banyak orang yang menginginkan, semangkuk bakso yang kalian sia-siakan ini." Nada bicara yang dibuat sedramatis mungkin, menggunakan bahasa yang baku, Chaeyoung tampilkan wajah memelas nya, agar keduanya iba, dan cepat akur kembali.
Lenguhan suara nafas yang Tzuyu keluarkan, membuat Chaeyoung tersenyum dalam hati, Dahyun juga mulai bergerak menggeser mangkok bakso, agar lebih dekat.
Sekarang Dahyun dan Tzuyu mulai memakan, makan siangnya, Chaeyoung yang sudah selesai, berniat untuk kembali ke kelas, sengaja, membiarkan Dahyun dan Tzuyu berdua. Tapi sialnya, baru saja dia berdiri, tangannya sudah ditarik oleh Dahyun, agar duduk kembali.
"Mau kemana?!"
Dahyun yang biasa banyak omong, aneh sekali rasanya, sudah dua hari terlihat diam, sekarang jadi irit bicara.
"Mau balik ke kelas lah."
Bakso yang ditusuk garpu tepat dihadapan Chaeyoung, membuat Chaeyoung mengikuti apa yang Dahyun katakan.
"Duduk! Tunggu, gue selesai."Ditengah ketegangan yang mereka buat, Tzuyu malah berhasil pergi begitu saja, mangkok Bakso nya memang sudah kosong, teriakan Chaeyoung, di abaikan, bagai angin.
"Gatau diri.."
Walau suaranya begitu pelan, Chaeyoung masih bisa mendengar, dia menoleh, manatap Dahyun yang sekarang masih makan, dia menguyah makanannya, dengan tatapan tajam, yang menatap lurus kedepan, seolah mengikuti kemana Tzuyu pergi.
"Lo kali yang gatau diri.."
Tak membantah ucapan Chaeyoung, Dahyun kembali fokus pada makanannya.
Entah sudah berapa kali, Chaeyoung menarik nafasnya, kali ini dia menyandarkan tubuhnya pada kursi.
Dari suaranya, Chaeyoung mulai berbicara serius, sudah dua hari, Dahyun dan Tzuyu terlibat pertengkaran, walau mereka sebenarnya hanya saling diam, tapi tetap saja, cukup menganggu.
![](https://img.wattpad.com/cover/344175643-288-k922873.jpg)