18

714 97 41
                                    

Dia bergerak terus mendorong troli yang hampir penuh, kadang matanya menyipit karna mendengar apa yang lawan bicaranya tuturkan.

"Jadi sekarang mau ngejar Sana aja nih?" Lagi, satu pertanyaan dia dengar, sepertinya, Momo memang senang menggodanya. Dia hanya mengiyakan ucapan itu, entah rasanya, bersama Momo dia merasa begitu dekat, menceritakan apapun yang dia rasakan, padahal ini adalah pertemuan kedua mereka pergi bersama, tapi Momo sudah sangat hapal gerak geriknya.

"Jadi, Ka Sana udah punya pacar belum?"

Momo sekilas melihatnya, sebelum kembali pada tumpukan mie instan. Dia dibuat penasaran karna Momo tak kunjung berbicara.

"Udah punya ya?"

Momo akhirnya menghentikan aktifitasnya, tubuhnya sekarang menghadap Dahyun, wajah Dahyun terlihat lucu, dari raut wajahnya, tersirat rasa penasaran.

"Kayanya sih, udah punya ya. Akhir-akhir ini, Sana keliatan lebih seneng aja."

Mendengar itu, tangan Dahyun pada troli menguat, sudah pasti dia kecewa, walau sebenarnya ucapan Momo ini belum dipastikan benar, tapi tetap saja, ini cukup membuat Dahyun jadi diam.

"Waktu itu, gue liat Sana pergi sama Tzuyu."

"Maksudnya, Tzuyu jemput Sana ke kampus." Kata Momo lagi, dia tetap melanjutkan, memasukan barang kedalam troli, tanpa peduli bagaimana reaksi Dahyun sekarang.

Selangkah, dua langkah dia bergerak, dia baru sadar, kalau Dahyun tak lagi mengikutinya, dia berbalik arah, melihat Dahyun mematung di tempat. Setelah tersenyum gemas, sambil mendorong troli, dia juga membawa tangan Dahyun untuk mengikutinya.

Tangan Momo yang dingin, membuat Dahyun sadar, dia pandang tangannya yang digenggam. Seragam sekolahnya terlihat lecek, wajah samping Momo sangat serius, sampai akhirnya, Dahyun melepaskan genggaman itu, untuk merapihkan seragam sekolahnya.

"Kaget banget, sampe bengong gitu?"

Kalau Dahyun tidak salah lihat, Momo menahan tawanya, troli hampir penuh, Momo berjalan mendahulinya, mendorong trolinya sendiri, dan sekarang Dahyun benar-benar mendengar, kalau Momo tertawa.

Apa perasaanya terlihat seperti lelucon dimata orang lain?

Menunggu giliran untuk membayar belanjaan, Momo lihat lagi, Dahyun yang sekarang ada di sampingnya, sepertinya, ucapannya itu membuat perubahan sikap Dahyun. Momo jadi merasa bersalah.

"Gue kan gatau bener atau engga, Sana udah punya pacar, gausah lemes gitu lah.." Kata Momo, kali ini wajahnya serius, tangannya juga terulur begitu saja, menyentuh kepala Dahyun, memberikan sentuhan, yang Dahyun sendiri tak bisa artikan.

Sentuhan Momo, membuat dia harus tersenyum, "Yaa.."

Tidak bisa bohong, Dahyun terus berpikir, sejak kapan Tzuyu jadi dekat dengan Sana, berapa kali Tzuyu datang untuk bertemu Sana, banyak pertanyaan-pertanyaan yang dia biarkan menggantung diisi kepalanya, karna setaunya, Tzuyu sama sekali tak tertarik dengan Sana. Pernyataan Momo itu berbanding terbalik dari apa yang dia tau selama ini.

"Lagian, kalau ga ada Sana, kan masih ada gue."





..
.
.



Satu minggu berlalu, ini bukan pertama kali nya, dia menjalankan sebuah hubungan, tapi entah rasanya, dia jadi gila karna sosok perempuan yang lebih tua darinya. Bahkan dia bisa tersenyum begitu lebar, hanya karna mengingat, bagaimana Sana merengek, karna dia yang terlalu lama membalas pesan, atau karna Sana cemburu untuk hal-hal sepele.

MARSHMALLOW [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang