Dia bunyikan klakson agar Sana bisa melihatnya, dan benar saja atensi Sana langsung teralihkan, Sana masuk kedalam mobil nya. Sana sempat menolak untuk diajak bertemu, tapi bukan Dahyun kalau tidak bisa membuat wanita mengatakan iya pada nya.
Sesuai rencananya, kali ini memang gilirannya untuk mendekati Sana, entah ini pilihan terbaik atau tidak, tapi seperti nya Sana terlihat sangat lelah.
"Hows your day, ka?"
Sana yang baru saja menghadap Rudi, si dosen pembimbing, berjam-jam, mendapat pertanyaan seperti itu, kalau tidak cukup mewaraskan diri, mungkin Sana akan memeluk Dahyun, dia benar-benar lelah dengan drama skripsi.
"Oke kok." Kata Sana, tangannya memasang sabuk pengaman. "Lo langsung ke sini dari sekolah?"
Dahyun menggeleng, "Engga, pulang dulu, aku sekolah ga bawa mobil ka.."
Mobil mulai bergerak meninggalkan kampus, rencannya Dahyun akan mengajak Sana menonton film. Dahyun masih belum tau Sana ini tipikal perempuan yang seperti apa. Tapi dia rasa menonton bioskop untuk kencan pertama bukan pilihan yang buruk.
"Mau gue aja yang bawa?" Wajah Sana terlihat ragu mengamati Dahyun dari ujung kepala hingga kaki, Dahyun yang memiliki tinggi dibawahnya, membuatnya khawatir, bagaimana bisa orang tuanya mengijinkan Dahyun membawa mobil, pikir Sana.
"Gausah, tenang aja Ka, aku ga akan ditilang, Ayah aku polisi."
Sana tatap Dahyun yang tertawa, mendapati respon serius dari Sana, Dahyun jadi menghentikan tawanya, ini memang bukan soal ketilang atau tidak, tapi ini tentang keselamatan, Sana bisa tebak kalau Dahyun memang belum memiliki SIM.
"Bcanda ka Sanaaaaa. Bulan depan aku urus SIM kok."
Benar kan apa yang Sana duga, Anak jaman sekarang memang terkadang tidak tau aturan. Sana sandarkan tubuhnya, kepalanya sedikit pusing, hari ini banyak hal yang harus dia pikirkan. Dia amati lagi Dahyun yang menyetir, suara lagu yang Dahyun putar sedikit menghibur kekosongan diantara keduanya.
Sana cukup penasaran kenapa Dahyun mengajaknya bertemu, dia juga cukup kesal pada Tzuyu, yang memberikan nomor telponnya pada orang lain, maksudnya Dahyun, tanpa meminta izin padanya. Sana awalnya sudah menutup pintu untuk berurusan dengan ketiga anak ini, tapi mendengar cerita Mina, sepertinya ketiga anak ini memang sedang melakukan pendekatan, Sana rasa dia harus mencoba, bagaimana rasanya didekati laki-laki yang lebih muda darinya, tidak ada salahnya kan?
Dengan begitu, apakah itu tandanya, Tzuyu sedang mendekati Mina? Pikir Sana.
"Kenapa kok tiba-tiba, ngajak gue ketemu?"
Seperti biasa, jalanan Jakarta selalu macet, mobil Dahyun tak bergerak, dia akhirnya bisa menoleh pada Sana, Dahyun terkesiap beberapa detik, menurutnya Sana memakai baju cukup terbuka, ini sedikit mengganggu fokus Dahyun. Dia mengakui Sana tak kalah cantik dari Mina.
"Ya ga ada apa-apa, pengen ketemu aja."
Sana masih menyandarkan tubuhnya, sebenarnya dia ingin sekali meluruskan tulang dan ototnya, dia duduk berjam-jam lamanya, dia sudah tidak sanggup menegakan tubuhnya. "Kalau tujuan lo mau deketin gue, gue ga suka anak kecil.."
Dahyun tertawa melirik Sana sebentar, "Kan belum coba, ka? Kok udah bilang ga suka?"
"Lagian, umur cuma angka.."
Mendengar itu, Sana mengangguk, sedikit tersenyum, menurut Sana nyali Dahyun bagus. "Oke, lest try.."
Mendapat respon baik dari Sana, Dahyun tersenyum,mungkin kalau Sana sedang cukup energi, Sana akan mendebat semua ucapan Dahyun, tapi karna Sana sudah sangat lelah, jadi dia iyakan saja, menit berikutnya Sana sibuk mengecek sosial media, mendapati nama Dahyun dan juga Chaeyoung mengikuti laman instagramnya, kening Sana berkerut, karna tidak mendapati nama Tzuyu, dia masih ingat kemaren, Mina yang terlihat sangat bahagia, karna Tzuyu mengikutinya di instagram, apakah Sana harus menyimpulkan kalau Tzuyu tidak tertarik padanya?
