5. | Berhati-hati

46.3K 5.1K 1.3K
                                    

How was your weekend?
apakah semakin menggembirakan karena ada update tambahan ini? menambah antusiasme untuk jumpa bapaknya Ravel? pffttt~

2.700 kata
aku semangat
aturan kalian juga semangat
untuk vote dan komentarnya
terima kasih banyak ❤️

5. | Berhati-hati


"Lyre Sagitta update foto!"

Kagendra teralihkan kehebohan kecil itu, mendapati kerumunan para gadis yang saling tunjuk ke layar ponsel. Ia menoleh pada Waffa yang kemudian membuka media sosial, menunjukkan update yang dimaksud.

"Cantik banget ... dia beneran ya enggak mau comeback film atau series?"

"Gue juga nungguin, Dari Putih Biru ke Putih Abu-abu itu serial yang udah gue tonton berkali-kali dan enggak pernah bosan. Secantik itu Lyre, makin cantik lagi, sampai enggak kelihatan udah punya anak."

"Gue penasaran tampang anaknya, kalau upload foto pasti enggak kelihatan muka, kadang cuma tangan atau kakinya doang."

"Sepupu gue kerja di sekolah anaknya, ganteng emang, udah gitu lucu anaknya, pinter aktif gitu, kemana-mana bawa robot atau mainan dinosaurus ... gemes katanya."

"Lo enggak minta sepupu lo fotoin?"

"Itu sekolah bukan sembarang sekolah, masuknya aja kudu scanner dulu, staffnya enggak boleh melakukan perekaman atau pemotretan. Bahkan mau dokumentasi kegiatan aja sekolah kirim surat izin dulu ke orang tuanya ... lo lihat websitenya dah, beneran elite dan enggak sembarangan."

"Iya, biaya sekolahnya aja seratusan juta."

Kagendra mendengar itu dan menoleh Waffa, bertanya dengan suara pelan, "Itu kayaknya biaya sekolah zaman kita dulu?"

Waffa meringis. "Iya, belum tambah sumbangan ke yayasan. Mama terakhir nyumbang atas nama Ravel, lima ratus juta untuk dana pengembangan metode pembelajaran ... end year katanya ada liburan ke Dubai, first class facilities."

"Ravel udah sering ke sana sejak umur setahun."

"Ravel malah belum pernah tuh ke Bromo, JaTimPark, Ragunan aja belum pernah! Bocah sekarang kelewat elit."

"Dia minta kemah, katanya di Camping Park Merapi."

"Jogja?"

"Iya."

"Fran apa Lyre yang atur."

"Lyre, yang lebih paham. Itu tugas sekolahnya Ravel juga, coba pesawat komersial Indonesia, destinasi liburan di wilayah Indonesia." Kagendra melanjutkan langkah, melewati kelompok perempuan yang masih heboh membicarakan tentang istrinya.

"Jangan sampai kayak lo, SMP baru tahu ada yang namanya tiket pesawat di dunia ini."

Kagendra tertawa. "Lo dulu juga bingung! Gue ingat, lo bahkan ngamuk ke guru karena duduknya diatur-atur pakai nomor."

"Gue mual kalau dekat jendela, ck!" decak Waffa lalu bertanya, "Gue mau ngopi, lo mau apa?"

"Samain aja," jawab Kagendra, membiarkan Waffa berlalu ke salah satu kedai kopi. Ia berjalan melewati lorong menuju ruang tunggu.

Sejenak langkah Kagendra terhenti, tepatnya di hadapan sebuah poster promosi lawas. Dahulu Lyre memang pernah secara eksklusif menjadi icon untuk salah satu maskapai penerbangan. Ia mengamati sebentuk senyum cerah di wajah cantik itu.

REPEATEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang