36. | Putra kedua keluarga Kanantya

51.3K 5.6K 1.3K
                                    

Aloha, dari kota istimewa yang sampai sekarang belum kebagian hujan, suhu juga masih di 33-34° ... hufftt ngalah-ngalahin panasnya api cemburu KagenBi, pfftt

.

Aku memang sengaja update siang ya, yang senengnya baca waktu mal-ming ya tinggal didiemin buat nanti malam.

.

3.637 kata, jumlah cakep
ya secakep KagenBi kalau kampretnya tyda kumat, xixixixi

selamat membaca
semoga suka
jangan lupa vote & komentarnya

Terima kasih, Bestie ❤️

.

story rate: 18+
bisa skip aja atau scroll cepet sejak awal sampai tengah bagian cerita.

🌟

36. | Putra kedua keluarga Kanantya


Lyre gelisah dalam tidurnya. Ia berusaha bergerak untuk menyingkirkan hawa berat sekaligus panas yang melingkupi dirinya. Namun, usahanya terasa begitu sia-sia, justru hawa berat, panas, sekaligus licin dengan keringat itu semakin menjelma, menjadi sosok maskulin yang familiar.

"Nice move, Sexy Girl."
Suara bisikan itu terdengar jelas, diucapkan tepat di samping telinga kanannya sebelum si pemilik suara menempelkan bibir ke pipi, dagu, leher dan bahunya, memberi gigitan yang seketika meningkatkan kegelisahan Lyre.

"M—mas Ndra ..." erang Lyre serak tatkala barisan gigi suaminya beralih ke area dada, menggigit bagian puncaknya yang menegang penuh.

"Hmm ... you want more?"

Lyre menggeleng-geleng, dia tidak mau. Gigitan itu menyakiti kulitnya, membuatnya ngilu dan ada sensasi aneh yang menurutnya tidak wajar. Percintaan ini benar-benar aneh, ditambah Kagendra semakin mendesaknya ke dinding dan sesekali menyempatkan untuk merobek atau menarik lepas pakaiannya. Lyre begitu terengah-engah, kesulitan bergerak atau sekadar menarik napas karena dominasi Kagendra.

"Not yet, Sexy Girl," bisik Kagendra yang perlahan menghentikan gerakan pinggul.

"No, no way," sebut Lyre yang balas mengulurkan tangan, menahan tubuh suaminya. "Don't stop ..."

Terlihat seringai miring dalam ekspresi wajah nakal Kagendra. Wajah rupawan itu kembali mendekat dengan lidah basah terulur menjilat-jilat ke pipi Lyre. "Say that you want me so bad ..."

"I want you so bad."

"Do you miss me? Hmmm ..."

"Just continue our—" Lyre terkesiap saat pegangan tangan Kagendra di belakang kepalanya berubah menjadi jambakan.

"Do you miss me?" tanya Kagendra dengan nada yang lebih serius.

Lyre mengatur napasnya dan menjawab, "Yes."

Kagendra tersenyum, kembali mendesakkan diri, mencium sudut bibir Lyre sebelum berbisik lirih. "Let's make your legs shaking, Kinky Baby."

No way! Lyre terkesiap bangun dari tidurnya, ikut terengah sebagaimana dirinya dalam mimpi. Ia mengerjapkan mata beberapa kali, mengatur napas dan perlahan menyadari tubuhnya sekarang juga sulit bergerak.

REPEATEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang