37. | Penting, enggak penting

54.9K 5.2K 1K
                                    

Aloha,
kaget apa seneng apa biasa aja ketemu lagi sama KagenBi hari ini?
Minggu produktif, banzaai✨

.

3.730 kata untuk bab ini
bacanya pelan-pelan aja, karena banyak soal side pemikiran Lyre untuk Kagendra dan karena mostly hanya narasi, semoga enggak bikin bosan.

.

selamat membaca
have a good weekend

thank you so much
❤️🐷🦕

🌟

37. | Penting, enggak penting




"Kamu cek ponselnya Kagendra dan ada kolega yang godain dia?"

Lyre mengangguk pada sang kakak. "Kelihatan banget binalnya ... dia kirim foto lagi pole dance, pas banget bagian anunya ngejepit tiang, eww jijik."

"Is he respond to that photo?"

"Enggak ... ada banyak rentetan chat modus, ajakan entertain, ke pesta ulang tahunnya, acara amal sampai event di hotel, yang dibales Kagendra cuma soal progress kerjaan, ada kerja sama tender."

"Kamu stalking semuanya?" tanya Esa, selalu takjub dengan betapa jeli perempuan ketika penasaran.

"Iyalah! Bahkan, sempat telepon video juga semalam dan aku angkat, sepertinya kami pernah ketemu, dia bilang aku paham situasinya dan kedekatannya sama Kagendra." Lyre mencibir dengan raut kesal. "Unbelievable."

"Cantik?"

"Semua perempuan dasarnya cantik, tapi kalau hobinya godain suami orang ya najis."

Esa tergelak. "Kalau Kagendra tahu kamu terang-terangan cemburu begini, dia pasti senang banget."

"Aku enggak cemburu! Bukan aku yang rugi kalau Kagendra mau main-main sama perempuan begitu." Lyre geleng kepala dengan yakin. "Rasanya tuh kayak, aku emang enggak espektasi Kagendra bakal setia. Semacam kalau dia beneran enggak main-main ya syukur, dan semisal beneran main-main sama cewek lain, aku enggak kaget."

"Tante Kinar sering lho memuji Kagendra berubah banyak sejak menikah, kamu juga sering dibelanjain Mamanya Desire ... reward menantu idaman keluarga."

"Mereka sekeluarga selalu stylish gitu, ya? Dede emang selera fashionnya bagus, tapi enggak sangka Mamanya, Papi sampai Kagendra sendiri tetap all out walau cuma di rumah aja." Lyre menunduk pada terusan oversized bergambar Ninja Turtles yang dikenakannya. "Dia tadi protes coba, kenapa aku pakai baju kegedean begini ... enggak cocok katanya."

"Itu juga lusuh, baju sejak kamu masih SMA."

"Enak tahu, longgar enggak bikin gerah," kata Lyre dan melengkapi detail ingatan terbarunya, menulis cepat pada komputer tablet. "Oh iya, baiknya aku minta ponselku kapan ya, Mas?"

"Kagendra belum ngasih?"

"Belum, katanya tunggu aku lebih tenang ... jadi curiga, kayak bakal ada yang bikin enggak tenang aja."

REPEATEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang