"Kamu cantik, Sayang."
$$$
"Saya yatim piatu, tinggal sendirian di kos sederhana di kota ini. Saya sebenarnya punya rumah, peninggalan orang tua saya di kampung yang sekarang ditinggali kakak dari mendiang ibu saya. Tapi rumah itu masih tetap milik saya. Saya kuliah sambil bekerja, jadi kuliah saya hanya Sabtu dan Minggu saja. Saya tidak punya kakak atau adik. Jadi selama ini saya hanya membiayai diri saya sendiri. Tapi saya punya satu sahabat, namanya Chelsea, saya panggil dia Cici. Dia yang bawa saya ke pesta kemarin malam."
"Terus, saya punya mantan tiga, yang satu masih sering ngajak balikan, tapi saya gak mau. Teruuuss... Apa lagi, yah?"
Pra yang sedari tadi fokus mendengarkan, kini mengerjapkan mata melihat ekspresi kebingungan dari wanita di depannya. Lantas ia tersenyum, "Kamu pasti gak akan merepotkan saya," itulah kesimpulan yang bisa Pra ambil. Ia yakin 100% kalau Lily akan menjadi istri penurut hanya dengan ia berikan uang lebih banyak dari yang pernah wanita itu dapat dari pekerjaannya.
Karena seringnya, beberapa wanita yang Pra temui di masa lalu, mereka sudah bisa memiliki segala yang mereka inginkan, entah dari penghasilannya sendiri atau dari orang tuanya yang kaya raya. Jadi, Pra sulit mengaturnya dengan uang.
Lily sudah membuat keputusan dengan menceritakan kehidupannya yang tidak bagus-bagus amat itu. Yang berarti, ia sudah menerima tawaran Pra. Atau katakan saja, bahwa Lily ingin mencobanya. Toh, setelah dipikirkan lagi, ia tidak akan merugi.
Pertama, ia ambil seratus juta ini dulu. Lalu, bertemu dengan orang tua Pra dan menceritakan dirinya dengan apa adanya. Tapi sebelum itu, ia harus membuat skenario yang sama dengan Pra. Seperti kapan ia bertemu Pra dan sejak kapan sudah saling jatuh cinta, juga sejak kapan menjalin hubungan sebelum akhirnya Pra memutuskan untuk menikahinya.
"Jadi, ceritanya awal kita ketemu di restoran ini, ya," mulai Lily. Ia ingin ikut memberikan ide. "Soalnya gak sedikit juga yang mau kenalan atau minta nomor saya selama saya kerja. Gak bermaksud sombong loh, ya."
"Jadi kamu gak ngasih mereka kesempatan atau bagaimana?"
Lily berdecak sebelum akhirnya menjawab, "Saya minder duluan. Dari baju sama sepatunya aja, saya tau mereka orang kaya. Saya pikir, mereka mungkin cuma iseng aja, atau cuma mau main-main."
"Saya gak iseng atau cuma mau main-main."
"Iya, lo kan putus asa!" Sindir Lily.
Lantas Pra hanya bisa berdehem merasa tersindir.
"Tapi, saya masih punya pertanyaan lagi."
"Apa?"
"Anda kan harus menikah tahun ini, terus akhirnya dan fix jadi pewaris. Abis itu apa? Kita cerai?"
"Terserah mau kamu bagaimana."
"Hah? Gimana maksudnya?"
"Kalau kamu masih mau jadi istri saya, kita lanjutkan. Kalau kamu mau bercerai, saya akan memberikan kamu kompensasi dan tanda terima kasih."
Lily menganga karena rencana untuk akhir cerita dari skenario dadakan ini terdengar sangat sederhana. Lily jadi terheran-heran dengan isi pikiran Pra.
"Tunggu dulu!" Biar Lily pikirkan dulu bagaimana cara bertanya dengan kata-kata yang baik. "Jadi maksudnya, lo memang gak peduli sama pernikahan?"
"Saya belum mau menikah."
"Oke," masih banyak pertanyaan Lily. "Terus pas gue jadi istri lo, dan tiba-tiba ada perempuan yang mau lo nikahin, gue gimana?"
![](https://img.wattpad.com/cover/346750431-288-k952920.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly Became Cinderella
RomansaNew Story!!! ©2024 *** Hidupnya berubah seperti kisah Cinderella hanya dalam semalam. Semuanya berawal dari pesta yang ia datangi bersama sahabatnya. Di situlah awal dari semua keajaiban terjadi, dimana ketika seorang pria yang tak dikenal menanyaka...