Delapan

7K 520 8
                                    

Setelah kejadian tersebut, maka waktu seolah berjalan dengan cepat bagi Hana. Terlepas bagaimana cara Bhumi menjebaknya, ia bahkan tidak memiliki kesempatan mencari tahu hal itu. Karena keadaan seolah berubah menjadi dibawah kendali Bhumi. Keesokan harinya seluruh keluarga besar pun berkumpul di rumah paman Hana, di Tanggerang. Membahas kelanjutan dari statement Bhumi yang mengatakan 'akan bertanggung jawab atas segala yang terjadi'. Dari mulai acara lamaran, mahar dan dimana kelak pesta pernikahan akan dilangsungkan.


Satu-satunya hal yang membuat dirinya lebih hancur adalah kenyataan bahwa Ibunya sendiri meragukan dirinya. Demi menghindari fitnah yang lebih jauh dan dosa yang mungkin akan diperbuat oleh anaknya. Keluarga besar Hana menyetujui sikap gentle Bhumi yang berkata akan menikahi Hana secepat mungkin. Ditakutkan bahwa mereka tidak dapat membendung hasrat cinta mereka kembali.


Hana begitu jijik dengan cara Bhumi menjebaknya. Pria itu tidak hanya menghancurkan nama baik Hana. Tapi juga menghancurkan mimpi Hana bersama Mas Imam. Bagaimana kalau pria itu mendengar fitnah ini? Hana begitu sedih membayangkan Imam akan memandang rendah dirinya kelak.


Ayah Hana sudah lama tiada, dan hanya tersisa sang Bunda saja didekatnya saat ini. Hana adalah anak kedua. Kakak lelakinya sedang bekerja di Jepang sembari menyelesaikan studi beasiswa yang ia dapatkan bersama Imam sahabatnya sejak kecil. Hal yang selalu membuat Hana iri.


Hana tidak ingin pesta yang megah. Cukup keluarga dan kerabat dekat saja. Hal yang ternyata tidak disetujui oleh Bhumi. Mereka menikah di salah satu Hotel dekat daerah Dago. Semua diserahkan kepada pihak Wedding Organizer karena Hana sendiri tidak mau pusing dengan keruwetan pernikahan. Tidak dipungkiri ada rasa senang dan haru yang dirasakan oleh Ibunya ketika melihat anak perempuan satu- satunya akhirnya menikah. Kini ia bisa tenang membiarkan Hana di Jakarta jauh dari jangkauannya.


"Baru juga kita ketemu bahas soal bagaimana lo cari bukti kalau Bhumi memang mengancam lo. Tahu-tahunya malah Lo yang masuk ke dalam jebakan itu serigala ganteng." Ejek Erika, di salah satu kamar hotel tempat Hana akan melangsungkan pernikahan. Erika terpilih sebagai salah satu bridesmaidnya bersama sepupunya wulan. Meski sudah diwanti-wanti sejak awal bahwa kebaya modern yang diberikan Hana kepadanya tidak boleh di ubah-ubah, namun Erika tetap merombaknya menjadi sedikit lebih terbuka di area dada. Sehingga jenjang leher hingga bagian atas dadanya terekspos sempurna.


"Itu dada bisa nggak sih ditutupin pakai apa gitu. Scarf atau selendang kek!" protes Hana.


Erika mengibaskan tangannya ke udara, "Sudahlah mendingan lo sekarang fokus sama diri Lo Na. Itu serigala ganteng gagal masuk bui, malah masuk ke dalam kamar lo nanti malam dengan label 'Halal'." Goda sahabatnya.

Wajah Hana tertekuk. Wulan menepuk bahunya pelan, "Tapi gue percaya kok sama lo Na. Seorang Raihana tidak akan mungkin sembarangan masukin pria ke dalam kamarnya."

Hana tersenyum tipis. Ia terharu mendengar tutur kata dari Wulan, sekaligus sedih karena wanita yang melahirkan nya malah justru lebih percaya kata-kata Bhumi dibandingkan dirinya.

Semua sahabat dekatnya datang termasuk Sheira dan Aditya. Bhumi membuang pandangannya dan menolak berjabat tangan dengan Sheira maupun suaminya. Hana yang jarang sekali memakai make up tebal tampak cantik dan elegan dengan busana adat sunda. Ia mengenakan Siger di atas kepalanya. Bibirnya yang kecil mungil berwarna merah. Pipinya yang padat berisi terlihat merona karena perona pipi.

Bhumi Untuk HanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang